REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA – Pasar Malam Perayaan Sekaten (PMPS) tahun 2011/2012 yang mengambil tema "Harmoni Ekonomi, Budaya dan Ekologi'' dibuka oleh Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono X, di Selatan pintu Gerbang Alun-Alun Utara, Rabu (28/12).
Pembukaan PMPS ditandai dengan pemukulan kenong dan pelepasan balon dan burung merpati sebagai tanda harmonisasi. ''Untuk memberikan tempat yang seluas-seluasnya dan sebagai apresiasi budaya dan untuk menunjang ciri PMPS sebagai pesta rakyat, maka pengunjung PMPS tidak dipungut biaya masuk,'' kata Walikota Yogyakarta, Haryadi Suyuti, dalam sambutannya.
Menurut Haryadi, Perayaan Sekaten merupakan agenda tahunan untuk memeriahkan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang dimulai dengan Miyos Gongso (prosesi dikeluarkannya dua gamelan Sekaten Kyai Guntur Madu dan Kyai Nogo Wilogo dari Kraton Yogyakarta menuju Masjid Gede Kraton Yogyakarta.
Selanjutnya, Gamelan Sekaten ini akan dibunyikan di pagongan selama sepekan. Kemudian dilanjutkan dengan Kondur Gongso (prosesi dikembalikannya gamelan Sekaten Kyai Guntur Madu dan Kyai Nogo Wilogo dari Masjid Gede Kraton Yogyakarta menuju Kraton Yogyakarta pada 4 Februari 2012. ''Ini merupakan kegiatan budaya yang diuri-uri dengan nuansa sekaten,'' kata Haryadi.
Untuk memerkahkan acara PMPS 2011/2012 terdapat sejumlah atraksi hiburan seperti pentas wayang kulit, pentas musik religi dan tausisah, parade potensi seni wilayah, parade keroncong, parade ketoprak, parade seni religius dan parade busana Muslim.
Selanjutnya, Sultan HB X dalam sambutannya mengatakan Perayaan Sekaten kali ini merupakan Perayaan Sekaten kedua di tahun 2011 karena ada perbedaan jumlah hari dalam satu tahun dengan kalender Jawa dan Masehi. Sekaten sekarang ingin dikembalikan sebagai ajang budaya dan pesta rakyat.
''Karena tema Sekaten kali ini tidak berbeda dengan tema Sekaten yang dulu, yakni Harmoni Ekonomi, Budaya dan Religi, maka apa yang bisa kita petik untuk melihat refleksi sejarah tahun 1945 di Kota Yogyakarta, ada roh Merah Putih yang mewarnai jiwa kebangsaan kita yang dikobarkan,'' kata Sultan.
Redaktur: Chairul Akhmad
Pembukaan PMPS ditandai dengan pemukulan kenong dan pelepasan balon dan burung merpati sebagai tanda harmonisasi. ''Untuk memberikan tempat yang seluas-seluasnya dan sebagai apresiasi budaya dan untuk menunjang ciri PMPS sebagai pesta rakyat, maka pengunjung PMPS tidak dipungut biaya masuk,'' kata Walikota Yogyakarta, Haryadi Suyuti, dalam sambutannya.
Menurut Haryadi, Perayaan Sekaten merupakan agenda tahunan untuk memeriahkan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang dimulai dengan Miyos Gongso (prosesi dikeluarkannya dua gamelan Sekaten Kyai Guntur Madu dan Kyai Nogo Wilogo dari Kraton Yogyakarta menuju Masjid Gede Kraton Yogyakarta.
Selanjutnya, Gamelan Sekaten ini akan dibunyikan di pagongan selama sepekan. Kemudian dilanjutkan dengan Kondur Gongso (prosesi dikembalikannya gamelan Sekaten Kyai Guntur Madu dan Kyai Nogo Wilogo dari Masjid Gede Kraton Yogyakarta menuju Kraton Yogyakarta pada 4 Februari 2012. ''Ini merupakan kegiatan budaya yang diuri-uri dengan nuansa sekaten,'' kata Haryadi.
Untuk memerkahkan acara PMPS 2011/2012 terdapat sejumlah atraksi hiburan seperti pentas wayang kulit, pentas musik religi dan tausisah, parade potensi seni wilayah, parade keroncong, parade ketoprak, parade seni religius dan parade busana Muslim.
Selanjutnya, Sultan HB X dalam sambutannya mengatakan Perayaan Sekaten kali ini merupakan Perayaan Sekaten kedua di tahun 2011 karena ada perbedaan jumlah hari dalam satu tahun dengan kalender Jawa dan Masehi. Sekaten sekarang ingin dikembalikan sebagai ajang budaya dan pesta rakyat.
''Karena tema Sekaten kali ini tidak berbeda dengan tema Sekaten yang dulu, yakni Harmoni Ekonomi, Budaya dan Religi, maka apa yang bisa kita petik untuk melihat refleksi sejarah tahun 1945 di Kota Yogyakarta, ada roh Merah Putih yang mewarnai jiwa kebangsaan kita yang dikobarkan,'' kata Sultan.
Redaktur: Chairul Akhmad
Reporter: Neni Ridarineni
Komentarku ( Mahrus ali ):
Pasar Malam Perayaan Sekaten budaya yang harus di hentikan, bukan dilestarikan, apalagi di meriahkan, karena banyak kemungkaran, tari- tarian klosal dan kedurhakaan kepada Allah di dalamnya, campur baur lelaki dan perempuan bukan acara kebaikan yang di ridai oleh Allah, tapi kedurkaan yang di benciNya. Panitia yang mengadakan acara ini, sama dengan mengadakan apa yang di kehendaki oleh setan Iblis, cocok dengan kehendak setan – setan manusia dan di benci oleh orang – orang konsis dengan ajaran Allah dalam al quran maupun hadis. Juga dibenci oleh Allah. Mereka berupaya untuk menantang Allah, taat kepada Iblis. Ingatlah firmanNya:
وَكَأَيِّنْ مِنْ قَرْيَةٍ عَتَتْ عَنْ أَمْرِ رَبِّهَا وَرُسُلِهِ فَحَاسَبْنَاهَا حِسَابًا شَدِيدًا وَعَذَّبْنَاهَا عَذَابًا نُكْرًا
Dan berapalah banyaknya (penduduk) negeri yang mendurhakai perintah Tuhan mereka dan rasul-rasul-Nya, maka Kami hisab penduduk negeri itu dengan hisab yang keras, dan Kami azab mereka dengan azab yang mengerikan. Thalaq 8 juz 28.
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan