Ibnu Hajar alasqalani berkata
lagi :
وَفِي الْقَوْمِ رَجُلٌ جَالِسٌ
أَحْمَرُ أَي الَّلوْنِ وَفيِ رِوَايَةِ حَمَّادٍ بْنِ زَيْدٍ رَجُلٌ مِنْ بَنِي
تَيْمِ الله أَحْمَرَ كَأَنَّهُ مِنَ الْمَوَالِي أَي الْعَجْمِ وَهَذَا الرَّجُلُ
هُوَ زَهْدَمُ الرَّاوِي أَبْهَمَ نَفْسَهُ
Di situ terdapat lelaki duduk berkulit merah. Menurut riwayat Hammad
bin zaid lelaki dari Taimullah yang
merah seolah dari orang non arab. Dia
adalah Zahdam – perawi yang menyembunyikan namanya . [1]
عن زَهْدَمٍ
قالَ: رأيتُ أَبَا مُوْسَى رَضِيَ الله عَنْهُ يَأْكُلُ الدَّجَاجَ، فَدَعَانِـي
فقلتُ: إِنِّـي رأيتُهُ يَأْكُلُ نَتَناً، ققالَ: ادْنُهْ فَكُلْ، فَإِنِّـي رأيتُ
النبـيَّ يَأْكُلُهُ
Dari Zahdam berkata: Aku melihat Abu Musa ra makan Ayam, lalu memanggil
aku .
Aku berkata: Aku melihatnya makan bangkai ".
Abu Musa berkata: Mendekatlah, lalu makanlah. Sesungguhnya aku melihat
Nabi SAW memakannya. [2]
Imam Nasai membikin bab :
بَاب
إِبَاحَةِ أَكْلِ لُحُومِ الدَّجَاجِ *
Bab boleh makan Ayam [3]
Aku berkata : Hadis
yang di cantumkan di bawahnya juga hadis zahdam
yang sudah kita bicarakan dalam diktat kajian Ayam
Ibnu Hibban membikin bab :
ذِكْرُ
الْإِبَاحَةِ لِلْمَرْءِ أَكْلَ لحُوُمْ ِالدَّجَاجِ ضِدُّ قَوْلِ َمَنْ زَعَمَ أَنَّ ذَلِكَ مِنَ
الْإِسْرَافِ
Bab :
Boleh makan daging Ayam sebagai protes orang yang menyatakan hal itu termasuk
israf [4]
Aku berkata : “ Tiada dalil yang di
ketengahkan oleh Ibnu Hibban kecuali hadis Zahdam dari Abu Musa yang isinya
bertentangan dengan hadis Buraidah dari
Abu Musa .Mengapa tiada sahabat yang menyatakan bahwa Rasulullah
saw, atau sahabat – sahabatnya
makan daging Ayam ? Mengapa istri –
istri Rasulullah saw,
juga tidak meriwayatkannya, bahkan
tidak tahu Rasulullah SAW makan
ayam?
Jadi Zahdam
bukan lainnya penyebar kisah Ayam dimakan oleh Rasulullah
saw, adalah non arab .
Dimasa sahabat banyak Ayam dan telor mengapa tiada sahabat
yang memakannya ?. Mestinya enak di santap, lezat sekali sebagaimana apa yang di lakukan orang sekarang Bukan
orang dulu yang menjadikannya sebagai hewan yang dipandang belaka. Ini suatu
hal yang perlu di cermati, jangan diabaikan. Dan ia memberikan isarat bahwa Ayam dan telor saat itu bukan
konsumsi manusia. Hadis Zahdam itu
bertentangan dengan hadis yang melarang Ayam riwayat Ibnu Abbas yang sahih dan
hadis larangan makan daging hewan yang makanannya kotor seperti Ayam , bébék angsa dll. Jadi
hadis Zahdam itu meragukan karena seluruh kitab yang mencantumkannya hanya
melalui jalur Zahdam tiada perawi lainnya. Dan mengapa tiada sahabat yang memakan
Ayam , bébék atau burung.
Mau
nanya hubungi kami:
088803080803.( Smartfren) 081935056529 ( XL )
088803080803.( Smartfren) 081935056529 ( XL )
Dengarkan pengajian - pengajianku
Alamat
rumah: Tambak sumur 36 RT 1 RW1 Waru Sidoarjo. Jatim.
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan