Selasa, Agustus 30, 2011

SIAPA YG MENANGGUNG DOSA JUTAAN ORANG YANG TIDAK BERPUASA DI HARI SELASA INI

Judul asli : Hari Ini, 120 Masjid Gelar Shalat Ied

Selasa, 30 Agustus 2011 13:33 WIB
REPUBLIKA.CO.ID, KEBON SIRIH - Sebanyak 120 masjid di wilayah DKI Jakarta menggelar Shalat Ied Selasa (30/8). Diperkirakan 240 ribu warga Jakarta sudah berlebaran hari ini.

"Kami melaksanakan Shalat Ied berdasarkan keputusan Dewan Pimpinan Muhammadiyah yang menyatakan bahhwa 1 Syawal jatuh tanggal 30 Agustus," jelas Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah DKI Jakarta, Agus Suradika, saat dihubungi Republika, Selasa (30/8).

Pria yang juga menjabat menjadi Wakil Dinas Pendidikan DKI Jakarta ini mengatakan setiap satu masjid biasanya dipenuhi seribu hingga dua ribu jamaah. Agus sendiri hari ini menjadi khatib dalam Shalat Ied di Masjid Rumah Sakit Islam (RSI) Jakarta, Pondok Kopi, Jakarta Timur. "Sekitar empat ribu jamaah tadi hadir di sana," tutur Agus.
Redaktur: Djibril Muhammad
Reporter: C10

Komentarku ( Mahrus ali )
   Saya perihatin – sama sekali tidak bergembira  kepada mereka yang tidak mau menghormati bahkan menghina perintah rukyah dari Rasulullah SAW, lalu mengambil keputusan untuk mulai idul fitri dengan hisap bukan rukyah  tanpa dalil sedikitpun dari al quran atau hadis . Bukankah Allah telah melarang kita untuk berpendapat dalam beragama . Allah berfirman :
وَلَوْ تَقَوَّلَ عَلَيْنَا بَعْضَ الْأَقَاوِيل  لَأَخَذْنَا مِنْهُ بِالْيَمِينِ  ثُمَّ لَقَطَعْنَا مِنْهُ الْوَتِينَ  فَمَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ عَنْهُ حَاجِزِينَ
Seandainya dia (Muhammad) berkata bohong atas (nama) Kami, Niscaya Kami pegang dia dengan tangan kanan. Kemudian benar-benar Kami potong urat tali jantungnya. Tidak  seorangpun dari kamu yang dapat menghalangi (Kami), dari pemotongan urat nadi itu.[1]
Lihat dalam ayat itu bukan di ajaran ormas berpendapat tanpa dalil dalam beragama termasuk berbuat kedustaan bukan kejujuran  atas nama Allah  dan ini termasuk orang yang dhalim . Lihat ayat berikutnya.
وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرَى عَلَى اللَّهِ الْكَذِبَ وَهُوَ يُدْعَى إِلَى الْإِسْلَامِ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ(7)
Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang mengada-adakan dusta terhadap Allah sedang dia diajak kepada agama Islam? Dan Allah tiada memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.[2]
Malah ada ayat yang lebih ngeri sbb:
وَلَا تَقُولُوا لِمَا تَصِفُ أَلْسِنَتُكُمُ الْكَذِبَ هَذَا حَلَالٌ وَهَذَا حَرَامٌ لِتَفْتَرُوا عَلَى اللَّهِ الْكَذِبَ إِنَّ الَّذِينَ يَفْتَرُونَ عَلَى اللَّهِ الْكَذِبَ لَا يُفْلِحُونَ
Dan janganlah kamu mengatakan terhadap apa yang disebut-sebut oleh lidahmu secara dusta "Ini halal dan ini haram", untuk mengada-adakan kebohongan terhadap Allah. Sesungguhnya orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah tiadalah beruntung.[3]


. Apakah mereka tidak ingat kepada ayat ini :
يَسْأَلُونَكَ عَنِ الْأَهِلَّةِ قُلْ هِيَ مَوَاقِيتُ لِلنَّاسِ وَالْحَجِّ)
Mereka bertanya kepadamu tentang bulan sabit. Katakanlah: "Bulan sabit itu adalah tanda-tanda waktu bagi manusia dan (bagi ibadat) haji;  189 Al baqarah
    Bulan haji dan kapan di mulai tanggal satu bulan haji itu di tentukan dengan rukyah hilal bukan dengan  hisap . Sekalipun hisap sudah menentukan bulan telah berahir  tapi hilal masih  bersembunyi di balik awan maka tidak dapat rukyah dan hisap tidak berguna , tapi bulan harus di genapkan ( istikmal ) .
  Sekarang , resiko para pemimpin golongan , elit , tokoh  menanggung dosa – dosa jutaan orang yang tidak berpuasa di hari selasa tgl 30 Ramadhan 1432 ini . Di samping para anggota sendiri di salahkan – sama sekali tidak di benarkan karena mengikuti bukan menolak sesuatu tanpa dalil.
Renungilah ayat ini , lupakan ajaran golongan , UU thaghut ,keputusan ormas :
قَالَ فِرْعَوْنُ مَا أُرِيكُمْ إِلَّا مَا أَرَى وَمَا أَهْدِيكُمْ إِلَّا سَبِيلَ الرَّشَادِ
Fir`aun berkata: "Aku tidak mengemukakan kepadamu, melainkan apa yang aku pandang baik; dan aku tiada menunjukkan kepadamu selain jalan yang benar".[4]
Masyarakat akan menyesal di akhirat karena ikut pimpinan  tanpa pikir sebagaimana ayat :
يَوْمَ تُقَلَّبُ وُجُوهُهُمْ فِي النَّارِ يَقُولُونَ يَالَيْتَنَا أَطَعْنَا اللَّهَ وَأَطَعْنَا الرَّسُولَا(66)وَقَالُوا رَبَّنَا إِنَّا أَطَعْنَا سَادَتَنَا وَكُبَرَاءَنَا فَأَضَلُّونَا السَّبِيلَا(67)رَبَّنَا ءَاتِهِمْ ضِعْفَيْنِ مِنَ الْعَذَابِ وَالْعَنْهُمْ لَعْنًا كَبِيرًا
Pada hari ketika muka mereka dibolak-balikkan dalam neraka, mereka berkata: "Alangkah baiknya, andaikata kami ta`at kepada Allah dan ta`at (pula) kepada Rasul".Dan mereka berkata: "Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah menta`ati pemimpin-pemimpin dan pembesar-pembesar kami, lalu mereka menyesatkan kami dari jalan (yang benar).Ya Tuhan kami, timpakanlah kepada mereka azab dua kali lipat dan kutuklah mereka dengan kutukan yang besar".[5]
وَإِذْ يَتَحَاجُّونَ فِي النَّارِ فَيَقُولُ الضُّعَفَاءُ لِلَّذِينَ اسْتَكْبَرُوا إِنَّا كُنَّا لَكُمْ تَبَعًا فَهَلْ أَنْتُمْ مُغْنُونَ عَنَّا نَصِيبًا مِنَ النَّارِ(47)قَالَ الَّذِينَ اسْتَكْبَرُوا إِنَّا كُلٌّ فِيهَا إِنَّ اللَّهَ قَدْ حَكَمَ بَيْنَ الْعِبَادِ(48)
Dan (ingatlah), ketika mereka berbantah-bantah dalam neraka, maka orang-orang yang lemah berkata kepada orang-orang yang menyombongkan diri: "Sesungguhnya kami adalah pengikut-pengikutmu, maka dapatkah kamu menghindarkan dari kami sebahagian azab api neraka?"Orang-orang yang menyombongkan diri menjawab: "Sesungguhnya kita semua sama-sama dalam neraka karena sesungguhnya Allah telah menetapkan keputusan antara hamba-hamba- (Nya)".[6]
03 Des 2010
Minggu, Agustus 28, 2011


[1] Al Haqqah 44-48
[2] As shof 7
[3] Annakhel 116
[4] Ghofir 29
[5] Alahzab 66-68
[6] Ghofir 47-48
Artikel Terkait

21 komentar:

  1. ada jaminan yang lebaran rabu itu yang benar? apa jaminannya?
    terima kasih...
    saya idul fitri hari rabu, tapi saya tidak berani menyalahkan yang selasa karena rendahnya ilmu saya
    ada jaminan yang lebaran rabu itu yang benar? apa jaminannya?
    terima kasih...
    saya idul fitri hari rabu, tapi saya tidak berani menyalahkan yang selasa karena rendahnya ilmu saya

    BalasHapus
  2. Jaminan kebenaran disini bukan dengan akte notaris, keputusan MK negara sekuler , tapi jaminan mengikuti ayat dan hadis yang memerintahkan rukyah dalam menentukan idul fitri .Apakah Orang yang mengikuti quran dan hadis di anggap salah lalu orang yang menyelisihi keduanya di anggap benar . Bila demikian , maka standar yang di pakai adalah standar setan bukan standar ayat dan hadis.

    BalasHapus
  3. ada yg berpendapat idul fitri hari selasa karena kesaksian yg melihat hilal tidak dapat ditolak dgn teori2 hisab (yg menyatakan tidak mungkin terlihat karena secara teoritis masih dibawah 2 derajat) , lagipula sudah puasa 29 hari. kalo baru puasa 28 hari lalu ada yg bilang melihat hilal maka itu baru pantas diragukan

    berikut ini artikelnya: http://abisyakir.wordpress.com/2011/08/30/berbukalah-pada-tanggal-30-agustus-2011-wahai-ummat-hilal-sudah-terlihat-terimalah-kemurahan-rabb-mu/


    ===================================

    mohon bantahannya

    BalasHapus
  4. apakah yang lebaran selasa tidak pakai Qur'an dan Hadits? daeimana anda menyimpulkan ini?apakah yang lebaran selasa tidak pakai Qur'an dan Hadits? daeimana anda menyimpulkan ini?

    BalasHapus
  5. Ass Wr Wb
    Justru sebaliknya kami ga ada niat skt pun untuk ingkar sama Perintah Allah dan Rosulullah SAW karena sudah jelas dan pasti tanpa ragu bhw saat teknologi teropong bintang bisa meneropong dikejauhan pun maka jelas posisi hilal berada berapa derajat yg sdh barang pasti sesuai ketentuan Allah Bulan beredar mengitari Bumi selama 1 bulan, bersama bulan Bumi mengedari Matahari selama 1 tahun, dan bumi berotasi selama 24 jam diporosnya. Kita tidak lagi mendengarkan ayam berkokok untuk penentu Shollat Subuh, tidak lagi meligat bayangan diri thd matahari karena sdh ada jam dan tanggalan. Semua rumus dan hukum sdh Allah sediakan untuk umatnya. Memang kita hidup di jaman IPTEK, apa gunanya IPTEK jika tdk untuk mempermudah umat Allah dlm beribadah kepadanya, sehingga posisi Hilal pun akan jelas terlihat dg alat bantu, ada pada posisi berapa derajat, sementara alam indonesia memang berawan lain halnya dg di Arab Saudi sana. Lagi pula takbisa dimungkiri jaman Tosulullah SAW memang masih banyak yg buta huruf, belum ada teropong bintang,belum ada jam tangan, belum ada tv , radio dll. yang pasti Allah Maha Tahu Semua itu..maka luruskan niat, jangan curiga buruk, dan perintah melihat hilal bukankah bisa diartikan secara luas dg alat bantu tropong...itupun sekadar pembuktian akan Sunatullah posisi hilal....nah masalah berapa derajat posisi hilal di ats horizon itu kan msh jadi perdebatan dan blm final sbg keputusan mengikat...malah kalau konskuen dg ilmu matematika dan fidika dan tata surya pergeseran 0,000000000000001 derajat itu pun sudah menuju arah tanggal berikutnya...namun dmkn sebagai hamba biasa tentunya takluput dari kilaf, salah dan dosa, maka pada hari yg fitri ini perkenankanlah kami mhn maaf lhr bthn ats kilaf, salah dan dosa, Selamat Idul Fitri 1432 H. Semoga amal ibadah kita diterima Sllah SWT dan kita semua bisa menggapai fitrah manusia yg bersih suci tanpa dosa seperti sediakala. Amin.....Wassalam... Hamba Allah

    BalasHapus
  6. Keputusan pemerintah dalam hal ini lebih ilmiyah dan cocok dengan dalil.

    BalasHapus
  7. Untuk deddy , mereka tidak pakai quran atau hadis sahih tapi pakai hisab.

    BalasHapus
  8. Assalamualaikum war., wab.

    Aku berlebaran tanggal 30 Agustus 2011, karena pada sidang isbath dinyatakan bahwa hilal terlihat di Cakung dan pantai Utara jawa Tengah. Tetapi keduanya ditolak dan tidak dipergunakan dengan alasan belum cukup derajatnya.
    Aku bukan anggota Muhammadiyah, jadi aku lebaran karena sudah ada hilal.

    Wassalam

    BalasHapus
  9. lain kali , ikutilah rukyah NU , jangan ikut hisab

    BalasHapus
  10. Ass Wr Wb
    Sekadar sharring lagi nih Pak kyai..msh ada yg mengganjal nih..biar umat jadi tercerahkan tanpa pandang bulu dari Ormas Islam apa saja yg penting Islam. Bukan tuk menggurui ..Bukankah untuk membuat Tanggalan atau hisap itu malah tdk hanya melibatkan Indera mata saja, namun juga diawali dengan pengamatan obyek secara ilmiah orbit/manzilah bulan terhadap bumi juga orbit bumi-bulan terhadap matahari. Pengamatan /rukyah sdh dilakukan jauh-jauh sebeleum 1 Syawal atau jauh sebelum Ramadhan atau Shollat Iedul Adha tiba.Jadi Insya Allah yg menggunakan hisap pun sebetulnya jauh hari saat pembuatan tanggalan sdh melakukan rukyah, karena sudah jadi hukum Allah bhw posisi hilal sdh Allah tetapkan berapa derajat terhadap suatu tempat di permukaan bumi hingga takheran bila gerhana bulan atau matahari pun sdh Allah tetapkan kapan dan bisa dilihat dimana.Allah Maha Tahu dan Hanya Allahlah yg membuat hukum Alam ini yg sdh disiratkan dan disuratkan di Kitabullah hingga ada hukum gravitasi dan hukum alam lainnya yg diketemukan manusia sesungguhnya sdh ada di Al Qur'an. Semoga sy takkeliru bila menafsirkan perintah melihat hilal bisa diartikan secara luas (dg pengamatan ilmiah melibatkan indera hingga IPYEK)dan bisa dilaksanakan jauh sebelumnya hingga menghasilkan tanggalan yg memang terbukti banyak manfaatnya dalam membantu umat manusia menjalankan aktifitas sehari-hari termasuk ibadah Shollat, puasa, kapan zakat, kapan berhaji, kapan imsak, kapan bertahun baru dll.Hisap (red.yg takterpisahkan dg awalan rukyah terlebih dahulu) justru tersirat dan tersurat diperntahkan Allah SWT sbg penentu waktu Sedangkan ada Sabda Rosululloh SAW menggenapi puasa bila hilal terhalang awan sy semoga sy tidak salah bersifat kasuistis-solutif dan temporer pada waktu itu yg belum diketemukan Teknologi Penginderaan Jauh (baik melalui Indera manusia, Satelit maupun teropong bintang dan IPTEK lainnya).Nabi pun nyatanya juga lebih banyak melakukan shaum selama 29 hari.Keterhalangan hilal di balik awan bukankah tidak merubah posisi hilal di orbitnya/manzilah sebagaimana ketetapan Allah dalam QS Yunus 10:5 dan QS Al-Baqoroh 2: 189. Berbgai fenomena yg merupakan wujud kebesaran Allah Sang Maha Pencipta yg menyuruh kita untuk mentadaburi/memikirkaan hingga iman taqwa kita makin bertambah. Jadi Hisap dan rukyah itu satu sesatuan. Untuk hisap harus diawali rukyah.Mengenai jumlah derajat di atas ufuk yg menjadi saling beda tafsir, bukankah berapa derajat di atas horizon bumi pun sudah terlihat lewat teknologi Penginderaan Jauh dan sdh masuk ke Tgl 1 Syawal yang diharamkan untuk berpuasa Ramadhon esoknya selama 1 hari. Smg semua kita menggapai fitrah/tanpa dosa krn telah diampuni dosa dan kesalahan dan diterimanya amal ibadah kita oleh Allah SWT.Amin maaf mmksh Hanya Allah yg maha Tahu....... Hamba Allah

    BalasHapus
  11. Dengan tehnologi yang canggih bagaimanapun dan sampai kapanpun , perintah rukyah tidak boleh di hapus dengan segala macam argumentasi dan sudah banyak orang yang berkomentar seperti itu atau lebih baik . Kita diperintahkan memasuki bulan dengan rukyah bukan dengan hisap . Ikuti saja rasulullah , bukan menentangnya dengan alasan .

    BalasHapus
  12. Seharusnya, entah itu bagaimana dalil dan metode2 rukyat nya, hitungan atau hisabnya, hasilnya harus sama.

    (Q.S. Ar-Rahmaan: 5) “Matahari dan bulan (beredar) menurut perhitungan”
    (Q.S. Yunus: 5) “Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui”
    As-Sunnah: “Berpuasalah karena melihat hilal, begitu pula berhari rayalah karena melihatnya. Apabila kalian tertutup mendung, genapkanlah bulan tersebut” (HR. Bukhari dengan berbagai lafazh)
    (QS. Al Baqarah:185) “Karena itu, barangsiapa di antara kamu menyaksikan bulan, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan tersebut”
    (Q.S. Ar-Rahmaan: 5) “Matahari dan bulan (beredar) menurut perhitungan”

    Dari Q.S. Al-Baqarah:189 dan As-Sunnah serta tinjauan sains astronomi, hilal itu pasti tampak cahayanya terlihat dari Bumi di awal bulan, bukan sekedar pemikiran atau dugaan adanya hilal. Oleh karena itu kalau tidak tampak tidak disebut hilal.

    - Cahayanya terlihat dari Bumi: bisa tampak di benua Amerika atau Saudi, tapi mungkin tidak tampak di Indonesia, Itulah yg dinamakan hilal atau New Moon.
    Oleh karena itu mayoritas negara di muka Bumi, merayakan Idul Fitri 1 Syawal 1432H pada tgl 30-8-2011

    Letak Indonesia yg sulit melihat hilal http://rukyatulhilal.org/visibilitas/indonesia/1432/ramadhan/index.html
    dan ditopang masyarakat yang menjadikan hasil rukyat (melihat hilal) sebagai ritual agama, menjadi pemicu perbedaan awal bulan tersebut.
    Mana yang didahulukan, Al-Quran atau Hadits?
    Mana yang didahulukan, Hisab berdasarkan Al-Quran atau Rukyat berdasarkan Hadits?
    Sepatutnya lah menggabungkan Hisab dan Rukyat untuk masa2 berikutnya agar kita bisa ber-Lebaran bersama-sama

    Wajib bagi mereka untuk berpuasa dan berhari Raya sebagai seorang muslim. Hendaklah pula mereka melaksanakan shalat ‘ied bersama dengan kaum muslimin yang lainnya yang berada di negeri mereka. Hal ini berdasarkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam :

    الصَّوْمُ يَوْمَ تَصُومُونَ والإِفْطَارُ يَوْمَ تُفْطِرُونَ وَالأَضْحَى يَوْمَ تُضَحُّونَ

    “Awal puasa adalah hari yang kamu semua memulai puasa. Idul fitri adalah hari yang kamu semua merayakan idul fitri. Idul Adha adalah hari yang kamu semua merayakan idul adha.” (HR. Abu Daud, At Tirmidzi, Ibnu Majah. Dishohihkan oleh Syaikh Al Albani dalam As Silsilah Ash Shohihah no. 224)

    Semoga Allah memberi kita taufik dan hidayah-NYA bagi orang yg mau menggunakan akalnya bukan pengikut buta tanpa berfikir Aamiin

    BalasHapus
  13. Saya tetap ikut rukyah dan al quran juga tidak memerintah hisap untuk mengetahui permulaan bulan . Terus mana dalilnya untuk hisap sebagai pegangan dalam menentukan awal bulan ?

    BalasHapus
  14. Saya tetap ikut rukyah dan al quran juga tidak memerintah hisap untuk mengetahui permulaan bulan

    (Q.S. Ar-Rahmaan: 5) “Matahari dan bulan (beredar) menurut perhitungan”

    (Q.S. Yunus: 5) “Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui”

    apakah ini blum cukup ustadz?, apakah artinya ini tidak menyuruh kita untuk berfikir menggunakan akal kita? trus apa makna surat diatas?

    BalasHapus
  15. Para sahabat dan ulama dulu telah paham dengan ayat - ayat itu , tapi mereka tidak menggunakan dalil untuk memulai bulan dengan hisap dan menyelisihi mereka itu tidak tepat karena mereka termasuk ayat : 100 tobat yaitu orang - orang yang mengikuti sahabat Ansor dan Muhajirin dengan baik . Ibn Katsir memberikan keterangan :
    تفسير ابن كثير - (ج 7 / ص 35)
    فَبِالشَّمْسِ تُعْرَف الْأَيَّام وَبِسَيْرِ الْقَمَر تُعْرَف الشُّهُور وَالْأَعْوَام
    Dengan matahari , hari - hari bisa di ketahui dan dengan bulan , maka tahun dan bulan di ketahui.
    Ya`ni dengan rukyah hilal , maka tahun dan bulan di ketahui .

    BalasHapus
  16. apakah ilmu pengetahuan jaman dahulu dengan jaman sekarang tidak ada perbedaan?sedangkan ulama jaman dahulu (selain ulama ahli scientis) blum berfikir bahwa bumi itu bulat,

    BalasHapus
  17. jelas beda , tapi untuk menentukan permulaan bulan harus sama yaitu rukyah hilal sebagaimana yang di lakukan kebanyakan ormas Islam di Indonesia.Bila beda akan merusak ajaran Allah dan membangun ajaran setan.

    BalasHapus
  18. Bapak Kyai yth. Kalau tidak salah QS.2;185 adalah perintah ALLAH untuk menentukan puasa dengan menggunakan perhitungan ilmiah.
    Silakan pak Kyai perhatikan istilah yang dipakai adalah "SYAHRA" yang maksudnya penanggalan (kalender qamariah). ALLAH menggunakan istilah SYAHRA ini tidak hanya pada QS.2;185 saja, juga pada ayat-ayat yang lain misalnya ; QS.9;36, QS.42;15, dan ayat lainnya.
    Terima kasih

    BalasHapus
  19. Ayat yang kamu gunakan sbb:
    9.36. Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram . Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa.
    42.15. Maka karena itu serulah (mereka kepada agama ini) dan tetaplah sebagai mana diperintahkan kepadamu dan janganlah mengikuti hawa nafsu mereka dan katakanlah : "Aku beriman kepada semua Kitab yang diturunkan Allah dan aku diperintahkan supaya berlaku adil diantara kamu. Allah-lah Tuhan kami dan Tuhan kamu. Bagi kami amal-amal kami dan bagi kamu amal-amal kamu. Tidak ada pertengkaran antara kami dan kamu, Allah mengumpulkan antara kita dan kepada-Nyalah kembali (kita) ".

    Ayat - ayat tsb tiada korelasinya dengan masalah memulai bulan dengan hisab atau rukyah . Pahamilah sebagaimana para sahabat dan Rasul. Mana dalilmu dari hadis di mana rasul pernah memulai puasa dengan hisab atau perhitungan ilmiyah

    BalasHapus
  20. kayanya jika siapakah yang menanggung dosa jutaan orang, hanya seorang yaitu orang yang membuat gejolak dalam damai, sesama umat Islam berarti menyamakan dirinya dengan Haq Allah, penyerahan kepada Allah seutuhnya bukan kita yang bertanya siapakah yang menangung dosanya, siapakah yang menentukan sahnya kita berpuasa tidak manusia kan, dan siapakah yang menentukan bulan muncul atau tidaknya, juga bukan manusia kan, yaqin dengan tehnologi adalah bid`ah musyrik, yakin dengan hisabpun bid`ah musyrik, hanyalah Taqwalah yang mampu menentukan bulan sabit dan Hisab dihati manusia, karena tujuan berpuasa mengawalinya pun hanyalah dengan bertaqwa, bulan sabit hanyalah pasilitas bagi orang yang beriman jika tidakmuncul dibenarkan Allah dengan keyaqinannya, baik yang melihat bulan atau tidak, sebab saling menuduh menganggap tidak benar disalahkan Allah, seorang yang beriman dilarang keras ikut-ikutan manusia ikutilah Allah, hingga akan timbul kedamaian dan Taqwa, jika tidak seseorang imannya akan terpengaruh orang lain ini terkena ayat AlFalaq ayat 2. kok karena makhluq jadi negatif fikirannya( bulan sabit dan hisab) saling menyalahkan marilah kita menyamakan persepsi kitA BAGI YANG MAU BERIMAN DAN BERTAQWA, DENGAN AYAT aLbAQOROH 139,( Qul atuhajjuuu nanaa fillahi wahuwa rabbuna warabbukum walanaa `amaaluna walkum `amaalukum wanahnu lahuu mukhlishuuna) mengapa engkau pertengkarkan tentang kepunyaan Allah, padahal Rabb kami dan Rabb kamu sama-sama Allah, sudahlah bagi kami engan keyaqinan kami, dan bagimu dengan keyaqinan amalmu,marilah sama-sama ikhlash kita menerimanya, itulah inti Taqwa yaitu kedamaian

    BalasHapus
  21. tidak ada yang menaggung dosa siapapun, setiap orang dengan dosanya masing, Walaa taziruu waaziratun wizra ukhraa. lupakah dengan ayat ini ?bagi sahabat yang beriman tidak kan terkecoh dengan ibadah apapun yang dilakukan orang lain, jika ada perbedaan sudah sunnatullah, biarlah Allah yang menilai apa yang dilakukan kita sendiri dan orang lain. Sebab menurut Allah tidak menilai banyak dan sedikitnya manusia yang beribadah tetapi dilihat Taqwanya pen.apakah yang dinilai benar oleh manusia menurut hisab belum tentu benar bagi Allah, demikian juga sebaliknya menurut Hilal bagi manusia benar, belum tentu juga benar menurut Allah, ternyata sering terjadi yang tidak mengenakan kamu ternyata benar bagi Allah, dan sedangkan yang mengenakan kamu ternyata tidak benar menurut Allah, contoh Jamu yang pahit ternyata obat kesehatan bagimu, padahal rasanya pahit bagimu, manis itu rasanya enak ternyata bisa menjadi penyakit bagimu. sudahlah terima saja dengan berjiwa besar sesuai dengan akhlaqul karimah yang dilakukan Nabi SAW, yaitu pemaaf, penyantun dan penuh kasih sayang sesamanya ( AlBaqoroh.139) itulah akhlaq yang terbaik didunia yang pernah dilakukan Rasulullah SAW.sebaiknya kita tidak mengkultuskan siapa adan apapun hanya Imankan Allah seutuhnya.

    BalasHapus

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan