muhammad irfan mengatakan...
Menghadiahkan Fatihah, atau Yaasiin, atau dzikir, Tahlil, atau
shadaqah, atau Qadha puasanya dll, itu semua sampai kepada Mayyit, dg Nash yang Jelas dlm Shahih Muslim
hadits no.1149, bahwa “seorang wanita bersedekah untuk Ibunya yang telah wafat dan diperbolehkan oleh Rasul saw”,
dan adapula riwayat Shahihain Bukhari dan Muslim bahwa
“seorang sahabat menghajikan untuk Ibunya yang telah wafat”, dan Rasulullah SAW pun menghadiahkan Sembelihan
Beliau SAW saat Idul Adha untuk dirinya dan utk ummatnya,
“Wahai Allah terimalah sembelihan ini dari Muhammad
dan keluarga Muhammad dan dr Ummat Muhammad” (Shahih
Muslim hadits no.1967). Dan hal ini (pengiriman amal
untuk mayyit itu sampai kepada mayyit) merupakan Jumhur
(kesepakatan) Ulama seluruh madzhab dan tak ada yang
memungkiri. Kita bisa melihat bagaimana para
Huffadh (Huffadh adalah Jamak dari Al hafidh, yaitu ahli hadits yang telah hafal 100.000 hadits (seratus ribu) hadits berikut sanad dan hukum matannya) dan para Imam imam mengirim hadiah pada Rasul saw :
Berkata Imam A lhafidh Al Muhaddits Ali bin Almuwaffiq
rahimahullah : “aku 60 kali melaksanakan haji dengan
berjalan kaki, dan kuhadiahkan pahala dari itu 30 haji untuk
Rasulullah saw”.
Berkata Al Imam Alhafidh Al Muhaddits Abul Abbas
Muhammad bin Ishaq Atssaqafiy Assiraaj : “aku mengikuti Ali bin Almuwaffiq, aku lakukan 7X haji yang pahalanya untuk Rasulullah saw dan aku menyembelih Qurban 12.000 ekor untuk
Rasulullah saw, dan aku khatamkan 12.000 kali khatam
Alqur’an untuk Rasulullah saw, dan kujadikan seluruh amalku
untuk Rasulullah saw”. murid dari Imam Bukhari rahimahullah, dan ia menyimpan 70 ribu masalah yang dijawab oleh Imam Malik, beliau lahir pada 218 H dan wafat pada 313H
Berkata Al Imam Al Hafidh Abu Ishaq Almuzakkiy, aku mengikuti Abul Abbas dan aku haji pula 7X untuk rasulullah saw, dan aku mengkhatamkan Alqur’an 700 kali khatam untuk Rasulullah saw. (Tarikh Baghdad Juz 12 hal111).Menghadiahkan Fatihah, atau Yaasiin, atau dzikir, Tahlil, atau shadaqah, atau Qadha puasanya dll, itu semua sampai kepada Mayyit, dg Nash
yang Jelas dlm Shahih Muslim hadits no.1149, bahwa “seorang
wanita bersedekah untuk Ibunya yang telah wafat dan diperbolehkan oleh Rasul saw”, dan adapula riwayat Shahihain
Bukhari dan Muslim bahwa “seorang sahabat menghajikan
untuk Ibunya yang telah wafat”, dan Rasulullah SAW pun
menghadiahkan Sembelihan Beliau SAW saat Idul Adha untuk
dirinya dan utk ummatnya, “Wahai Allah terimalah
sembelihan ini dari Muhammad dan keluarga Muhammad dan
dr Ummat Muhammad” (Shahih Muslim hadits no.1967).
Dan hal ini (pengiriman amal untuk mayyit itu sampai kepada
mayyit) merupakan Jumhur (kesepakatan) Ulama seluruh
madzhab dan tak ada yang memungkiri.
Komentarku ( Mahrus ali )
Seluruh dalilmu tiada yang menunjukkan bahwa bacaan fatihah atau surat lain boleh di hadiahkan kepada mayat atau orang hidup dan sampai padanya .Jadi sangat keliru dan menyesatkan bila dalil – dalil tsb di gunakan untuk menyatakan bahwa bacaan Al quran atau fatihah bisa di gunakan untuk mayat dan sampai padanya .
Syekh Muhammad bin Abd rohman Al Magrabi berkata :
أَمَّا قِرَاءَةُ الْقُرْآنِ الْعَزِيْزِ فَمِنْ أَفْضَلِ الْقُرُبَاتِ وَأَمَّا إِهْدَاؤُهُ لِلنَّبِي صلى الله عليه وسلم فَلَمْ يُنْقََلْ فِيْهِ أَثَرٌ مِمَّنْ يُعْتَدُّ بِهِ بَلْ يَنْبَغِي أَنْ يُمْنَعَ مِنْهُ لمِاَ فِيْهِ مِنَ التَّهَجُّمِ عَلَيْهِ فِيْمَا لمَ ْيَأْذَنْ فِيْهِ مَعَ أَنَّ ثَوَابَ التِّلاَوَةِ حَاصِلٌ لَهُ بِأَصْلِ شَرْعِهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَجَمِيْعُ أَعْمَالِ أُمَّتِهِ فِي مِيْزَانِهِ وَقَدْ أَمَرَناَ الله باِلصَّلاَةِ عَلَيْهِ وَحثَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى ذَلِكَ
Membaca al Quran termasuk taqarrub pada Allah terbaik, bila pahalanya di hadiyahkan kepada Nabi saw, tidak ada hadis yang menjelaskannya dari perawi yang terpercaya. Bahkan layak sekali di larang dan termasuk su`ul adab pada Nabi saw, karena melakukan hal yang tidak di restui oleh Nabi saw, . Sekalipun Nabi saw, juga mendapat bagian dari pahala bacaan tersebut dan seluruh amal perbuatan umatnya. Rasul hanya memerintah kepada kita untuk membaca sholawat kepadanya.
Syekh Ibrahim berkata : “ Syekh Abdul wahhab Al warraq , Abu Hafes berkata :
وَقَالَ الَأكْثَرُ لاَيَصِلُ إلَىالْمَيِّتِ ثَوَابُ اْلقِرَاءَةِوَاِنَّ ذَلكَ لِفَاعِلِهِ
Mayoritas ulama` menyatakan : Pahala baca Al Quran tidak akan sampai ke mayat , ia hanya untuk pembaca.
Rasulullah SAW sudah meninggal dunia dan tidak akan hidup lagi di dunia dan tiada dalil yang menyatakan sampai nya pahala fatihah untuk mayat atau orang hidup. Jadi kita ikuti saja perjalanan Rasulullah SAW bukan perjalanan tokoh – tokoh ahli bid`ah yang bersebrangan dengan jalan rasul tapi cocok dengan jalan thaghut dan budaya leluhur yang hina dan kita tidak usah membikin kebid`ahan . Rasulullah SAW bersabda :
وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الْأُمُورِ فَإِنَّ كُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ *
Berhatilah terhadap perkara baru. Sesungguhnya tiap perkara baru adalah bid`ah dan setiap bid`ah adalah sesat. [1]
Tidak boleh kita menyatakan sampai pahala kepada mayat atau tidak tanpa dalil yang valid . Allah berfirman :
أَمْ لَكُمْ سُلْطَانٌ مُبِينٌ(156)فَأْتُوا بِكِتَابِكُمْ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ
Atau apakah kamu mempunyai bukti yang nyata? Maka bawalah kitabmu jika kamu memang orang-orang yang benar.[2]
Perbuatan ulama yang anda tunjukkan itu bukanlah dalil , dan kita tidak diperintahkan untuk mengikutinya . Bagaimana bila salah , siapa yang akan mampu menjamin kebenarannya. Apalagi saya hanya menjumpai kisah tsb di kitab Tarikh baghdad , ribuan kitab tidak mencantumkannya .
Perbuatan ulama bila tidak sesuai dengan tuntunan , lalu kita ikut ulama , maka kita akan sesat jalan dan cocok dengan jalan setan. Ingatlah perkataan
Imam Syafii yang menyatakan :
إذَا صَحَّ الْحَدِيثُ فَاضْرِبُوا بِقَوْلِي الْحَائِطَ وَإِذَا رَأَيْت الْحُجَّةَ مَوْضُوعَةً عَلَى الطَّرِيقِ فَهِيَ قَوْلِي .
Bila ada hadis sahih , maka lemparkan perkataanku ke tembok . Bila kamu lihat hujjah telah berada di jalan , maka itulah perkataan ku
لاَ تُقَلِّدْ دِينَك الرِّجَالَ فَإِنَّهُمْ لَنْ يَسْلَمُوا مِنْ أَنْ يَغْلَطُوا .
Dalam masalah agama,jangan ikut orang , sebab mereka mungkin juga salah .
Imam Malik berkata :
إنَّمَا أَنَا بَشَرٌ أُصِيبُ وَأُخْطِئُ فَاعْرِضُوا قَوْلِي عَلَى الْكِتَابِ وَالسُّنَّةِ
Aku hanyalah manusia , terkadang pendapatku benar , di lain waktu kadang salah . Karena itu , cocokkan perkataanku ini dengan kitabullah dan hadis Rasulullah .
Artikel Terkait
Ass.Wr.Wb.
BalasHapushe3x.. gakpapa.. masih untung jadi mantan kyai NU.. daripada mantan kyai tok.. atau mantan orang islam..
umat NU : semoga kita tetep istiqomah dengan keyakinan kita.. amin3x.
saran saya : gak usah ikut2an menyalahkan orang diluar NU yah.. nanti jadi ikut2an kyai satu ini..
mohon maaf bila banyak salah..
Wass.Wr.Wb.
Orang ber amar ma`ruf , menerangkan dengan jujur , kamu anggap keliru dan orang yang diam tidak mau mengomentari kesalahan dan kemungkaran kamu anggap baik . Itulah penilaian berdasar nafsu yang menyesatkan bukan mengikuti dalil , dan akan di kendalikan oleh setan . Lihat ayat :Zukhruf 36.
BalasHapusMANTAN KYAI NU: Saya tidak suka KH Zainuddin MZ
06 Jul 2011
MANTAN KYAI NU: KH Zainuddin MZ di Mata Ulama Bali dan komentarku
14 Jul 2011
MANTAN KYAI NU: Bagaimana cara berpra sangka baik kepada muballigh ...
26 Jul 2011
Assalaamu `Alaikum Wr. Wb. Islam VS Islam siapa yang menang ? Wassalaamu Alaikum Wr. Wb.
BalasHapusUntuk ANDALASJAVA. Ini bukan Islam VS Islam, tapi menyampaikan ilmu dengan dalil dan upaya menyelamatkan umat dan mengajak mereka untuk koreksi amal perbuatannya apakah sudah cocok dengan dalil pumpung masih ada waktu untuk tobat.
BalasHapusMengirim pahala haji saja bisa sampai apalagi pahala fatihah (apa belum kneal Qiyas Aulawi)
BalasHapusmana dalilnya qiyas aulawi itu om.
BalasHapusnumun sewu np niki leres pak H.Mahrus Ali njjih ? gaya bawasanya ko' ndak kayak pak mahrus.
BalasHapusana buka blog yang lain kok kata beliau ndak begitu berkeinginan mencantumkan nama mantan kiai nu.
oo ya sklian mo nanya nih tadz ..klo fatikhah pahalanya ndak nyampai, apa ada amalan dari orang hidup yang bisa bermanfaat bagi si mayyit...syukron ala ijabatikum
Menurut pengkajian saya yang terahir hanya doa yang bisa bermanfaat pada mayat yang tidak syirik
BalasHapusAss..
BalasHapussangat tidak bisa dinafikan bahwa manusia dihadapan Alloh itu sama, hanya saja tingkat ketaqwaan yang membedakan mereka. (sy kira dalilnya sudah mafhum)
dari sisi kemajemukannya pun meniscayakan adanya klasifikasi keberdayaan manusia, mulai dari penganggur, buruh, pejabat, pengusaha, yang bisa sekolah dan yang tidak bisa, petani nelayan dlsb.
hal ini melatar belakangi perbedaan tingkat pemahaman manusia dalam setiap hal termasuk Agama
1. terkait kemajemukan ini seperti apa peran agama seharusnya?..
terimakasih..
wassalamu'alaikum wr wb.
apakah sebenarnya arti Al Fatihah, artinya rasa syukur kita kepada Allah atas rahmat pemberiannya, kemudian kita kembalikan kepada-Nya untuk saling memelihara kasih sayang-Nya berbagi rasa saling berbuat baik antara sesamanya(sesama yang beriman), diluar yang beriman hanya menghormati dan menghargai saja karena sama-sama ciptaan Allah, tujuannya untuk penyelamatan diakhirat kelak(tidak ada yang mampu seorangpun memberikan pertolongan (S.2:48),dan dalam beribadah sedikipun tidak memusyrikan Allah itulah jalan yang lurus yaitu jalan yang dilakukan oleh para Nabi, orang-orang yang melaksanakan yang Haq(shiddiqiin) para syuhada, dan orang-orang sholeh yang terhindar dari maghdhub(nafsu jahat) dan dhool (jalan musyrik). jadi tujuan baca fatihah adalah :
BalasHapus1. Agar tetap bersandar kepada Allah, hingga pandai mensyukuri apapun pemberian Allah.
2. Agar tetap memelihara kasih sayang Allah dalam rangka memperbanyak kebaikkan.
3. Agar tidak memusyrikkan Allah dan hanya ketergantungan kepada-Nya.
4. Agar setiap saat orang beriman memperoleh petunjuk Allah tetap berada pada jalan yang lurus sesuai dengan AlQuran perbutannya
jadi inti fatihah adalah kita selalu di ingatkan Allah agar pandai bersyukur dalam proses perjalanan hidup untuk mencapai keikhlasan dalam bakti kita kepada Sang Maha Pencipta, dan bukan untuk dijadikan alat nyampein Hadiah buat pulan bin pulan, dan ingat dalam sehari orang=orang beriman dalam shalatnya paling min-17 x membaca Fatihah di ingatkan Allah, dan ingat pula," Walaa taziru waaziratun wizro ukhro bahwa Allah tidak pernah membebani seseorang karena perbuatan orang lain.......termasuk membacakan Fatihah, dan memang Fatihah adalah inti perbuatan orang-orang beriman agar bisa kembali kepada Allah, dan mampu menghilangkan penyakit Kufur, penyakit Fasiq dan penyakit `Ishyan yang berintikan selalu Ikhlaaaaaaaaassssssssssss hidup didunia ini hanya untuk Allah.
Dan rasanya sangat tidak lucu, dosa kita masih sebanyak air dilaut yang belum terampuni sudah ngasih hadiah buat orang lain.....bisa tekor dong...dan minus kebaikkan, pada hal janji Allah setiap orang berbuat baik hanyalah kebaikkan kembali buat dirinya