Muhammad Idrus Ramli dan Muhammad Syafiq alydrus menulis dalam buku karya mereka berdua :” Kiyai NU atau
wahabi yang sesat tanpa sadar “ sbb:
Setahu saya, Rasulullah SAW berdoa itu tidak pakai memilih menghadap
kiblat, lihat hadis sbb:
عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ
بْنِ عُتْبَةَ بْنِ مَسْعُودٍ أَنَّ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عَبَّاسٍ أَخْبَرَهُ
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ بَعَثَ بِكِتَابِهِ رَجُلًا وَأَمَرَهُ أَنْ يَدْفَعَهُ إِلَى عَظِيمِ
الْبَحْرَيْنِ فَدَفَعَهُ عَظِيمُ الْبَحْرَيْنِ إِلَى كِسْرَى فَلَمَّا قَرَأَهُ
مَزَّقَهُ
فَحَسِبْتُ أَنَّ ابْنَ الْمُسَيَّبِ قَالَ
فَدَعَا عَلَيْهِمْ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ
يُمَزَّقُوا كُلَّ مُمَزَّقٍ
Dari Ubaidullah bin Abdullah bin
Utbah bin Mas'ud bahwa Abdullah bin 'Abbas telah mengabarkannya, bahwa Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam telah mengutus seseorang dengan membawa surat dan memerintahkan kepadanya untuk memberikan surat tersebut kepada Pemimpin Bahrain. Lalu Pemimpin Bahrain itu
memberikannya kepada Kisra. Tatkala dibaca, surat itu dirobeknya. Aku mengira kemudian
Ibnu Musayyab berkata; lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berdoa agar
mereka (kekuasaannya) dirobek-robek sehancur-hancurnya.
Komentarku ( Mahrus ali):
Dalam hadis itu, Rasulullah SAW berdoa dan tiada keterangan beliau menghadap
kiblat.Ini sebagai bukti bahwa berdoa itu dikabulkan tanpa menghadap kiblat.
Lihat di hadis lainnya sbb:
عَائِشَةَ أَنَّهَا قَالَتْ
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ كُلَّمَا كَانَ لَيْلَتُهَا مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَخْرُجُ مِنْ آخِرِ اللَّيْلِ إِلَى الْبَقِيعِ فَيَقُولُ
السَّلَامُ عَلَيْكُمْ دَارَ قَوْمٍ مُؤْمِنِينَ وَأَتَاكُمْ مَا تُوعَدُونَ غَدًا
مُؤَجَّلُونَ وَإِنَّا إِنْ شَاءَ اللَّهُ بِكُمْ لَاحِقُونَ اللَّهُمَّ اغْفِرْ
لِأَهْلِ بَقِيعِ الْغَرْقَدِ
وَلَمْ يُقِمْ قُتَيْبَةُ قَوْلَهُ وَأَتَاكُمْ
dari Aisyah bahwa ia berkata; Pada
setiap malam gilirannya bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, di
akhir malam beliau keluar ke Bagi' dan mengucapkan: "Semoga keselamatan
atas kalian wahai para penghuni (kuburan) dari kaum mukminin. Apa yang
dijanjikan Allah kepada kalian niscaya akan kalian dapati esok (pada hari
kiamat), dan kami Insya Allah akan
menyusul kalian. Ya Allah ampunilah penduduk Baqi' Gharqad" Qutaibah tidak
menyebutkan; "Wa Ataakum." HR
Muslim HADIST NO – 1618
Di hadis ini, tiada keterangan
menghadap kiblat, tapi langsung menghadap kemana saja, beliau berdoa.
Dalam Islam web ada keterangan sbb:
وَأَمَّا اسْتِقْبَالُ اْلقِبْلَةِ عِنْدَ الدُّعَاءِ
لَهُ فَلَمْ نَقِفْ َعلَيْهِ مَأْثُوْراً مِمَّا صَحَّ عَنِ النَّبِي صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
، وَهُوَ فِي الْجُمْلَةِ مِنْ آدَابِ الدُّعَاءِ، كَمَا بَيَّنَّا فِي الْفَتْوَى
رَقْم: 23599.
Adapun menghadap kiblat ketika
berdoa, maka aku
belum menjumpai atsar yang sahih
dari Nabi SAW. Ia secara hlobal
termasuk adab berdoa sebagaimana kami jelaskan dalam fatwa
23599.
وَفِي مَجْمَعِ الزَّوَائِدِ لِلْهَيْثَميِ عَنِ
الْحَكَمِ بْنِ حَارِثٍ السِّلْمِي أَنَّهُ غَزَا مَعَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
ثَلاَثَ غَزَوَاتٍ، فَأَوْصَى إِذَا دُفِنَ، قَالَ: فَقُوْمُوا عَلَى قَبْرِي وَاسْتَقْبِلُوا
اْلقِبْلَةَ وَادْعُوا لِي. وَلَكِنَّ هَذَا اْلأَثَرَ ضَعِيْفٌ.
Dalam kitab Majmauz zawaid karya Haitsami di jelaskan dari Al Hakam bin Harits . sesungguhnya beliau berperang
bersama Rasulullah SAW tiga kali
, lalu berwasiat ketika di makamkan
seraya berkata: Berdirilah dikuburanku ,
lalu menghadaplah kiblat dan berdoalah untukku . Tetapi atsar ini
adalah lemah . [1]
Komentarku ( Mahrus ali):
Bila menghadap kiblat dimasukkan dalam adab berdoa , apakah Rasulullah
SAW yang berdoa tanpa menghadap kiblat termasuk tidak punya adab dalam berdoa. Ini kekeliruan yang sangat bukan agak
benar. Pada hal Rasul
adalah teladan kita dalam berdoa atau lainnya.
Di dalam al Quran, malah diperintahkan berdoa tanpa ada perintah untuk menghadap kiblat. Lihat
ayat sbb:
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي
قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي
وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ
"Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku,
maka (jawablah), bahwasanya Aku dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang
mendoa apabila ia berdoa kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala
perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu dalam
kebenaran." (QS. Al-Baqarah : 186)Allah -Ta’ala- berfirman:
ادْعُوا
رَبَّكُمْ تَضَرُّعًا وَخُفْيَةً
“Berdo`alah kepada Tuhan kalian dengan berendah diri dan
suara yang lembut”. (QS. Al-A’raf: 55)Dan Allah -Ta’ala- juga berfirman:
إِنَّهُمْ
كَانُوا يُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ وَيَدْعُونَنَا رَغَبًا وَرَهَبًا
وَكَانُوا لَنَا خَاشِعِينَ
“Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu
bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdo`a
kepada Kami dengan harap dan cemas. Dan mereka adalah orang-orang yang khusyu
kepada Kami. “ (QS. Al-Anbiya`: 90)Dalam perintah doa tsb Allah tidak memerintahkan untuk menghadap kiblat atau berpaling dari padanya.Yang penting panjatkan doa kepadaNya bukan kepada lainNya. Baik waktu siang atau malam, pagi atau sore.
Allah -Ta’ala- berfirman:
وَقَالَ
رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ
“Dan Tuhanmu berfirman: “Berdo`alah kepada-Ku, niscaya
akan Kukabulkan bagi kalian”. (QS. Ghafir: 60)Imam Ahmad telah meriwayatkan sebuah hadits dengan sanad yang dihasankan oleh Al-Mundziry dari ‘Abdullah bin ‘Umar -radhiallahu ‘anhuma- bahwa Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda:
إِذَا
سَأَلْتُمُ اللهَ فَاسْأَلُوْهُ وَأَنْتُمْ مُوْقِنُوْنَ بِالْإِجَابَةِ, فَإِنَّ
اللهَ لاَ يَسْتَجِيْبُ لِعَبْدٍ دَعَاهُ عَنْ ظَهْرِ قَلْبٍ غَافِلٍ
“Jika kalian meminta sesuatu kepada Allah, maka mintalah
kepada-Nya dalam keadaan kamu yakin akan dikabulkan. Karena sesungguhnya Allah
tidak akan mengabulkan (permintaan) seorang hamba yang berdo’a kepada-Nya
dengan hati yang lalai”.
Mau
nanya hubungi kami:
088803080803.( Smart freand) 081935056529 ( XL )
088803080803.( Smart freand) 081935056529 ( XL )
Alamat
rumah: Tambak sumur 36 RT 1 RW1
Waru Sidoarjo.
Jatim.
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan