Rabu, Juni 04, 2014

Memilih Jokowi? Pendukungnya Saja Ragu…



Oleh : Berric Dondarrion

Dalam artikel kali ini saya tidak mau banyak menulis atau berpendapat mengenai Jokowi karena saya mau menyusun pendapat dari orang-orang yang berada di belakang Jokowi tentang sosok capres tersebut, semacam kesan-kesan para pendukung Jokowi deh, selanjutnya silakan sidang pembaca menilai dan memutuskan. Adapun pandangan mereka yang mengenal dan mendukung Jokowi adalah sebagai berikut:

Jusuf Kalla (Calon Wakil Presiden Joko Widodo):

“Kalau dia muda, tapi syaratnya punya pengalaman. Jangan karena dia muda, harus punya track record. Jangan tiba-tiba karena terkenal di Jakarta dicalonkan presiden. Bisa hancur, bisa bermasalah negeri ini. Kalau sukses di DKI, ya silakan (maju sebagai capres).“

http://nasional.inilah.com/read/detail/2103813/hancur-kita-kalau-jokowi-jadi-capres#.U49NF_l5O_s

Megawati Soekarnoputri (Ketua Umum PDIP, partai pengusung Jokowi):

“Pak Jokowi sampeyan tak jadikan capres, tapi Anda adalah petugas partai yang harus menjalankan tugas partai.“

http://news.detik.com/pemilu2014/read/2014/05/14/152245/2582611/1562/megawati-jokowi-adalah-petugas-partai?992204topnews

FX Hadi Rudyatmo (Walikota Solo, mantan Wakil Walikota Solo era Jokowi):

“Saya secara pribadi, kalau bisa Pak Jokowi mundur dulu dari jabatannya sebagai gubernur. Agar konsentrasinya tidak terpecah antara mengatasi masalah Jakarta dan pencapresannya. Kalau mundur, beliau bisa lebih fokus ke pencapresan.“

http://www.tribunnews.com/regional/2014/05/14/wali-kota-surakarta-sarankan-jokowi-mundur-sebagai-gubernur

Hasyim Muzadi (mantan Ketua Umum NU):

“Sampean kalau mimpin Indonesia akan dibawa ke mana dan diapain negara ini.“

http://www.republika.co.id/berita/pemilu/berita-pemilu/14/03/15/n2gub2-ulama-mau-dibawa-ke-mana-negara-ini-jika-dipimpin-jokowi

Guruh Soekarnoputra (adik Megawati Soekarnoputri, kader PDIP):

“Secara pribadi dan saya sebagai rakyat Indonesia saya tidak setuju dengan Jokowi. Saya beranggapan, Jokowi masih kurang mumpuni. Menurut saya, Pak Jokowi itu lebih tepat jika menjadi capres pada 2019. Itu pun berdasarkan kemajuan beliau nanti.“

http://www.tribunnews.com/regional/2014/03/18/guruh-soekarnoputra-tak-setuju-jokowi-capres

Anies Baswedan (Juru Bicara Tim Pemenangan Jokowi-JK):

“Saya gak mau pencitraan dengan blusukan. Bukan cuma mendengarkan tapi mengajak berubah. Blusukan itu hanya nonton masyarakat. Hanya hadir lalu kesannya sudah melakukan. Bukan blusukan, saya akan datang untuk mendengar, ngobrol, dan diskusi. Saya ingin meniru Bung Karno saat berkeliling ke titik-titik Indonesia. Beliau pidato di masyarakat di banyak titik, bukan membuat kesan dekat dengan rakyat.“

http://www.merdeka.com/politik/anies-baswedan-sebut-blusukan-jokowi-cuma-pencitraan.html

Rachmawati Soekarnoputri (Politisi Partai NasDem, partai pendukung Jokowi, adik Megawati Soekarnoputri):

“Jokowi memang populer, tetapi untuk menilainya, apakah beliau akan membawa pikiran-pikiran besar yang bisa membawa kemajuan bangsa ke depan. Tidak gampang memimpin negara, tidak bisa disamakan dengan memimpin Jakarta. Karena kompleksitas dalam memimpin negara sangat besar sekali.“

http://news.okezone.com/read/2013/06/06/339/818381/jokowi-belum-layak-jadi-calon-presiden

Surya Paloh (Ketua Umum Partai NasDem, Partai Pendukung Jokowi):

“Pemerintah [Pemprov DKI] sekarang belum mampu menjawab itu kapan selesai. Kapan masalah lalu lintas selesai supaya kita bisa menikmati lalu lintas nyaman di Ibu kota. Masyarakat menghirup udara kotor. Itu berbahaya. Tidak ada yang mengingatkan itu. Kita menghirup udara kotor di Ibu Kota ini.“

http://nasional.inilah.com/read/detail/2104195/para-pengkritik-jokowi-dulu-benci-kini-rindu/12325/surya-paloh#.U49Tavl5O_s

Muhaimin Iskandar (Ketua Umum PKB, partai pendukung Jokowi):

“[Jokowi] terlalu sering masuk TVnya daripada yang bisa kita ukur kinerjanya.“

http://nasional.kompas.com/read/2013/01/23/14264121/Sering.Masuk.TV..Cak.Imin.Kritik.Jokowi

Sutiyoso (Ketua Umum PKPI, partai pendukung Jokowi):

“Keadaan rakyatnya seperti apa kan sudah tahu. Jadi tak perlu lah action-action (blusukan) seperti itu.Menurut saya itu sudah cukup (blusukan). Apa yang dicari masalahnya di Jakarta sudah diketahui.”

http://berita.plasa.msn.com/nasional/bang-yos-capek-saya-kritik-jokowi-saya-diserang-habis-habisan

Fadjroel Rahman (Pendukung Jokowi non Partai):

“Sikap ini bisa saja membuat rakyat bertanya-tanya, katanya Jokowi mau melayani publik? Kok malah ke Blitar? Malah ke makam Bung Karno? Itu kan urusan partai. Itu mesti diprotes oleh masyarakat Jakarta. Jangan ada yang manfaatkan hari-hari kedinasan untuk urusan partai. Masyarakat Jakarta yang harus mengingatkan dia, memprotes dia.  Sikap Jokowi yang mementingkan urusan partai itu membuat sosoknya tidak lagi istimewa dan tidak berbeda dari pejabat-pejabat publik lainnya. Pasalnya, pejabat publik lain juga banyak yang lebih mementingkan urusan partai dibandingkan menjalankan tugasnya.“

http://nasional.kompas.com/read/2014/03/13/1535306/.Katanya.Jokowi.Mau.Melayani.Publik.Kok.Malah.ke.Blitar.

Faisal Basri (pendukung Jokowi non Partai):

“Saya sudah duga pasti [CSR] akan bermasalah. Namanya gubernur kan orang politik, nanti kan takutnya dibawa untuk kepentingan pemilu, kepentingan politik, kepentingan partai, gimana. Pemda boleh saja memberi peta, mana yang belum dicover oleh APBD, misalnya APBD hanya sanggup taman a, b c dikelola pemda, sisanya bisanya CSR. Sisanya ditawarkan ke CSR bisa banget.“

http://www.merdeka.com/jakarta/faisal-basri-kelola-dana-csr-ahok-salahgunakan-kekuasaan.html

Effendi Simbolon (Anggota DPR-RI 2009-2014 dari Fraksi PDIP):

“Jokowi adalah pragmatis bukan politisi, kapan dia berpolitik. Dia itu seperti SBY juga yang hanya kepentingannya saja. Dia enggak pernah memimpin politik. Itu kan membuat kearifan muncul menghadapi godaan, cobaan dalam dunia politik.“

http://m.beritajatim.com/politik_pemerintahan/179950/Politisi_PDIP_Kritik_Jokowi.html#.U49dWvl5O_s

Nanik S. Deyang (mantan Tim Sukses Jokowi-Ahok):

“MARI KITA SEMUA BERFIKIR CERDAS. Jokowi menjamin akan menyelesaikan Lapindo . Dari mana duitnya? Dari APBN ! Kalau begitu apa hebatnya dia dari SBY atau dari Ical sebagai pemilik proyek.

Selama ini duit ganti rugi berasal dari Ical (sudah Rp 9 Triliun) dan dari APBN. Dari APBN dikeluarkan secara bertahap kalau tidak salah sudah 8 Triliun, tapi totalnya nanti akan 22 T , dan ini sudah keputusan yg disahkan DPR.



Pertanyaannya, dimana letak kehebatan Jokowi terhadap kasus lumpur Lapindo? Apakah dengan mengatakan akan mempercepat itu dia menjadi hebat? Bukankah itu memang sudah menjadi jadwal pemerintahan SBY?



Marilah kita berfikir cerdas dan realistis, tidak ada istimewa dari apa yg diucapkan Jokowi , kecuali sebagai hiburan sesaat untuk raktyat korban Lapindo.



Salah satu yg hebat mungkin karena dia datang kemarin di tempat Lumpur Lapindo…eh tapi kan SBY juga sering datang ke tempat itu. Jadi berhentilah bicara dengan janji-janji hiroik “saya jamin”….dulu waktu kampanye di DKI Anda juga sering bicara “saya jamin”, mana jaminan itu? Lihatlah apakah warga Lemah Abang (Tanah Merah) -Priuk yg jumlahnya hampi 1000 KK itu hingga hari ini pegang KTP? Dulu anda bilang juga “saya jamin”….kasihan lho mereka 20 tahun lebih di Jakarta, suaranya hanya diambil saat Pilgub atau Pilpres, tapi mereka tidak diberi identitas, sehingga anak-anak mereka tdk punya KTP, dan anak-anaknya tdk punya identitas (akte kelahiran, Ktp dll), akibatnya mereka tetap jadi pengangguran , paling banter ngamen dan jadi preman, karena mau kerja tdk punya identitas, mau sekolah juga tdk punya identitas .



Saya sih gak yang muluk2…yg sepele aja….kalau memang alasannya yg mereka tempati merupakan tanah negara, sudahlah kasih aja..kan sudah 20 tahun mereka tinggal seperti tikus di situ…masak Anda gak kasihan…..dulu juga waktu ke sana anda bilang , bukan hanya KTP yg mau dikasih , tapi akan dibangun rumah susun di situ….Oh ya untung ada Aryo (ponakan Prabowo), dia sempat membantu anak-anak di situ sebagian punya identitas dengan menembak atau membeli ke aparat Anda.“

Akun Facebook: https://www.facebook.com/naniks.deyang

Ridwan Saidi (budayawan Betawi, mantan pendukung Jokowi-Ahok):

“Kepemimpinan Jokowi-Ahok membinasakan orang miskin, bukan membinasakan kemiskinan. Para pedagang kecil dipaksa pindah ke tempat sepi. Mereka terancam mati matapencariannya. Kawasan JIEP mulai dikosongkan untuk dibangun apartemen demi kepentingan konglomerat. Kasus sengketa lahan di Taman BMW juga mementingkan pengembang.“

http://bulansabit-kembar.blogspot.com/2013/12/kebijakan-jokowi-membinasakan-orang.html

Prijanto (Wakil Gubernur DKI Jakarta 2007 - 2012, mantan pendukung Jokowi-Ahok):

“Jokowi memimpin DKI Jakarta seperti tanpa arah dan tujuan. Prijanto mengaku pernah menyampaikan kepada Jokowi ihwal pentingnya Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah di masa awal-awal kepemimpinan Jokowi sebagai gubernur, tapi dijawabnya tidak penting. Kala kepala dinas memaparkan sesuatu, Jokowi tidak pernah memberikan keputusan, petunjuk, atau arahan kerja, tetapi malah ingin cepat-cepat keluar. Banyak staf atau karyawan Jokowi yang menyampaikan ke saya. Mereka heran, ini gubernur aneh. Di luar banyak dipuji karena dianggap dekat dengan rakyat tapi dengan bawahan sendiri tidak dekat.“

http://metro.news.viva.co.id/news/read/507670-mantan-wagub-dki-kritik-kepemimpinan-gubernur-joko-widodo

Basuki Tjahaja Purnama/Ahok (Wakil Gubernur DKI Jakarta 2012 - 2017):

“Hampir setahun ini saya belum pernah dan nggak bisa pulang. Kerjaan menumpuk banyak. Belum lagi Pak Gubernur sering cuti, Sabtu-Minggu saya kerja juga menggantikan beliau. Saya mau janjian nonton sama anak dan pulang ke Belitung nggak jadi-jadi.“

http://news.detik.com/read/2013/09/16/144627/2359944/10/2/ahok-mengeluh-jokowi-sering-cuti

Demikian beberapa kesan dan pesan dari para pendukung Jokowi tentang kinerja dan sifat Jokowi yang sebenarnya. Beberapa dari kita hanya mengenal Jokowi dari segi pencitraannya saja, namun para pendukungnya mengenal Jokowi dari dekat sehingga mereka tahu dengan jelas siapa Jokowi ketika berhadapan dengan dia sebagai manusia dan bukan sebagai manusia setengah dewa yang terlindungi oleh media massa. Pihak yang bisa dikutip sebenarnya masih cukup banyak namun saya pikir nama-nama di atas sudah lebih dari cukup untuk memberi gambaran pendapat jujur dari para pendukung Jokowi ketika kepentingan mereka pribadi tidak mewajibkan mereka memberikan puji-pujian kepada Jokowi.

Saya memohon kepada yang berjodoh membaca tulisan ini, pikirkan-lah masak-masak untuk memilih Jokowi pada pilpres mendatang sebab bila dia menjadi presiden maka akan hancur dan luluh lantak negeri ini. Bila anda tidak menyukai Prabowo maka jangan memilih Prabowo tapi juga jangan memilih Jokowi, sebab dengan anda memilih dia sama saja anda memberi persetujuan untuk penghancuran Negara Kesatuan Republik Indonesia yang kita cintai ini. Lihatlah di atas, semua pendukung penting Jokowi meragukan kemampuan Jokowi mengurus Jakarta, apalagi Jokowi disuruh mengurus Indonesia? Catat, satu-satunya alasan mereka mendukung Jokowi adalah karena popularitas Jokowi hasil pencitraan selama dua tahun lebih, dan mereka berharap bila Jokowi menjadi presiden (terlepas mereka yakin bahwa Jokowi tidak mempunyai kapasitas dan kapabilitas untuk menjalankan tugasnya) maka mereka sebagai pendukung Jokowi bisa mendompleng atau menunggangi posisi Jokowi untuk meraih kekuasaan.

Jadilah pemilih yang cerdas dan jangan memilih Jokowi, demi Indonesia, demi keluarga anda, demi anda sendiri.
Artikel Terkait

2 komentar:

  1. makanya jangan percaya dengan eforionya, lihat tampangnya saja sudah kelihatan kalau jkw itu pendusta lawong kromologisnya serta silsilahnya saja dipalsukan apa itu namanya bukan pendusta. orang yang memilihnya adalah orang goblok,orang berfikiran kerdil

    BalasHapus
  2. Betul Bung Kita jadi rakyat harus cerdas dan bisa berfikir dengan Logis, jangan terpengaruh dengan pencitraan, pilihlah Calon Presiden yang memiliki komitmen dengan visi misi yang jelas. Indonesia butuh Pemimpin seperti Bung Karno yang berani mengambil keputusan dengan Tegas dan Anti Asing, yang mau Berdikari/mandiri untuk mengolah Sumber daya alam ini untuk kemakmuran rakyat, bukan sebaliknya diserahkan ke asing.

    BalasHapus

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan