Senin, Desember 12, 2011

Salafy di kepung syi`ah di Yaman.



Pemberontak Syiah Serang Ma’had Syekh Muqbil Dammaj Yaman, 30 Gugur, 2 dari Indonesia

Imam Ma’had Darul Hadits Yaman Serukan Jihad Lawan Pemberontak Syiah
إصابة عدد كبير من الطلاب والوضع ينذر بكارثة
اليمن : الحوثيون يحاصرون السلفيين في دماج منذ أكثر من شهر لا ماء ولاغذاء ولادواء
السلفيون بدماج يرفضون مساعدات تاجر السلاح مناع ومقتل 28 من طلاب معهد دار الحديث
Serangan roket dan penembak jitu yang dilakukan oleh pemberontak Syiah Houti ke sekolah Darul Hadist dan lingkungan Sunni di distrik Dammaj pada Sabtu dan Ahad lalu menewaskan lebih dari 30 orang, termasuk mahasiswa asing. Di antara korban ada dua mahasiswa asal Indonesia, dari Medan dan Aceh.

Darul Hadits Dammaj Yaman didirikan pada tahun 1980 oleh almarhum Sheikh Muqbil Bin Hadi Al Wadie, seorang ulama Sunni. Saat ini menampung lebih dari 10.000 mahasiswa, 10 persen dari mereka berasal dari Arab, Uni Eropa, dan negara lainnya. Markaz ini dikepung kaum Syiah Hauthi (الحوثيون) pemberontak, sejak awal Dzulhijjah 1432H. Serangan kaum sesat Syi’ah telah menewaskan 30 mahasiswa Sunni di antaranya dua orang dari Indonesia berasal dari Medan dan Aceh. Kompleks Ahlus Sunnah Salafi ini diblokade hingga kini kehabisan air, makanan, obat-obatan dan bahan lainnya.
Inilah beritanya:
***  
Kemlu: 2 Mahasiswa Indonesia di Yaman Tewas Akibat Roket kaum Syiah
JAKARTA - Kementerian Luar Negeri memastikan ada dua korban mahasiswa asal Indonesia yang tewas akibat serangan pemberontak Syiah Houti di Yaman. Keduanya tewas dihantam roket.
“Betul ada yang terkena roket dan di antara korban ada 2 WNI,” kata Juru Bicara Kemlu, Michael Tene, sebagaimana dilansir detikcom, Selasa (30/11/2011).
Menurut Michael, mahasiswa tersebut berasal dari Medan dan Aceh. Namun, siapa identitas dan alamat jelas keduanya masih belum ada informasi lebih jauh.
“KBRI dan Kemlu sudah menghubungi keluarga,” ucapnya.
Sebagaimana diberitakan oleh voa-islam.com sebelumnya, serangan roket dan penembak jitu yang dilakukan oleh pemberontak Syiah Houti ke sekolah Darul Hadist dan lingkungan Sunni di distrik Dammaj pada Sabtu dan Ahad lalu menewaskan lebih dari 30 orang, termasuk mahasiswa asing. Di antara korban diduga mahasiswa asal Indonesia.
..Menurut Michael, mahasiswa tersebut berasal dari Medan dan Aceh..
Darul Hadits yang terletak di daerah yang dikuasai oleh pemberontak Syiah Houti, didirikan pada tahun 1980 oleh almarhum Sheikh Muqbil Bin Hadi Al Wadie, seorang ulama Sunni. Saat ini menampung lebih dari 10.000 mahasiswa, 10 persen dari mereka berasal dari Arab, Uni Eropa, Kami dan negara lainnya. Pemberontak Syiah, memandang sekolah ini sebagai ancaman lantaran mengisi wilayah utara.
Seorang guru sekolah Darull Hadits mengatakan, pihak pemberontak yang berasal dari suku Houthi meminta sekolah ditutup selama 2 minggu dan memblok pengiriman makanan untuk 10.000 orang. Akibat blokade itu mereka kehabisan bahan bakar, makanan dan air minum.  (an/dtk,voi) Rabu, 30 Nov 2011(voa-islam.com)
***
Imam Ma’had Darul Hadits Yaman Serukan Jihad Lawan Pemberontak Syiah
SANA’A, YAMAN (voa-islam.com) -  Kepala sekolah Muslim Sunni di provinsi Sa’ada, Yaman utara menyatakan Jihad terhadap kelompok pemberontak Syiah Houti karena mereka terus mengepung sekolah tersebut selama lebih dari sebulan, Radad Al Hashimi, seorang mahasiswa di sekolah itu mengatakan kepada Gulf News .
“Imam Darul Hadits di distrik Dammaj, Sheikh Yahya Al Hajouri, telah menyatakan perang terhadap para pemberontak Syiah Houthi yang telah menyerang dan menolak untuk membuka blokade mereka di sekolah itu,” kata mahasiswa tersebut.
Al Hashimi, yang telah belajar pendidikan agama di sekolah itu selama 10 tahun, mengatakan bahwa pemberontak Syiah menyerang sekolah dan tempat-tempat Muslim Sunni lainnya di Distrik Dammaj pada hari Sabtu dan Ahad dengan tembakan mortir dan penembak jitu sehingga menewaskan lebih dari 30 mahasiswa, termasuk mahasiswa asing.
Sumber-sumber mengatakan bahwa beberapa mahasiswa yang berasal negara Amerika, Perancis dan Indonesia termasuk di antara mereka yang terbunuh di distrik Dammaj.
Terletak di daerah yang dikuasai oleh pemberontak Houti, Darul Hadits didirikan pada tahun 1980 oleh almarhum Sheikh Muqbil Bin Hadi Al Wadie, seorang ulama Sunni dan saat ini menampung lebih dari 10.000 mahasiswa, 10 persen dari mereka berasal dari Arab, Uni Eropa, Kami dan negara lainnya.
Kehabisan makanan dan air
“Saya telah menerima banyak telepon dari saudara-saudara kami dari UEA, Arab Saudi, Kanada dan negara lain yang penuh semangat, siap untuk bergabung masuk. Kami belum perlu bantuan mereka saat ini karena banyak suku yang bergegas untuk mendukung. Tapi jika kita tidak bisa mengalahkan mereka, kami akan meminta bantuan kepada saudara-saudara kita dari luar,” tambah Radad Al Hashimi.
..Sumber-sumber mengatakan bahwa beberapa mahasiswa yang berasal negara Amerika, Perancis dan Indonesia termasuk di antara mereka yang terbunuh di distrik Dammaj..
“Karena blokade itu, para keluarga terpaksa tinggal di subsisten. Mereka kehabisan bahan bakar, makanan dan air minum..”
Pemberontak Syiah Houthi, yang memberontak kepada pemerintah Yaman setelah enam perang sporadis sejak 2004, membantah tuduhan pembunuhan siswa di distrik Dammaj dan menuduh media menerbitkan cerita-cerita palsu dan tidak berdasar. Dalam sebuah pernyataan yang dirilis kepada pers, kelompok pemberontak Syiah Houthi mengatakan bahwa kaum Salafi di sekolah tersebut mengangkat slogan yang melabeli mereka sebagai orang kafir yang menyesatkan.
Tidak ada obat-obatan
Setelah mendengar tentang penyerangan itu, sekelompok warga Yaman berjumlah 13 orang yang terdiri dari aktivis kemanusiaan dan wartawan menuju ke daerah itu untuk meneliti situasi. Para pemberontak Syiah Houthi menghentikan mereka di luar sekolah dan hanya diizinkan tiga aktivis untuk mengunjungi sekolah.
“Orang-orang di sekolah yang dikepung hidup dalam situasi yang sangat tidak berperikemanusiaan. Tidak ada obat dan makanan dan orang-orang terluka yang mati kehabisan darah karena kurangnya dokter dan obat-obatan” Mohammad Al Ahmadi, anggota kelompok mengatakan kepada Gulf News.
“Lebih dari 26 orang tewas dalam dua hari penembakan. Keluarga yang kelaparan dan banyak anak yang bisa segera mati. para pemberontak Syiah memperlakukan para aktivis secara kasar dan menyita memori kamera saya. Mereka takut bahwa kami akan mempublikasikan foto-foto tentang kebiadaban mereka yang kita dapatkan dari sekolah tersebut.” (by/gn,yob) Selasa, 29 Nov 2011
Di eramuslim terdapat keterangan sbb:

Bentrokan antara Salafi dan kelompok Syiah Houthi di utara Yaman dilaporkan telah menewaskan sedikitnya 14 orang dan banyak lainnya terluka dari kedua belah pihak pada akhir pekan lalu.
Yemen Post melaporkan pertempuran pecah di Dammaj, pinggiran kota Sa'ada.
Sekitar 7.000 santri Salafi, termasuk perempuan dan anak-anak baik warga asli Yaman maupun santri asing, tinggal di Dammaj dan daerah ini baru-baru ini telah kehabisan bahan makanan pokok dan obat-obatan menyusul adanya blokade panjang dari kelompok Syiah Houthi, menurut media dan kelompok HAM yang mengunjungi daerah tersebut.
Saksi mata di lapangan mengatakan meskipun kelompok Houthi yang berada di atas angin dalam pertempuran, mujahidin Salafi berhasil mengambil alih pos pemeriksaan dan posisi militer yang sebelumnya di bawah kendali Houthi.
Syiah Houthi telah lama bertentangan dengan pemerintah Yaman, menyalahkan pemerintah yang didominasi Sunni melakukan diskriminasi terhadap minoritas Syiah di negara itu.
Namun Salafi mengklaim bahwa Houthi mendukung misi untuk memperluas pengaruh sekte Syiah di wilayah Yaman.
Mediasi komite dibentuk antara kedua belah pihak untuk membantu mengakhiri konflik. Namun, tidak berhasil meskipun telah mengakibatkan ratusan pemimpin suku dan politik telah mencoba untuk membantu dalam mengakhiri krisis ini.(fq/prtv/ympost)
Sumber: eramuslim.
Komentarku ( Mahrus ali ).
Perang Syi`ah dengan Amirika dan Israil hanya ngomong, bukan realita konfrontasi fisik antara mereka, namun perang syi`ah dengan salafy adalah tanpa bicara, tapi langsung angkat sejata. Pengikut syi`ah bila masih lemah, pura – pura gaul dengan kaum sunni. Tapi bila kuat, maka ingin berperang melawan sunni.  
   Bila mereka benar mengikuti qur`an bukan Koran dan ingin menegakkan ajaran           quran, bukan menghalangi dakwah al quran, maka mereka akan bisa bersatu dengan salafy yang konsis dengan ajaran quran dan hadis. Tapi realitanya di Saudi saja, mereka ingin merebut Ka`bah dan Medinah. Ingatlah firman Allah:
وَإِنْ طَائِفَتَانِ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ اقْتَتَلُوا فَأَصْلِحُوا بَيْنَهُمَا فَإِنْ بَغَتْ إِحْدَاهُمَا عَلَى الْأُخْرَى فَقَاتِلُوا الَّتِي تَبْغِي حَتَّى تَفِيءَ إِلَى أَمْرِ اللهِ فَإِنْ فَاءَتْ فَأَصْلِحُوا بَيْنَهُمَا بِالْعَدْلِ وَأَقْسِطُوا إِنَّ اللهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِينَ

Dan jika ada dua golongan dari orang-orang mu'min berperang maka damaikanlah antara keduanya. Jika salah satu dari kedua golongan itu berbuat aniaya terhadap golongan yang lain maka perangilah golongan yang berbuat aniaya itu sehingga golongan itu kembali kepada perintah Allah; jika golongan itu telah kembali (kepada perintah Allah), maka damaikanlah antara keduanya dengan adil dan berlaku adillah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.[1]



[1]  Al Hujurat  9
Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan