MOJOKERTO | SURYA - Kecelakaan di Desa Ketapanrame, Trawas, Mojokerto yang menewaskan 10 pemuda Greja Kristen Jawi Wetan (GKJW), Minggu (14/8), diduga kuat akibat truk yang ditumpangi tidak laik jalan. Tim Laboratorium Forensik (labfor) Mabes Polri Cabang Surabaya menemukan indikasi akal-akalan pada truk yang menyebabkan kecelakaan itu.
Kejanggalan itu, rem yang diduga diakali dan uji kir yang kedaluwarsa sejak 27 Juni 2011, ditemukan tim labfor setelah memeriksa bangkai truk Isuzu AG 8076 UD di lokasi kecelakaan, Desa Ketapanrame, Trawas, Senin (15/8). “Rem tidak beres, kampas rem sudah tak layak, demikian pula dengan kampas handrem juga sudah tak layak,” ujar Kompol Ade S Simanjuntak, Ditbin Gakum Ditlantas Polda Jatim usai olah TKP.
Di lokasi itu, tim labfor yang tiba pukul 10.30 WIB, mereka ulang kejadian itu dengan memeriksa kondisi jalan dan truk yang masih terguling itu. Tim memeriksa ketebalan dan tekanan angin ban, kecukupan pelumas rem, kanvas rem. Saat itulah ditemukan bahwa rem truk itu sudah tidak layak.
Penyidik menemukan bahwa sebelum mengangkut para pemuda GKJW, truk itu sempat dibawa ke bengkel. Namun, di bengkel itu si sopir, Ibnu Abas, bukannya mengganti rem yang sudah tidak layak, tetapi minta montir mengakalinya agar bisa digunakan lagi.
Atas temuan ini pula, Ibnu, warga Jl Hayam Wuruk, Desa Gondek RW/RT 01, Kecamatan Mojowarno, Jombang, ditetapkan sebagai tersangka. Ibnu sendiri saat ini masih dirawat di RS Soekandar Mojosari karena luka di kepala yang cukup parah, selain mengalami guncangan jiwa. Dua polisi menjaga ruang perawatannya.
“Kalau dokter bilang sudah bisa dimintai keterangan, maka akan kami BAP,” ujar Kasat Lantas Polres Mojokerto AKP Samirin.
Dirlantas Polda Jatim, Kombes Pol Sam Budigusdian, menambahkan, penyelidikan menemukan, sopir truk malah memindahkan persneling ke gigi lima, sehingga truk melaju lebih kencang. Padahal bila persneling di gigi satu, maka laju truk itu bisa dihambat. “Ini menandakan kalau pengemudi ini panik,” tutur Sam.
Sam mengatakan, bisa jadi jumlahnya tersangka bertambah, termasuk panitia. Penyidik mencari pihak yang bertanggung jawab keputusan menggunakan truk untuk mengangkut orang. “Sebab mereka (panitia) juga bertanggung jawab para peserta ini pergi dan pulang naik truk, bukan bis,” kata Sam.
Dinas Perhubungan dan Lalu Lintas Angkutan Jalan (LLAJ) Jatim yang juga menyelidiki kecelakaan itu menunjuk empat kesalahan sopir truk, yaitu pertama, mengangkut manusia; kedua, penumpang lebih dari 3 orang, yaitu 58 orang; ketiga, pada jalan menurun menggunakan gigi persneling lima; pada jalan menurun dan gigi persneling lima terus menekan rem sehingga kanvasnya terbakar dan blong. ”Hasil sementara, kecelakaan ini dipicu human error, yaitu kesalahan si sopir,” kata Kepala Dinas Perhubungan dan LLAJ Jatim, Wahid Wahyudi.
Sementara itu pelepasan lima dari 10 jenazah korban kecelakaan di Trawas dilakukan di GKJW Mojowarno, Jombang Senin pagi. Kelima korban itu dimakamkan di pemakaman umum di tiga desa berbeda di kecamatan itu.
Lima jenazah itu, masing-masing Nugraha (17), warga Desa Mojojejer, Kecamatan Mojowarno, dimakamkan di TPU Desa Mojojejer. Kemudian Rio (20), Okta (16), dimakamkan di TPU Desa/Kecamatan Mojowarno. Kemudian Cristino Indra Pradika (20), dan Kristina Nugraheni (20), keduanya dimakamkan di TPU Desa Mojowangi, Mojowarno.
Dua korban lagi, Piur (20) dan Wati (20) dimakamkan di TPU Wungurejo, Kecamatan Bareng.
Sebelum dimakamkan, kelima jenazah warga Mojowarno disemayamkan di GKJW Mojowarno dan dilakukan upacara pangreti layung atau tutup peti. Sedangkan dua jenazah warga Wungurejo disemayamkan di GKJW Wungurejo.
Sementara itu, 37 korban lainnya hingga sore kemarin masih menjalani perawatan di RSK Mojowarno. “Mereka rata-rata mengalami luka di bagian kepala,” kata Direktur RSK Mojowarno, dr Edhy Sihrahmat MARS, mendampingi keluarga Ponpes Tebuireng Jombang, yang dipimpin Nyai Hj Farida Salahuddin Wahid, menjenguk para korban.
Sementara itu, pasangan Kusno Rohadi dan Srimulayanah, warga Mojowangi yang kehilangan anaknya, Kristina Nugraheni, mengungkapkan mendapat firasat sebelum anaknya meninggal. Jumat (12/8) malam, ia bermimpi giginya lepas. Esoknya, kedua anaknya, Kristina dan adiknya Dian (17) pergi ke Trawas itu. “Mungkin mimpi gigi lepas itu sebagai pertanda meninggalnya Kristiani,” ujar Sudarsono, paman korban.
Sudarsono, Dian juga menjadi korban dalam kecelakaan maut , namun hanya menderita luka dan dirawat di RSK Mojowarno.
Komentarku ( Mahrus ali )
Mereka yang pergi ke Greja bukan ke masjid untuk melakukan kebaktian alias kesyirikan disana lalu mati tabrakan atau mati di rumah sendiri atau mati di greja menurut mereka adalah masuk ke surga bapak , bukan neraka ibu . Menurut al Quran mereka masuk ke Neraka karena mereka syirik . Lihat ayat nya sbb :
إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ وَالْمُشْرِكِينَ فِي نَارِ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَا أُولَئِكَ هُمْ شَرُّ الْبَرِيَّةِ
Sesungguhnya orang-orang kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahannam; mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk.[1]
إِنَّ اللهَ يُدْخِلُ الَّذِينَ ءَامَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا اْلأَنْهَارُ وَالَّذِينَ كَفَرُوا يَتَمَتَّعُونَ وَيَأْكُلُونَ كَمَا تَأْكُلُ اْلأَنْعَامُ وَالنَّارُ مَثْوًى لَهُمْ
Sesungguhnya Allah memasukkan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Dan orang-orang yang kafir itu bersenang-senang (di dunia) dan mereka makan seperti makannya binatang-binatang. Dan neraka adalah tempat tinggal mereka.[2]
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan