irfanmuhluster mengatakan dalam bab bermadzhab .. (http://mantankyainu.blogspot.com/2011/04/bermadzhab.html#ixzz1UygxBYj7 )
Sulam al- Wushul.
Nabi Saw. Bersabda: “ Ikutilah mayoritas (umat islam)”. Dan ketika mazhab- mazhab benar telah tiada, dengan wafatnya para imamnya, kecuali empat mazhab yang pengikutnya tersebar luas, maka mengikutinya berarti mengikuti mayoritas, dan keluar dari empat mazhab tersebut berarti keluar dari mayoritas. ( Muhammad Bahith al- Muthi’I, Sullam al-Wushul Syarah Nihayah al-Sul, Mesir Bahrul Ulum, Jilid III, h.921)
apakah hadist diatas palsu?“ Ikutilah mayoritas (umat islam)”. Dan ketika mazhab- mazhab benar telah tiada, dengan wafatnya para imamnya, kecuali empat mazhab yang pengikutnya tersebar luas, maka mengikutinya berarti mengikuti mayoritas, dan keluar dari empat mazhab tersebut berarti keluar dari mayoritas. ( Muhammad Bahith al- Muthi’I, Sullam al-Wushul Syarah Nihayah al-Sul, Mesir Bahrul Ulum, Jilid III, h.921)
apakah hadist diatas palsu?
Nabi Saw. Bersabda: “ Ikutilah mayoritas (umat islam)”. Dan ketika mazhab- mazhab benar telah tiada, dengan wafatnya para imamnya, kecuali empat mazhab yang pengikutnya tersebar luas, maka mengikutinya berarti mengikuti mayoritas, dan keluar dari empat mazhab tersebut berarti keluar dari mayoritas. ( Muhammad Bahith al- Muthi’I, Sullam al-Wushul Syarah Nihayah al-Sul, Mesir Bahrul Ulum, Jilid III, h.921)
apakah hadist diatas palsu?“ Ikutilah mayoritas (umat islam)”. Dan ketika mazhab- mazhab benar telah tiada, dengan wafatnya para imamnya, kecuali empat mazhab yang pengikutnya tersebar luas, maka mengikutinya berarti mengikuti mayoritas, dan keluar dari empat mazhab tersebut berarti keluar dari mayoritas. ( Muhammad Bahith al- Muthi’I, Sullam al-Wushul Syarah Nihayah al-Sul, Mesir Bahrul Ulum, Jilid III, h.921)
apakah hadist diatas palsu?
Komentarku ( Mahrus ali )
اِتَّبِعُوا السَّوَادَ اْلأَعْظَمَ فَإِنَّهُ مَنْ شَذَّ شَذَّ فِي النَّارِ " . رَوَاهُ ابْنُ مَاجَه مِنْ حَدِيْثِ أَنَسٍ
Ikutilah sawadul a`dhom ya`ni kebanyakan orang . sesungguhnya barang siapa yang terpencil , maka terpencil dalam neraka . HR Ibnu Majah dari hadis Anas , lemah kata al albani . [1] lemah
Ia bertentangan dengan hadis :
بَدَأَ الْإِسْلاَمُ غَرِيبًا وَسَيَعُودُ كَمَا بَدَأَ غَرِيبًا فَطُوبَى لِلْغُرَبَاءِ *
Islam mulai dalam keadaan terasing ( terpencil dan jarang pengikutnya ) . Dan akan kembali dalam keadaan terasing. Beruntunglah orang orang yang terpencil . Hadis sahih ,[2]
Ada hadis lagi :
اِفْتَرَقَتْ بَنُو إِسْرَاِئيْلَ عَلَى إِحْدَى وَسَبْعِيْنَ فِرْقَةً أَوْ قَالَ اثْنَتَيْنِ وَسَبْعِيْنَ فِرْقَةً وَتَزِيْدُ هَذِهِ اْلأُمَّةُ فِرْقَةً وَاحِدَةً كُلُّهَا فِي النَّارِ إِلاَّ السَّوَادَ اْلأَعْظَمَ لَهُ رَجُلٌ ياَ أَبَا أُمَامَةَ مِنْ رَأْيِكَ أَوْ سَمِعْتَهُ مِنْ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنِّي إِذًا لَجَرِيئٌ بَلْ سَمِعْتُهُ مِنْ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ غَيْرَ مَرَّةٍ وَلاَ مَرَّتَيْنِ وَلاَ ثَلاَثَةً
Banu Israil berpecah menjadi 71 golongan atau beliau bersabda : 72 golongan . Dan umat ini berpecah lebih darin itu , yaitu tambah satu lagi menjadi 73 golongan . seluruhnya di neraka kecuali golongan mayoritas .
Seorang lelaki berkata : Wahai Abu Umamah , dari pendapatmu ataukah kamu dengar dari Rasulullah .
Dia menjawab : Sesungguhnya aku termasuk orang yang berani , bahkan aku dengar dari beliau dua atau tiga kali bahkan lebih . [3] lemah ,kata al albani
بَاب السَّوَادِ الْأَعْظَمِ ( ابن ماجه)
قُلْ أَطِيعُوا اللهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ فَإِنْ تَوَلَّوْا فَإِنَّمَا عَلَيْهِ مَا حُمِّلَ وَعَلَيْكُمْ مَا حُمِّلْتُمْ وَإِنْ تُطِيعُوهُ تَهْتَدُوا وَمَا عَلَى الرَّسُولِ إِلاَ الْبَلاَغُ الْمُبِينُ(54)
Katakanlah: "Ta`atlah kepada Allah dan ta`atlah kepada rasul; dan jika kamu berpaling maka sesungguhnya kewajiban rasul itu adalah apa yang dibebankan kepadanya, dan kewajiban kamu sekalian adalah semata-mata apa yang dibebankan kepadamu. Dan jika kamu ta`at kepadanya, niscaya kamu mendapat petunjuk. Dan tidak lain kewajiban rasul itu melainkan menyampaikan (amanat Allah) dengan terang."[4]
Nu`man bin Basyir berkata : Rasulullah bersabda:
مَنْ لَمْ يَشْكُرْ الْقَلِيلَ لَمْ يَشْكُرْ الْكَثِيرَ وَمَنْ لَمْ يَشْكُرْ النَّاسَ لَمْ يَشْكُرْ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ وَالتَّحَدُّثُ بِنِعْمَةِ اللهِ شُكْرٌ وَتَرْكُهَا كُفْرٌ وَالْجَمَاعَةُ رَحْمَةٌ وَالْفُرْقَةُ عَذَابٌ
Barang siapa tidak bersukur kepada barang sedikit , tidak akan bersukur barang banyak . Bararang siapa yang tidak bersukur kepada manusia , sama dengan tidak bersukur kepada Allah azza wajal . Berbicara nikmat Allah sama dengan bersukur kepadanya. Mengabaikan nikmat sama dengan kufur kepadanya> Jamaah adalah rahmat dan perpecahan adalah siksaan
فَقَالَ أَبُو أُمَامَةَ الْبَاهِلِيُّ عَلَيْكُمْ بِالسَّوَادِ الْأَعْظَمِ قَالَ فَقَالَ رَجُلٌ مَا السَّوَادُ الْأَعْظَمُ فَنَادَى أَبُو أُمَامَةَ هَذِهِ الْآيَةَ الَّتِي فِي سُورَةِ النُّورِ فَإِنْ تَوَلَّوْا فَإِنَّمَا عَلَيْهِ مَا حُمِّلَ وَعَلَيْكُمْ مَا حُمِّلْتُمْ
Abu Umamah al Bahili berkata : Ikutilah mayoritas ( as sawasul a`dhom ) .
Perawi berkata : Ada seorang lelaki bertanya : Apakah maksud as sawadul a`dhom .
Abu Umamah membacakan ayat ini di surat An nur :
فَإِنْ تَوَلَّوْا فَإِنَّمَا عَلَيْهِ مَا حُمِّلَ وَعَلَيْكُمْ مَا حُمِّلْتُمْ
dan jika kamu berpaling maka sesungguhnya kewajiban rasul itu adalah apa yang dibebankan kepadanya, dan kewajiban kamu sekalian adalah semata-mata apa yang dibebankan kepadamu.
HR Ahmad 27684 dan hanya Imam Ahmad yang meriwayatkannya dari kalangan penyusun kutubut tis`ah . Sanadnya terdapat perawi bernama Abu waki` yang terkadang keliru dalam meriwayatkan hadis .
Ibnu Abi Hatim berkata :
رَوَى عَنْهُ أَبُو وَكِيْعٍ وَلاَ يُتَابَعُ فِي هَذَا
Abu Waki` meriwayatkan hadis tsb dan tiada hadis lain yang mendukungnya, kata
Imam Bukhari . [5]
Dan Abu waki` sendiri kadang keliru dalam meriwayatkan hadis di hawatirkan riwayat ini termasuk kekeliruannya. Jadi hadis tsb belum bisa di buat landasan.
أَنَسُ بْنَ مَالِكٍ يَقُولُ سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّ أُمَّتِي لاَ تَجْتَمِعُ عَلَى ضَلاَلَةٍ فَإِذَا رَأَيْتُمْ اخْتِلاَفًا فَعَلَيْكُمْ بِالسَّوَادِ الْأَعْظَمِ
Anas bin Malik ra berkata : Aku mendengar Rasulullah bersabda : Sesungguhnya umatku tidak akan berkumpul untuk kesesatan . Bila kamu melihat perbedaan pendapat maka ikutilah mayoritas terbanyak jumlahnya.
HR Ibnu Majah , lemah karena ada perawi bernama Abu Kholaf al a`ma perawi yang di tinggalkan oleh ulama , Mu`an bin Rifa`ah yang lemah . Al abbas bin Usman Addimasyqi yang suka berkata benar , tapi juga keliru .
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَدُ اللهِ مَعَ الْجَمَاعَةِ وَهَذَا حَدِيثٌ غَرِيبٌ لاَ نَعْرِفُهُ مِنْ حَدِيثِ ابْنِ عَبَّاسٍ إِلاَّ مِنْ هَذَا الْوَجْهِ
Dari Ibnu Abbas ra berkata : Rasulullah bersabda :Tangan bersama jamaah . ( Allah selalu membela kumlulan atau jamaah kaum muslim ) .
HR Tirmidzi 2166 , Imam Tirmidzi berkata : Hadis nyeleneh dan aku tidak mengetahui kecuali dari jalur periwayatan tsb.
عَنْ ابْنِ عُمَرَ أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ اللهَ لاَ يَجْمَعُ أُمَّتِي أَوْ قَالَ أُمَّةَ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى ضَلاَلَةٍ وَيَدُ اللهِ مَعَ الْجَمَاعَةِ وَمَنْ شَذَّ شَذَّ إِلَى النَّارِ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ غَرِيبٌ مِنْ هَذَا الْوَجْهِ
Dari Ibnu Umar ra ,sesungguhnya Rasulullah bersabda : Sesungguhnya Allah tidak akan mengumpulkan umatku atau beliau bersabda : Umat Muhammad , atas kesesatan . Dan tangan Allah bersamaah jamaah ( kaum muslim ) .
HR Tirmidzi 2168 , lemah karena perawi bernama Sulaiman al madani . Abu Isa - Imam Tirmidzi sendiri menyatakan nyeleneh.
Dan beliau berkata lagi :
سَأَلْتُ مُحَمَّدًا عَنْ هَذَا الْحَدِيْثِ فَقَالَ سُلَيْمَانُ الْمَدَنِي هَذَا مُنْكَرُ الْحَدِيْثِ ،
Saya bertanya kepada Muhammad ( Imam Bukhari ) tentang hadis itu , lalu beliau bilang : Sulaiman al madani ( salah satu perawinya ) adalah mungkar mungkar hadisnya. [6]
As syaukani berkata :
وَبَقِيَ الْهَدْيُ النَّبَوِيُّ الْفِرْقَةُ الَّتِي لاَ تَزَالُ ظَاهِرَةً عَلَى الْحَقِّ ، فَهِيَ الْمُرَادَةُ بِلَفْظِ النَّاسِ فِي الْحَدِيثِ وَهِيَ السَّوَادُ الْأَعْظَمُ وَلَوْ كَانَتْ قَلِيلَةَ الْعَدَدِ
Tinggal tuntunan Nabi yaitu golongan yang selalu exis dalam membela kebenaran . Itulah yang di maksud dalam hadis dengan as sawadul a`zham , sekalipun jumlahnya sedikit. [7]
Komentarku ; Maksud sawadul a`zham adalah golongan terbanyak , maka tidak layak di gunakan untuk minoritas. Mungkin beliau mengikuti ulama yang menyatakan sawadul a`zham tidak boleh terdiri dari ahli bid`ah sekalipun mayoritas . Sebab di kalangan mereka itu penuh dengan kesyirikan ( minta – minta pada orang mati ) , kebid`ahan bukan berdoa langsung kepada Allah dan sunnah . Mereka bila di ikuti -tidak di hindari , akan membikin lebih parah dan tidak mendatangkan kesembuhan mental dan lebih ternoda bukan lebih bersih baik dari segi akidah atau lainnya. Bahkan banyak hadis bukan pendapat ulama atau proffesor atau ajaran ormas yang menyatakan amaliah mereka tertolak di sisi Allah dan di terima di sisi setan – setan manusia dan jin .Mereka lebih ngefan kepada bid`ah dari pada sunnah , lebih kental dengan mayat di kuburan dari pada Allah di langit . .
Sekarang paling penting bagi kita bukan orang kristen , konghucu dan JIL belum menjumpai hadis sahih – bukan pendapat ulama - yang menganjurkan untuk mengikuti bukan menghindari golongan mayoritas kecuali hadis yang lemah.
Karena itu, juga karena lainnya ikutilah ayat :
وَإِنْ تُطِعْ أَكْثَرَ مَنْ فِي اْلأَرْضِ يُضِلُّوكَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ إِنْ يَتَّبِعُونَ إِلاَّ الظَّنَّ وَإِنْ هُمْ إِلاَّ يَخَْرُصُون
Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah).[8]
Dalam ayat lain , Allah menyatakan :
لَقَدْ جِئْنَاكُمْ بِالْحَقِّ وَلَكِنَّ أَكْثَرَكُمْ لِلْحَقِّ كَارِهُونَ
Sesungguhnya Kami benar-benar telah membawa kebenaran kepada kamu tetapi kebanyakan di antara kamu benci pada kebenaran itu.[9]
Mayoritas dan golongan mayoritas adalah benci kebenaran , suka dengan kesalahan dan berada di jalan sesat bukan di jalan lurus – jalan setan bukan jalan para nabi.
Dalam encyplopedi fikih Islam terdapat keterangan sbb:
اِتِّبَاعُ السَّوَادِ اْلأَعْظَمِ:
قَالَ اْلغَزَالِى: مُتَبِعُ السَّوَادِ اْلأعْظَمِ لَيْسَ بِمُقَلِّدٍ بَلْ عَلِمَ بِقَوْلِ الرَّسُوْلِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وُجُوْبَ اتِّبَاعِهِ لِقَوْلِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "عَلَيْكُمْ بِالسَّوَادِ اْلأَعْظَمِ ".
Mengikuti golongan mayoritas atau yang terbanyak.
Al Ghozali berkata : Pengikut golongan mayoritas bukan ber arti taklid , tapi mengetahui Rasulullah bersabda : Ikutilah golongan mayoritas , dan itu adalah wajib di ikuti . [10]
" وَمَنْ سَرَّهُ أَنْ يَسْكُنَ بُحْبُوْحَةَ، الْجَنَّةِ فَلْيَلْزَمِ الْجَمَاعَةِ "، وَ 0" وَالشَّيْطَانُ مَعَ اْلوَاحِدِ وَهُوَ مِنَ اْلاِثْنَيْنِ أَبْعَدُ "، وَذَلِكَ قَبُوْلُ قَوْلٍ بِحُجَّةٍ
Barang siapa yang senang bertempat di tengah surga , maka ikutilah jamaah ( golongan orang banyak atau komunitas kaum muslimin ) dan setan selalu bersama dengan satu orang . Ia lebih jauh dengan dua orang .
Itu adalah menerima pendapat dengan landasan hujjah / dalil . [11]
Komentarku :
وَقَالَ ابْنُ حَزْمٍ الظَّاهِرِى: عَلَيْكُمْ بِالسَّوَادِ اْلأَعْظَمِ، رِوَايَةٌ لاَ تَصِحُّ وَخَبَرٌ لَمْ يُخْرِجْهُ أَحَدٌ مِمَّنْ اشْتَرَطَ الصَّحِيْحَ
Ibnu Hazem azh zhahiri berkata : Hadis ikutilah golongan mayoritas adalah riwayat yang lemah , tiada orang ayng mensaratkan sahih yang meriwayatkannya . [12]
Al albani berkata : HR Tirmidzi 25/2 , Al Hakim 114/1 , Al baihaqi 91/1 dari jalur Muhammad bin Sauqah dari Abdullah bin Dinar dari dia ….
Tirmidzi berkata : Hadis hasan sahih nyeleneh .
Al Hakim berkata : Sahih menurut persaratan syaikhain ( Bukhari dan Muslim )
Imam Dzahbi menyatakan oke .
Al albani juga menyatakan cocok . [13]
Ibnu Abi Hatim berkata :
- وَسَأَلْتُ أَبِي ، وَأَبَا زُرْعَةَ ، عَنْ حَدِيثٍ رَوَاهُ مُحَمَّدُ بْنُ سُوقَةَ ، عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ دِينَارٍ ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ عَنْ عُمَرَ ، أَنَّهُ خَطَبَ بِالْجَابِيَةِ ، فَقَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم مَنْ سَرَّهُ بَحْبُوحَةَ الْجَنَّةِ فَلْيَلْزَمِ الْجَمَاعَةَ ، وَمَنْ سَاءَتْهُ سَيِّئَتُهُ وَسَرَّتْهُ حَسَنَتُهُ فَهُوَ مُؤْمِنٌ الْحَدِيثُ مَا عِلَّتُهُ
فَقَالا هَذَا خَطَأٌ ، رَوَاهُ ابْنُ الْهَادِ ، عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ دِينَارٍ ، عَنِ الزُّهْرِيِّ ، عَنِ السَّائِبِ بْنِ يَزِيدَ ، أَنَّ عُمَرَ أَخَذَ مِنَ الْخَيْلِ الزَّكَاةَ
Saya bertanya kepada ayahku dan Abu Zur`ah tentang hadis riwayat Muhammad bin Suqah dari Abdullah bin Dinar dari Ibnu Umar dari Umar , sesungguhnya dia berhutbah di Jabiyah, lalu berkata : Rasulullah bersabda : Barang siapa yang senang untuk bertempat di tengah surga , maka ikutilah jamaah . Barang siapa yang senang bertempat di tengah surga , maka ikutilah jamaah ( golongan orang banyak atau komunitas kaum muslimin ) .Dan barang siapa yang kejelekannya tidak membikin hatinya sakit dan kebaikannya membikinnya bergembira , maka termasuk mukmin , apakah illatnya ( aibnya ).
Keduanya menjawab: Ini adalah keliru . Ia diriwayatkan oleh Ibnu al hadi dari Abdullah bin Dinar dari Al zuhri dari Al sa`ib bin Yazid , sesungguhnya Umar mengambil zakat kuda ………………….[14]
Komentarku lagi :
Untuk mengikuti jamaah , maksud nya di anjurkan bersatu di kalangan kaum muslimin dan tidak boleh berkelompok – kelompok , ber ormas – ormas atau bermadzhab . Banyak landasannya terutama dari al Quran sbb :
شَرَعَ لَكُمْ مِنَ الدِّينِ مَا وَصَّى بِهِ نُوحًا وَالَّذِي أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ وَمَا وَصَّيْنَا بِهِ إِبْرَاهِيمَ وَمُوسَى وَعِيسَى أَنْ أَقِيمُوا الدِّينَ وَلاَ تَتَفَرَّقُوا فِيهِ كَبُرَ عَلَى الْمُشْرِكِينَ مَا تَدْعُوهُمْ إِلَيْهِ اللهُ يَجْتَبِي إِلَيْهِ مَنْ يَشَاءُ وَيَهْدِي إِلَيْهِ مَنْ يُنِيبُ(13)
Dia telah mensyari`atkan kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya. Amat berat bagi orang-orang musyrik agama yang kamu seru mereka kepadanya. Allah menarik kepada agama itu orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada (agama) -Nya orang yang kembali (kepada-Nya).[15]
Ayat tsb memerintah menegakkan ajaran agama , jangan menguburnya lalu menyemarakkan kebid`ahan dan jangan sampai bercerai berai dengan bermadzhab, ber ormas , berpartai tapi lenyapkan semua nya itu dan bersatulah dalam Islam saja tanpa partai dan golongan .
Di ayat lain , Allah berfirman :
وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللهِ جَمِيعًا وَلاَ تَفَرَّقُوا وَاذْكُرُوا نِعْمَةَ اللهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا وَكُنْتُمْ عَلَى شَفَا حُفْرَةٍ مِنَ النَّارِ فَأَنْقَذَكُمْ مِنْهَا كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللهُ لَكُمْ ءَايَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ
Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan ni`mat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena ni`mat Allah orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu daripadanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk. [16]
Orang yang berpecah belah termasuk mereka yang fanatik kepada madzhab, dan ormas akan mendapat siksaan yang pedih.
وَلاَ تَكُونُوا كَالَّذِينَ تَفَرَّقُوا وَاخْتَلَفُوا مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَهُمُ الْبَيِّنَاتُ وَأُولَئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ
Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka. Mereka itulah orang-orang yang mendapat siksa yang berat, [17]
Karena itu, bila terjadi persengketaan, maka di perintahkan untuk berdamai , Jangan terus bertengkar ,mengikuti ajaran golongannya , tapi ikutilah hadis sahih dan ajaran quran yang murni bukan ajaran Thaghut atau peninggalan Hindu sebagaimana ayat :
وَإِنْ طَائِفَتَانِ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ اقْتَتَلُوا فَأَصْلِحُوا بَيْنَهُمَا فَإِنْ بَغَتْ إِحْدَاهُمَا عَلَى الْأُخْرَى فَقَاتِلُوا الَّتِي تَبْغِي حَتَّى تَفِيءَ إِلَى أَمْرِ اللهِ فَإِنْ فَاءَتْ فَأَصْلِحُوا بَيْنَهُمَا بِالْعَدْلِ وَأَقْسِطُوا إِنَّ اللهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِينَ
Dan jika ada dua golongan dari orang-orang mu'min berperang maka damaikanlah antara keduanya. Jika salah satu dari kedua golongan itu berbuat aniaya terhadap golongan yang lain maka perangilah golongan yang berbuat aniaya itu sehingga golongan itu kembali kepada perintah Allah; jika golongan itu telah kembali (kepada perintah Allah), maka damaikanlah antara keduanya dengan adil dan berlaku adillah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.[18]
Sudah tentu di anjurkan untuk bersatu , dan ia akan membikin kaum musrikin takut , bukan kaum muslimin yang takut kepada musrikin dan mereka selalu berusaha untuk memecah belah kaum muslimin dengan memberikan dana segar kepada tokoh – tokohnya yang sanggup membikin kaum muslimin sangat toleransi dan bersenang - senang dengan lawan dan musuh – musuh Allah dan teman setan.
[1] Misykatul mashobih 381
[2] Muslim/Iman /145. Ibnu Majah /Fitan /3986. Ahmad /Baqi musnad muktsirin/8812.
[3] Dhilalul jannah 28/1
[4] An nur 45
[5] Al jarh watta`dil 403/9
[6] Ilalut tirmidzi 262/2
[7] Nailul authar 500/1
[8] Al an`am 166
[9] Zukhruf 78
[11] Encyplopedi fikih Islam 45/1
[12] Al ihkam fii ushulil ihkam 76/6
[13] Irwa`ul gholil 215/6
[14] Ilal hadis karya Ibnu Abi Hatim 1978/1
[15] Syura 13
[16] Ali Imran 102 .
[17] Ali Imran 105
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan