Muhammad
Natsir adalah salah satu tokoh Persatuan Islam (Persis) terkemuka yang
menerima rumusan pancasila sebagai pedoman negara. Penerimaan tersebut
tentu saja dengan syarat asas ketuhanan dijadikan sumber ruhani dan
sumber moral dalam kehidupan bernegara dan bermasyarakat.
Bagi M. Natsir negara Islam
adalah suatu cita-cita ideal yang tentunya harus diperjuangankan.
Demikian diungkap Pepen Irfan Fauzan, S.S M. Hum tenaga ahli kementrian,
dalam seminar politik Persis di kampus Sekolah Tinggi Agama Islam
Persis (STAIPI) Ciganitri Bandung (9-01).
Pepen menuturkan bahwa M. Natsir
memandang substansi pancasila secara positif. Indikasi ini terlihat
ketika M. Natsir berkunjung ke Pakistan dan berpidato di depan The
Pakistan Institute Of World Affairs pada tahun 1952.
M. Natsir menyatakan “Pakistan
adalah negara Islam. Hal itu pasti, baik oleh kenyataan penduduknya
maupun oleh gerak-gerik haluan negaranya. Dan saya nyatakan Indonesia
juga adalah negara Islam, oleh kenyataan bahwa Islam diakui sebagai
agama dan anutan jiwa bangsa Indonesia, meskipun tidak disebutkan dalam
konstitusi bahwa Islam itu adalah agama Negara. Indonesia tidak
memisahkan Agama dari Negara. Dengan tegas Indonesia menyatakan percaya
Kepada Tuhan Yang Maha Esa jadi tiang pertama pancasila.”
Pernyataan M. Natsir ini
disampaikan setahun setelah ia meletakan jabatannya sebagai Perdana
Menteri Republik Indonesia, sehingga tidak heran menurut Pepen jika
pernyataan tersebut bersifat fositip.
“Sebab, logikanya, bagaimana
mungkin seorang ideolog Islam mau menjabat kepala pemerintah suatu
negara yang dasarnya dianggap bertentangan dengan ideologi Islam. Maka
saya bisa menyimpulkan dari pernyataan M. Natsir tersebut bahwa negara
Pancasila pun sudah membayangan sebuah negara Islam,” kata Pepen yang
juga dosen di STAIPI Garut ini.
Menurut Pepen dasar pemikiran M.
Natsir mengenai hubungan Islam dengan negara ini adalah penafsiran
terhadap ayat “Dan kami tidak menjadikan jin dan manusia, melainkan
supaya mereka menyembah-Ku” (QS. 27: 56).
Dari ayat ini, M Natsir
mengembangkan teorinya bahwa seorang Islam hidup diatas dunia ini dengan
cita-cita kehidupan supaya menjadi hamba Allah dengan arti yang
sepenuhnya.
Pandangan M. Natsir yang
cenderung moderat terhadap pancasila ini ditentang keras oleh tokoh
Persis lainnya yaitu Isa Anshari. Isa Anshari memandang negara yang
berpedoman pada pancasila bukanlah negara Islam. Dan Isa Anshari tidak
mau berkompromi untuk masalah ini.
Artikel Terkait