Warga Korea Utara Menangis di jalan-jalan atas meninggalnya pemimpin mereka Kim Jong-il.
PYONG YANG l SURYA Online- Rakyat Korea Utara berduka atas meninggalnya pemimpin mereka Kim Jong-il.
Banyak orang yang menangis di jalan-jalan ibukota, Pyong-yang. Media resmi mengatakan Kim Jong-il mengalami serangan jantung hari Sabtu (17/12/2011) dan meninggal pada usia 69 tahun.
Kantor berita resmi KCNA menggambarkan salah seorang putranya, Kim Jong-un sebagai “sang penerus besar” yang harus didukung oleh seluruh rakyat Korea Utara.
Negara tetangga Pyong-yang waspada karena khawatir terjadinya ketidakstabilan menyusul wafatnya Kim Jong-il.
Korea Selatan menempatkan pasukannya dalam keadaan siaga penuh dan mengatakan negara tetangga itu dalam keadaan krisis.
Pemerintah Jepang mengadakan pertemuan keamanan khusus.
Cina, salah satu sekutu terdekat Korea Utara dan juga mitra dagang, menyatakan terkejut atas kematian Kim dan berjanji akan melanjutkan upaya “memberikan kontribusi aktif untuk perdamaian dan stabilitas di semenanjung Korea dan di kawasan ini.”
Resolusi mengecam HAM Korea Utara
Resolusi mengecam HAM Korea Utara
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Clinton mengatakan setelah bertemu dengan mitranya dari Jepang Koichiro Gemba, ia berharap akan ada transisi yang stabil dan damai di Korea Utara.
“Kami mengulangi lagi harapan kami atas membaiknya hubungan dengan rakyat Korea Utara dan tetap sangat khawatir atas kesejahteraan mereka,” kata Nyonya Clinton.
Korea Utara dan Korea Selatan secara teknis masih perang dan Amerika memiliki ribuan pasukan yang ditempatkan di Korea Selatan dan jepang.
Hillary Clinton mengatakan Amerika Serikat dan Jepang menginginkan transisi stabil di Korea Utara.
Wartawan diplomatik BBC James Robbins mengatakan kematian mendadak Kim Jong-il -sebelum rezim itu menyelesaikan transfer kekuasaan kepada putra bungsu Kim Jong-un- menyebabkan ketidakpastian di semenanjung itu.
Sementara itu, Majelis Umum PBB secara bulat mendukung resolusi berisi kecaman atas pelanggaran hak asasi di Korea Utara.
Pemungutan suara, yang dijadwalkan sebelum kematian Kim diumumkan, menyerukan diakhirinya “pelanggaran meluas dan sistematik.” Korea Utara menolak resolusi itu.
Judul asli:Rakyat Korea Utara Menangis atas Wafatnya Kim Jong-il
Komentarku ( Mahrus ali ):
Kim Jong-il mati di tangisi, waktu hidup di hormati, tapi banyak kaum mukminin gembira dan tidak menaruh hormat kepada pemimpin kafir itu. Dia bukan al marhum tapi al mal`un ( orang yang terlaknat).Ingat firman Allah:
إِنَّ اللَّهَ لَعَنَ الْكَافِرِينَ وَأَعَدَّ لَهُمْ سَعِيراً ﴿٦٤﴾
064. Sesungguhnya Allah mela`nati orang-orang kafir dan menyediakan bagi mereka api yang menyala-nyala (neraka), Al ahzab.
Kim Jong-il di hormati, bukan diejek, diiringi dengan barisan militer kafir yang terlaknat, bukan kaum mukmin yang di kasihi oleh Allah ketika menuju kuburannya sebagai penghormatan terahir setelah ribuan penghormatan bukan penghinaan yang di terimanya ketika masih jaya bukan sudah tidak berdaya ini. Namanya harum di kalangan rakyatnya yang kafir, ia busuk sekali di mata kaum mukminin. Di dunia , hidupnya penuh dengan kemewahan, di akhirat menjumpai balasan yang sangat pedih bukan balasan yang menyenangkan untuk selamanya bukan sekejap belaka atau sebulan dan dua bulan tapi milyaran tahun.
Ingatlah firman Allah:
خَالِدِينَ فِيهَا لاَ يُخَفَّفُ عَنْهُمُ الْعَذَابُ وَلاَ هُمْ يُنظَرُونَ ﴿١٦٢﴾
162. Mereka kekal di dalam la`nat itu; tidak akan diringankan siksa dari mereka dan tidak (pula) mereka diberi tangguh. Al Baqarah
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan