By Asqi Resnawan on 1:19 AM
Oleh: Hazmi Srondol
*Kompasianer
Entah berapa kali saya menerima pesan BBM broadcast dengan pertanyaan "apa prestasi Prabowo?". Pertanyaan yang juga saya terima dari salah satu rekan sejawat di kantor tempat saya berkerja. Pertanyaannya malah semakin dipertajam dengan kata-kata 'selain mantu Soeharto'.
Duh, rasanya tidak mungkin saya membahas soal prestasi selama karir militernya yang selalu juara setiap pelatihan, perang atau dan lain sebagainya. Namanya juga prajurit, setiap tugas--semuanya memang sudah harus diselesaikan dengan baik dan sempurnya. Tidak terlalu penting dicatat dalam sejarah.
Dan rasanya agak tidak lazim saja dibandingkan dengan Jokowi yang sudah pernah menjabat sebagai walikota dan gubernur. Dibandingkan dengan bu Risma pun sepertinya juga tidak mungkin. Keduanya sudah punya wewenang sebagai pejabat untuk menyelesaikan masalah di wilayahnya.
Tapi baik, walau saya sedikit khawatir tulisan ini membuka rahasia negara, tapi saya rasa masyarakat Indonesia perlu tahu apa prestasi Prabowo yang besar bagi negara ini walau saat itu tanpa menjabat posisi apa pun di pemerintahan. Tanpa punya wewenang apa pun!
Dan salah satu contoh kecil adalah membebaskan Wilfirida. Dengan kedekatannya dengan Mahatir Muhammad, Anwar Ibrahim dan PM Malaysia sekarang, Prabowo mampu mendesak agar Wilfirida dibebaskan. Bahkan saya kagum cara berfikir strategisnya yang lebih baik mencari pengacara terbaik negara tersebut untuk membebaskan Wilfrida daripada membayar mahal menyogok milyaran untuk membebaskan BMI tersebut.
Kalau akhirnya ada yang koar-koar merasa lebih pahlawan dan melarang di politisasi, ya monggo. Ambil saja prestasinya. Orak pathek'en saya rasa untuk sekelas Prabowo. Yang penting, dengan kedua tangannya sudah ada pahala berbuat baik kepada sesama mahluk Allah. Tak perduli seagama atau bukan.
Nah,
Bagi saya pribadi, salah satu prestasi terbesar dari Prabowo adalah membeli pabrik kertas KIANI di Kalimantan Timur.
Mungkin sekilas banyak yang nyinyir, gituan kok dianggap prestasi. Di demo pula ama karyawannya gegara (katanya) belum bayar gajinya. Hadeh!
Padahal, kalau kita mau sedikit cermat, masalah tidak produksinya PT Kiani yang membuat karyawannya dihentikan sementara karena ya gegara selama ini sebelum dibeli Prabowo mereka memakai kayu 'spanyol' alias separo nyolong.
Dan di era Prabowo dilarang, mereka diminta menunggu sampai pohon yang mereka tanam sendiri di lahan konversi mereka sendiri tumbuh dan siap panen. Itu pun tanpa pemecatan atau di ganti outsourcing. Hanya tidak diminta masuk kerja tapi tetap digaji. Hal ini pun saya rasa masih masalah ecek-ecek untuk diangkat dalam tulisan.
Karena menurut saya, yang lebih penting untuk diketahui di sana adalah adanya dua buah bangunan yang sangat menarik perhatikan. Coba saudara-saudara cek di wikimapia atau google maps lokasi PT KERTAS NUSANTARA di daerah Mangkajang, Kaltim.
Saya rasa, yang paham soal pertahanan negara atau sewaktu SD sedikit perhatian dengan pelajaran wawasan nusantara saat penataran P4 akan terkejut.
Bayangkan, disebuah pabrik kayu nun jauh di utara Kalimantan. Di sebuah tempat yang dikelilingi oleh hutan belantara terdapat landasan pacu dan pelabuhan laut (dermaga) kapal peti kemas...!
Setelah saya cek di google, ternyata bandara ini bernama "Lungsuran Naga Airport". Bandara dengan panjang 1700 meter dan terbuat dari beton, spesifikasi yang memungkinkan pesawat sekelas Boeing 737 dan Hercules mendarat disini. Bandara ini pun sebenarnya pernah diminta oleh pemprov di sana untuk dijadikan bandara komersial dan ditolak oleh Prabowo.
Paham maksudnya?
Ya artinya, daripada PT KIANI dibeli JP Morgan Amerika atau Singapore, lebih baik Prabowo ambil alih dengan segala kekuatan finansialnya tahun 2004. Lha kan gawat jika bandara dan dermaga di Kiani ini dijadikan Pangkalan militer oleh bangsa asing dan tetangga. Karena mungkin memang desaignnya untuk pangkalan rahasia di zaman pak Harto.
Lha makin terjebak kita di kepung oleh Amerika. Lha wong dari kejadian tragedi pesawat MAS MH370 pun baru terkuak ada bandara pulau kecil sebelah barat Indonesia bernama DIEGO GARCIA. Pulau yang penduduknya hanya berisi tentara AS dan Inggris.
Nah, jadi paham kenapa dulu Prabowo pernah menjawab pertanyaanku dengan jawaban "demi kedaulatan negara" saat kutanya soal pembelian pabrik kertas ini. Yang awalnya kukira hanya sekedar faktor ekonomis belaka.
Jadi, sekali kembali ke pertanyaan lewat BBM broadcast tersebut, silahkan bandingkan prestasi calon lain yg sudah mempunyai 'kewenangan' dengan Prabowo yang belum diberi wewenang.
Lha wong belum diberi 'kewenangan' saja sudah berprestasi lewat kemampuan negosiasi ekonomi dan insting militernya. Lha gimana nanti beliau sudah diberi mandat dan wewenang sebagai Presiden RI?
Sekian dan tetap MERDEKA!
Artikel Terkait
betul mas kita harus perhatikan kedaulatan NKRI, saya rasa kita harus bverhati hati dengan kepungan pangkala militer AS yang sudah mencapai lebih dari 10 titik. saya rasa pak Prabowo sudah merespon secara detail mengenai hal ini
BalasHapus