Rabu, Agustus 17, 2011

: Pertobatan Mantan Petinggi LDII

 

http://majalah.hidayatullah.com/?p=2064

Posted by admin
Sejak kecil hingga dewasa dididik di lingkungan yang taat beragama. Namun kemudian ia tersesat. Kini, selain mengajar, ia juga membuat forum bagi para mantan penganut Islam Jamaah.
Puluhan santri berkelompok di sudut-sudut Masjid Al-Abror di komplek Pondok Pesantren Ibnu Taimiyyah, Kelurahan Kebokura, Kecamatan Sumpiuh, Banyumas, Jawa Tengah. Setiap kelompok dibimbing seorang guru. Tak ayal masjid berukuran 40 x 40 meter itu riuh dengan suara orang mengaji.
Assalamualaikum, sudah lama menunggu? tanya Mauluddin Akhyar (43) kepada Suara Hidayatullah yang menemuinya Oktober lalu. Mauluddin adalah staf pengajar di pesantren tersebut.
Mengenakan kopiah putih dan celana cingkrang dibalut sarung, disalaminya satu per satu beberapa lelaki yang ada di sana. Suasana begitu santai. Padahal, dulunya Mauluddin adalah orang yang anti bersalaman dengan sembarang orang.
Keluarga Islam Jamaah
Sekitar 31 tahun lalu, di Desa Mendahara Kabupaten Tanjung Jabung, Provinsi Jambi. Mauluddin lahir di desa ini dari orang tua yang memiliki latar belakang agama yang kuat. Ayahnya, Abdul Fattah, adalah guru mengaji dan imam kampung. Begitu pun dengan ibunya, Kumala.
Tahun 1975, Mauluddin sekeluarga pindah ke Sungai Jambat, Jambi. Selain dikenal dengan pertaniannya yang subur, daerah ini juga subur dengan aliran Islam Jamaah, yang kini dikenal dengan nama Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII). Sebuah kelompok ekslusif yang mengkafirkan orang Islam di luar jamaahnya.
Walau mayoritas, namun LDII di Sungai Jambat mendapat penentangan hebat dari masyarakat setempat. Ketegangan pun tak terelakkan.
Diam-diam pihak LDII rajin mendekati Abdul Fattah yang sebenarnya menjadi motor penolakan warga terhadap LDII. Perlahan dan pasti Abdul Fattah pun terpengaruh. LDII terus melakukan pendekatan kepada orang tua (saya), kata Mauluddin.
Tahun 1977, Fattah menjadi anggota LDII yang fanatik. Ia menyekolahkan anak sulungnya, Abdul Qodir, ke pesantren Sukotiro. Sebuah pondok pengkaderan LDII di Jombang, Jawa Timur. Beberapa tahun kemudian, Abdul Qodir yang sudah menjadi pengajar membawa Mauluddin nyantri di Sukotiro. Saat itu, Mauluddin masih duduk di kelas 4 SD.
LDII Geger
Ketika muncul buku Dalam Cengkeraman Amir Islam Jama
ah, tulisan Hasan Bisri dan Anshari Thayib, warga Islam Jamaah di mana-mana menjadi resah.
Khawatir akan pengaruh buku tersebut, petinggi LDII di Sukotirto gencar melancarkan doktrinnya kepada santri, termasuk Mauluddin.
Mereka mengutip perkataan Waraqah bin Naufal (paman Khadijah, istri Nabi), bahwa jalan kebenaran seperti Islam Jamaah tidak mudah. Pengikutnya akan dibenci, dimusuhi, bahkan sampai diusir dari kampung halamannya. Kebenaran akan selalu mendapat perlawanan dari orang-orang yang tidak suka, sebagaimana Nabi dulu. Inilah bukti kebenaran, papar Mauluddin menirukan perkataan guru-gurunya dulu.
Walhasil, Mauluddin hanya boleh membaca buku-buku pegangan internal Islam Jamaah seperti Kitabul Adillah, Kitab Imaroh, Janaiz, Ahkam, dan Kanzul Ummal. Selain itu haram dibaca. Semua disembunyikan. Dipendam, bahkan ada yang dikubur.
Doktrin yang juga sering dijejalkan ke dalam pikiran Mauluddin saat itu, orang Muslim harus punya amir (pemimpin) dan mentaatinya dengan cara dibaiat. Namun dalam ajaran Islam Jamaah, kata Mauluddin, yang dimaksud Amir adalah Nur Hasan Ubaidah Lubis, pendiri Islam Jamaah.
Dinilai berbakat dan pintar, tahun 1980, Mauluddin sudah menjadi mubaligh yang direkomendasikan oleh Keamiran Pusat Islam Jamaah. Tugas pertamanya di Pamekasan Madura selama dua tahun.
Dari Paku Bumi ke Wakil Empat
Pada Maret 1982, pendiri Islam Jamaah, Nur Hasan Ubaidah meninggal. Dia digantikan putra sulungnya, Abdul Zhahir. Langkah pertama yang dilakukan Abdul Zhahir adalah membentuk ulama pusat yang dinamainya
Paku Bumi. Yakni jabatan tertinggi dalam LDII, sebelum Wakil Empat dan Amir Pusat.
Mauluddin termasuk anak yang direkrut. Bersama 81 anak lainnya dari beberapa daerah, ia dibawa ke Kediri untuk dibina. Saat itu saya sudah yakin betul, tidak ada jalan keselamatan kecuali dalam jamaah ini. Maka jamaah ini harus dikembangkan, kenang putra Bugis ini.
Dianggap memiliki militansi dan loyalitas kepada gerakan, pada tahun 2004 Mauluddin diangkat menjadi Wakil Empat LDII.
Perenungan Berbuah Tobat
Kata Mauluddin, kendati mendapat fasilitas rumah pribadi, mobil, dan motor, tetapi hatinya tak pernah tenang. Beberapa ajaran gurunya menjadi tanda tanya di kepalanya.
Apakah ini benar? ucapnya.
Tahun 2008, di hadapan wakil empat lainnya ia terang-terangan menolak sejumlah ajaran LDII, terutama pengkafiran terhadap orang Islam di luar LDII. Termasuk infak sebesar 10 persen bagi semua jamaah tanpa kecuali.
Tingkah Mauluddin tercium sampai ke pucuk pimpinan. Ia dianggap membangkang, lalu dirinya diminta meninggalkan jabatan dan keluar dari pusat Keamiran LDII di Kediri.
Sejak itu dirinya diumumkan telah murtad, dan setiap warga LDII dilarang berhubungan dengannya. Ada yang mengirimkan SMS ancaman pembunuhan kepada saya. Ada yang melaknat dan mendoakan agar saya cepat mati, kata Mauluddin sambil tertawa.
Mauluddin juga diisukan keluar dari LDII karena sakit hati. Bahkan di beberapa daerah ia diisukan menjadi tukang ojek dan hidup susah karena keluar dari jamaah.
Kata Mauluddin, cara yang paling tepat untuk menyelesaikan dan memberikan pencerahan kepada anggota LDII adalah dengan melakukan dialog.
Saya ingin bicara dengan petinggi LDII, itu saja, ujar Mauluddin. Jika dialog tidak menemukan titik temu, maka harus kembali kepada rujukan awal ke Darul Hadits, Makkah, di Arab Saudi. Sebab katanya, jangan sampai perkataan para ulama yang ada di Darul Hadits, yang diakui pendiri LDII sebagai sekolahnya, hanya dicomot seenaknya saja.
Meski demikian, dukungan istri dan anak-anak mengiringi perjuangan Mauluddin. Istrinya, Nur Falah, sering mengingatkan agar tetap tabah dan sabar. Istri mendukung penuh keputusan saya. Kepada anak-anak saya sampaikan mereka harus paham apa yang sebenarnya terjadi, katanya.
Kini, setiap pagi selepas shalat Shubuh, Mauluddin rutin membimbing kegiatan hafalan qur`an seluruh santri di Masjid Al Abror, Pondok Pesantren Ibnu Taimiyyah. Sedangkan di dalam kelas, ia mengajar ilmu tajwid, tiga kali seminggu.
Di luar waktu-waktu itu, bapak meluangkan waktu untuk murojaah hafalannya. Kadang sama saya atau dengan anak-anak, ujar Nur Falah.
Sejak masih di LDII, Mauluddin memang sudah hafal 30 juz al-Qur`an. Selain itu, bersama dengan sejumlah mantan LDII, ia mendirikan Forum Ruju Ilal Haq, yang bermaksud mewadahi para mantan LDII yang telah kembali kepada kemurnian Islam. Untuk mensosialisasikan dakwahnya, mereka juga membuat weblog beralamat www.rujuilalhaq.blogspot.com.
Melalui weblog ini, para mantan LDII juga telah menyatakan permohonan maaf lahir batin atas dosa-dosa yang selama ini kerap menganggap kaum Muslimin selain LDII adalah kafir. *Ainuddin/Suara Hidayatullah

Komentarku ( Mahrus ali )
Dalam artikel itu di jelaskan :
Mauluddin Akhyar kelompok ekslusif yang mengkafirkan orang Islam di luar jamaahnya LDII Geger
Komentarku ( Mahrus ali )
  Banyak  ulama dan kaum awam sedunia di Mekkah , Medinah atau di tempat lain dan saya sendiri akan di katakan kafir oleh kelompok LDII , lalu mana dalilnya ? Pengkafiran atau menjadikan seseorang tergolong mukmin itu harus berlandaskan dalil bukan atas dasar  golongan . Kalau dasarnya  golongan bukan dalil dari al quran atau  hadis ber arti masuk dalam golongan pengkafiran menurut setan atau nafsu. Jadi orang yang di kafirkan oleh LDII adalah mukmin menurut dalil al quran atau hadis . Allah melarang  bergolong – golong  ya inilah efek negatifnya . Allah berfirman :
Ash-Shura (42) : 13
شَرَعَ لَكُم مِّنَ الدِّينِ مَا وَصَّى بِهِ نُوحاً وَالَّذِي أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ وَمَا وَصَّيْنَا بِهِ إِبْرَاهِيمَ وَمُوسَى وَعِيسَى أَنْ أَقِيمُوا الدِّينَ وَلَا تَتَفَرَّقُوا فِيهِ كَبُرَ عَلَى الْمُشْرِكِينَ مَا تَدْعُوهُمْ إِلَيْهِ اللَّهُ يَجْتَبِي إِلَيْهِ مَن يَشَاءُ وَيَهْدِي إِلَيْهِ مَن يُنِيبُ
42.13. Dia telah mensyari'atkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu : Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya. Amat berat bagi orang-orang musyrik agama yang kamu seru mereka kepadanya. Allah menarik kepada agama itu orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada (agama)-Nya orang yang kembali (kepada-Nya).
Baca juga tentang bahaya  golongan di
01 Jun 2011
15 Agt 2011
Dlam  artikel itu  di jelaskan :
Ketika muncul buku Dalam Cengkeraman Amir Islam Jama’ah, tulisan Hasan Bisri dan Anshari Thayib, warga Islam Jamaah di mana-mana menjadi resah.
Komentarku ( Mahrus ali )
Mestinya jawablah buku dengan buku , jangan resah lalu di biarkan saja. Bergembiralah  dan di atasi persoalan itu . Bila ingin proffesional , maka harus di jawab untuk taat pada Allah dalam ayat :
ادْعُ إِلَى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيلِهِ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ
Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.[1]
Dalam artikel itu  di jelaskan lagi :
Walhasil, Mauluddin hanya boleh membaca buku-buku pegangan internal Islam Jamaah seperti Kitabul Adillah, Kitab Imaroh, Janaiz, Ahkam, dan Kanzul Ummal. Selain itu haram dibaca. Semua disembunyikan. Dipendam, bahkan ada yang dikubur.
 Komentarku ( Mahrus ali )
  Kebenaran itu tidak hanya  dari ulama LDII , malah kadang kesalahan dari mereka. Karena itu , sharing  masih di anggap baik. Bila merasa benar sendiri , apalagi tanpa dalil , maka jelas menyesatkan umat. Allah berfirman :
وَالْعَصْرِ(1)إِنَّ اْلإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ(2)إِلَّا الَّذِينَ ءَامَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ(3)
Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.[2]
Dalam artikel itu  di jelaskan lagi :
Tahun 2008, di hadapan wakil empat lainnya ia terang-terangan menolak sejumlah ajaran LDII, terutama pengkafiran terhadap orang Islam di luar LDII. Termasuk infak sebesar 10 persen bagi semua jamaah tanpa kecuali.
Komentarku ( Mahrus ali
 Infak sepuluh persen  ini perlu dalil yang kuat , dan  saya belum menjumpainya ,apalagi di wajibkan untuk  fakir dan miskin  dari kalangan anggotanya  lalu di berikan kepada pengurus pusat yang  lebih kaya dan lebih mumpuni di bidang kekayaan . Saya ingat firman Allah :
أَمْ تَسْأَلُهُمْ خَرْجًا فَخَرَاجُ رَبِّكَ خَيْرٌ وَهُوَ خَيْرُ الرَّازِقِينَ(72)
Atau kamu meminta upah kepada mereka?, maka upah dari Tuhanmu adalah lebih baik, dan Dia adalah Pemberi rezki Yang Paling Baik. Al mukminun 72
Dalam artikel itu  di jelaskan lagi :

Sejak itu dirinya diumumkan telah murtad, dan setiap warga LDII dilarang berhubungan dengannya

Komentarku ( Mahrus ali )
Setahu saya tiada dalilnya  atas kemurtadannya

Dalam artikel itu  di jelaskan lagi :

”Ada yang mengirimkan SMS ancaman pembunuhan kepada saya. Ada yang melaknat dan mendoakan agar saya cepat mati,” kata Mauluddin sambil tertawa.

Komentarku ( Mahrus ali )
 Itu  seluruhnya nafsu setan saja , tidak ada dalil nya . Ingatlah ayat :
وَلاَ تَقْتُلُوا النَّفْسَ الَّتِي حَرَّمَ اللهُ إِلاَّ بِالْحَقِّ وَمَنْ قُتِلَ مَظْلُومًا فَقَدْ جَعَلْنَا لِوَلِيِّهِ سُلْطَانًا فَلاَ يُسْرِفْ فِي الْقَتْلِ إِنَّهُ كَانَ مَنْصُورًا
Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya), melainkan dengan suatu (alasan) yang benar. Dan barangsiapa dibunuh secara zalim, maka sesungguhnya Kami telah memberi kekuasaan kepada ahli warisnya, tetapi janganlah ahli waris itu melampaui batas dalam membunuh. Sesungguhnya ia adalah orang yang mendapat pertolongan.[3]


[1] An nakhel 125
[2]  Surat Al asri
[3] Alisra` 33
Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan