Muhib Al-Majdi Jum'at, 21 Zulhijjah 1432
H / 18 November 2011 10:59
Peta kekuatan revolusi Islam dan
mujahidin Suriah
DAMASKUS (Arrahmah.com) – Lebih dari
4000 warga muslim sunni telah tewas oleh kebiadaban tentara dan kepolisian
rezim Nushairiyah Suriah. Puluhan ribu lainnya terluka parah. Korban tewas dan
luka berat terus bertambah setiap hari. Selain itu, rumah, sekolah, masjid, pasar,
ladang, dan bangunan sipil lainnya juga mengalami kerusakan parah oleh serbuan
aparat keamanan dan militer rezim Bashar Asad dengan persenjataan berat.
Meski korban sudah demikian besar
dan kebiadaban rezim Nushairiyah Suriah sudah terpampang di depan mata setiap
hari, reaksi internasional sangatlah minim. Liga Arab memilih diam dengan
kamuflase pengajuan peta perdamaian yang mandul di lapangan. Kekuatan Syiah
Imamiyah Republik Iran dan Lebanon yang memendam kebencian berabad-abad kepada
umat Islam ahlus sunnah wal jama’ah secara jelas memberikan dukungan politik, ekonomi,
militer, dan intelijen kepada rezim Nushairiyah Suriah, karena faktor kesamaan
ideologi Syi’ah ekstrim.
Tak diragukan lagi, kokohnya rezim
Suriah amat penting bagi Israel
dan Barat. Rezim Nushairiyah Suriah adalah pagar betis dan ‘anjing penjaga’
terdepan yang akan menghadang setiap upaya umat Islam ahlus sunnah di Suriah
untuk mendukung jihad rakyat Palestina. Dengan tetap bercokolnya rezim Suriah, kekuatan
zionis Yahudi akan leluasa menghantam perlawanan jihad muslim Palestina. Keruntuhan
rezim Nushairiyah Suriah berarti terbuka lebarnya bantuan personil, makanan, obat-obatan,
dan persenjataan bagi umat Islam Palestina. Hal itu jelas alarm bagi keruntuhan
negara zionis Yahudi, suatu tragedi yang jelas akan dihalang-halangi oleh
Amerika, Barat, Rusia, dan negara-negara kafir lainnya.
Jelaslah bahwa pembebasan bumi Islam
Palestina dari cengkeraman zionis Yahudi era kaitannya dengan pembebasan bumi
Suriah dari rezim Nushairiyah Suriah. Dari sini, revolusi umat Islam ahlus
sunnah Suriah memiliki urgensi yang sangat luas dan jangka panjang bagi
kemerdekaan kaum muslimin dari belenggu imperialisme zionis dan salibis
internasional yang dikomandoi oleh Amerika Serikat dan NATO. Revolusi umat
Islam ahlus sunnah Suriah juga menjadi benteng penting bagi membendung invasi
ideologi, politik, ekonomi, dan militer agama Majusi-Syi’ah ekstrim (Syiah
Imamiyah), yang dikomandoi oleh Republik Syiah Imamiyah Iran dan kini telah
mendominasi Irak (pemerintahan boneka Irak pro-Barat), Lebanon (Syiah Imamiyah
gerakan Hizbullah dan Droz), Suriah (rezim Nushairiyah), serta mulai
menancapkan dominasinya di Arab Saudi, Yaman, dan Bahrain.
Begitu urgennya posisi revolusi
Islam Suriah saat ini, sehingga dunia internasional berkonspirasi untuk
menghancurkannya. Amerika, NATO, dan Barat mendiamkannya, dengn kamuflase sesekali
meneriakkan kecaman di media massa sekedar ‘hiburan’ untuk konsumsi public. Negara-negara
Arab yang tergabung dalam Liga Arab tunduk kepada rencana tuan besar Amerika
dan Barat, bersikap ‘agak’ peduli dengan sesekali mengecam dan mengeluarkan
proposal jalan damai. Hanya itu, tidak lebih. Lebanon,
Iran,
dan Rusia secara berkelanjutan mengirimkan dukungannya kepada rezim Nushairiyah
dalam wujud bantuan ekonomi, personil dan peralatan militer, dan dukungan
politik.
Tidak ada harapan bagi umat Islam ahlus
sunnah di Suriah, selain kepada Allah SWt, kemudian mengandalkan persatuan dan
kesetia kawanan mereka sendiri, dalam menghadapi konspirasi internasional ini. Seberapa
besar kekuatan demostran rakyat sipil dan mujahidin Suriah? Tentu bukan hal
yang mudah menjawab pertanyaan ini. Seorang koresponden dari pihak revolusioner
Suriah menuliskan sebuah artikel singkat di forum Anshar al-Mujahidin, untuk
memberi gambaran singkat peta kekuatan revolusi rakyat dan mujahidin di Suriah.
Berikut ini terjemahan artikel tersebut.
***
بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Saudara-saudaraku yang tercinta dan
mahkota kepalaku, para mutiara ketegaran yang bercahaya dan lilin yang
menerangi…
Saya persembahkan kepada kalian
sebuah bahasan yang sangat urgen bagi siapa saja yang ingi mengetahui hakekat
konflik yang tengah berlangsung di Suriah.
Saya membagi bahasan ini sesuai
urgensinya dan saya akan menjelaskannya secara singkat, karena bahasan yang
panjang seringkali membosankan dan pembacanya tidak mampu mengambil manfaat
yang berarti darinya.
Saya mulai dengan menyebut nama
Allah.
Perang yang sedang berlangsung di
Suriah saat ini terdiri dari dua pihak utama, yaitu:
Pertama, ahlsu sunnah wal jama’ah
Kedua, Nushairiyah dan orang-orang
yang memberikan loyalitas kepadanya
Sekalipun sebagian pihak berusaha
untuk mengingkari faktor golongan ini, namun realita menunjukkan ini adalah
perang antara kedua golongan, sejak dari ujung kepala sampai ujung kaki.
Untuk mengetahui kelompok selain
ahlus sunnah, saya akan menyebutkannya dengan sangat singkat.
Pertama, Nushairiyah
Inilah kelompok yang paling
berbahaya, karena memegang tampuk kekuasaan dan mengendalikan seluruh potensi
negara. Nushairiyah dinisbahkan kepada pendirinya, Muhammad bin Nushair an-Numairi
(catatan: Arrahmah.com telah mempublikasikan empat artikel bersambung tentang
kelompok Nushairiyah, edt).
Jumlah mereka di Suriah sekitar 12 %
dari keseluruhan penduduk Suriah, sedangkan ahlus sunnah mencapai 74 % dari
keseluruhan penduduk Suriah.
Mereka berada di pegunungan
Alawiyyin di pesisir Suriah, juga di propinsi Ladzikia, Thartus, dan dataran
tinggi Golan. Mereka juga memiliki anggota yang cukup besar di Turki, dan
pengikut yang sedikit di Lebanon, Irak, dan Palestina.
Kelompok najis ini adalah kelompok
yang memegang kekuasaan di Suriah, berkat bantuan penjajah Perancis, setelah
kekalahan yang dialami oleh orang-orang Turki Utsmani (dalam Perang Dunia I, edt).
Turki Utsmani-lah yang pernah menimpakan kekalahan besar atas kelompok
Nushairiyah. Penjajah salibis Perancis membagi-bagikan kekuasaan negara Suriah
kepada kelompok Nushairiyah sehingga mereka bisa merampas kekayaan negara.
Hal yang sangat berbahaya, negara
memberikan kepada kelompok Nushairiyah tanah-tanah di sekeliling kota Himsha (Homsh), sehingga
sekitar satu juta orang Alawiyyin (Nushairiyah) menempati wilayah tersebu, lalu
pada waktu belakangan berhasil membangun sejumlah proyek militer dan ekonomi. Mereka
menjadikan wilayah tersebut sebagai calon ibukota negara mereka jika mereka
telah berhasil merebut kekuasaan negara.
Program mereka ini membuat keadaan
di Himsha menjadi sangat sulit. Kaum muslimin Himsha kemudian menyadari
konspirasi jahat kelompok Nushairiyah ini, namun waktunya sudah sangat
terlambat. Mereka mulai membeli tanah-tanah di belakang rumah orang-orang
Nushairiyah. Sayangnya, mereka tinggal di daerah lain dan tidak menempati tanah-tanah
tersebut.
Dari sini lahirlah pemikiran Salafi
di propinsi Himsha, terkusus lagi di wilayah Bab Siba’ yang berada di tengah-tengah
kota. Hal yang
sama terjadi di wilayah Khalidiyah, Bab Amru, Talbisah, dan Ristan. Propinsi
Himsha merupakan pusat kekuatan kelompok najis Nuhsairiyah. Oleh karenanya, rezim
Nushairiyah Suriah dengan dukungan langsung penduduk Nushairiyah di propinsi
ini melakukan serangan berat terhadap penduduk ahlus sunnah. Penduduk Nushairiyah
yang menetap di propinsi Himsha sejak lama telah dipersenjatai oleh rezim Asad,
dan kini mereka dipergunakan untuk memerangi para demonstan ahlus sunnah.
Kedua, kelompok Nashrani
Mereka berjumlah sekitar 10 % dari
keseluruhan penduduk Suriah. Mereka terdiri dari kelompok Kristen Ortodoks, Katholik
Roma, Kristen Maronit, dan Kristen Protestan. Mereka tidak memiliki kekuatan
politik dan organisasi yang berarti di Suriah. Jumlah mereka sekitar satu
setengah juta orang, dan mereka selalu loyal kepada rezim Asad baik secara
lahir maupun batin. Sekitar satu juta di antara mereka adalah penganut Kristen
Ortodoks, dan sisanya menganut aliran Kristen lainnya. Mereka berada di
propinsi Damaskus, Halb (Alepo), Haskah, Sahl Ghab, dan sebagian wilayah aliran
sungai Eufrat. Mereka adalah orang-orang yang mengejar keuntungan belaka, dan
sejak beberapa waktu yang lalu sebagian mereka mulai meninggalkan Suriah karena
khawatir atas kepentingan mereka.
Ketiga, Syiah Ismailiyah
Pusat kekuatan mereka berada di kota Sulamiyah dan
sebagian pedesaan Thartus. Mereka loyal kepada rezim Nushairiyah karena faktor
kedekataan akidah antara sekte Syiah Ismailiyah dan Nushairiyah.
Keempat, Droz
Mereka menempati kota-kota dan
pedesaan di propinsi Suwaida’. Jumlah mereka sekitar 300.000 orang. Mereka
loyal kepada rezim Nushairiyah dan memegang jabatan sebagai para komandan pada
beberapa battalion militer Suriah.
Kelima, Syiah
Mereka adalah para infiltran dalam
masyarakat Suriah. Pemerintahan penjahat Iran
dan Lebanon
telah membackingi penyebar luasan ajaran Syi’ah. Mereka tidak mendapatkan tanah
yang subur bagi agama mereka di Suriah, selain di beberapa pedesaan dan pada
diri orang-orang bodoh.
Jumlah mereka tidak lebih dari 80.000
orang. Mereka mengeluarkan banyak uang untuk merekrut pengikut. Mereka bahkan
berani membayar 10.000 dolar kepada setiap orang yang mau memeluk agama rusak
mereka tersebut. Mereka tidak memiliki kekuatan yang berarti, selain kaitan
erat dengan rezim Nushairiyah Suriah, Hizbul Laata (plesetan dari Hizbullah Lebanon, edt), dan Iran.
***
Kesimpulannya
Saudara-saudara kalian di Suriah
saat ini berada dalam kondisi jihad dan ribath fi sabilillah
Mereka melawan rezim jagal yang
biadab yang didukung oleh bala tentaranya dan antek-antek kejinya
Mereka juga menahan laju perluasan
imperium Shafawi Alawi (Syi’ah Imamiyah) Majusi (Iran, edt)
***
Peta kekuatan mujahidin di Suriah
Propinsi Himsha
Saudara-saudara kalian di propinsi
Himsha, terkhusus orang-orang yang bertempur, mencapai 7000 orang, mereka
tergabung dalam brigade Khalid bin Walid yang membawahi beberapa regu jihad. Mayoritas
mereka berakidah salaf. Sebagian kecil di antara mereka adalah orang-orang Sufi
yang membantu mujahidin, demi membalas kebiadaban rezim Nushairiyah, dan
sebagian mereka memeliki keberanian bertempur. Sisanya adalah masyarakat awam.
Propinsi Idlib, Jisr Syughur, kota-kota
dan pedesaannya
Saya tidak memiliki info tentang
mujahidin di kedua propinsi tersebut. Namun sebagian kawan memberitahukan
kepada saya bahwa ikhwah yang berakidah salaf-lah yang mengendalikan
pertempuran melawan rezim Nushairiyah di kedua propinsi tersebut.
Propinsi Damaskus dan daerah
pinggirannya
Di sana terdapat beberapa brigade dan regu jihad.
Di antaranya regu Mu’awiyah bin Abi Sufyan, regu Abu Ubaidah bin Jarah, dan
lain-lain.
Di wilayah Dauma, pemikiran salafi
berkembang pesat sebelum revolusi terjadi. Para
wanita muslimah memakai baju kurung yang lebar dan memakai cadar. Terdapat para
mujahid yang mengangkat kepala melawan rezim Nushairiyah.
Hal yang sama terjadi di wilayah
Harasta, Kiswah, dan Qadam.
Adapun wilayah Maidan merupakan
jantung kota
Damaskus yang terus berdenyut, dan merupakan wilayah penduduk asli Suriah.
Demonstrasi-demonstrasi di wiayah
Damaskus diikuti oleh para penduduk asli Damaskus. Adapun sisa penduduk lainnya
adalah para pendatang yang meninggalkan kota-kota mereka dan mengejar
keuntungan belaka.
Wilayah Dier Zur, Qauriyah, Mayadin,
dan Bukmal
Mereka adalah penduduk yang paling
dekat dengan kelompok Salafi Jihadi, karena faktor perang Irak.
Di wilayah Dier Zur terdapat brigade
Umar bin Khathab yang terdiri dari beberapa regu tempur.
Di wilayah Bukmal terdapat brigade
Allahu Akbar yang terdiri dari beberapa regu tempur.
Wilayah-wilayah ini menerima
kehadiran ribuan mujahid dan pelaku bom syahid (dari berbagai negara), dan
penduduknya membantu para mujahid tersebut memasuki wilayah jihad di Irak.
Selama masa persinggahan ribuan
mujahid tersebut di wilayah-wilayah ini, mereka mengajarkan pemahaman salafi
jihadi kepada penduduk setempat.Wilayah ini melahirkan banyak mujahidin yang
bergabung dengan operasi mujahidin di propinsi Anbar, Irak.
Jumlah tenaga petempur di wilayah-wilayah
ini sekitar 5000 orang, dan lebih dari 95 % mereka adalah pengikut aliran
salafi jihadi. Sisanya masih bertempur karena faktor keberanian dan keksatriaan.
Para ikhwah salafi jihadi di sana
terus-menerus mengarahkan dan membimbing mereka.
Propinsi Dir’a
Para
revolusioner di propinsi ini masih beragam dan bercampur aduk. Sebagian mereka
salafi, sebagian lainnya nasionalis, dan sisanya karena faktor kesukuan. Namun
yang adil adalah menyatakan bahwa mereka adalah para ksatria, dengan makna yang
sebenarnya.
Propinsi Himah
Di sana terdapat brigade Abu al-Fida’. Mayoritas
para petempur di propinsi ini mengikuti pemikiran lama kelompok Ikhwanul
Muslimin.
Tentara pembelot
Bagi yang bertanya tentang tentara
merdeka (al-jaisy al-hurr, tentara yang membelot dan memihak kepada revolusi
rakyat, edt), saya katakan ia adalah tentara yang menganut nasionalisme. Jumlah
mereka terbatas di beberapa wilayah saja, dan inti perlawanan adalah brigade-brigade
mujahidin yang telah saya sebutkan posisi-posisinya.
Saudara-saudara kita di Suriah saat
ini tidak memiliki pilihan selain bekerjasama dengan setiap pihak (rakyat sipil,
mujahidin, dan tentara pembelot, edt) yang berusaha untuk menjatuhkan rezim
Nushairiyah Suriah, dengan syarat tidak membahayakan mereka, pemimpin-pemimpin
mereka, dan kelurusan akidah mereka.
(muhib al-majdi/arrahmah.com)
Komentarku ( Mahrus ali):
Kesan saya dalam membaca berita itu,
maka tampaklah mana pihak yang benar dan pihak yang sesat, mana yang lurus dan
mana yang serong , mana yang berpihak di jalan setan dan mana yang berpihak
dijalan Allah, mana yang cocok dengan ajaran Quran dan mana yang menyimpang
dari padanya.
Lihat saja Syi`ah membela thaghut
yang komunis untuk membantai mujahidin yang mau menerapkan hukum Islam. Ini
sudah jelas salah alamat, mau ke surga menuju Neraka. Dan penyesalan yang
sangat untuk mereka dan bahagialah bagi kalangn Mujahidin. Allah berfirman;
لَا
إِكْرَاهَ فِي الدِّينِ ۖ قَد تَّبَيَّنَ الرُّشْدُ مِنَ الْغَيِّ ۚ فَمَن يَكْفُرْ بِالطَّاغُوتِ وَيُؤْمِن بِاللَّهِ فَقَدِ
اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَىٰ لَا انفِصَامَ لَهَا ۗ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
Tidak
ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang
benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada
Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada
buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi
Maha Mengetahui. Baqarah 256.
Kesan
saya, mujahidin yang getol memerangi rezim hanya kalangan salafy- mereka yang
ingin dengan sungguh untuk meruntuhkan rezim Thaghut lalu berharap untuk
mendirikan negara yang berasaskan al Quran bukan pancasila atau UUD 45.
Kesan
saya, Ahli bid`ah tidak pernah ikut dalam fron pertempuran yang mengadu nasib
ini, fron untuk mendirikan negara Islam dan menumbangkan sistem Thaghut. Hal
ini menunjukkan kesalahan ajaran Ahli bid`ah yang hanya mementingkan diri
sendiri lalu tidak ikut salafy yang memperjuangkan
ajaran Islam sejati. Kalangan ahli bid`ah di sini sama seperti rakyat banyak,
hanya menonton, makan dan tidur. Mereka adalah munafikin sebagaimana tentara nasional Suriah
penyembah Thaghut. Lihat ayat ini;
الَّذِينَ آمَنُوا يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ ۖ وَالَّذِينَ كَفَرُوا يُقَاتِلُونَ فِي
سَبِيلِ الطَّاغُوتِ فَقَاتِلُوا أَوْلِيَاءَ الشَّيْطَانِ ۖ إِنَّ كَيْدَ الشَّيْطَانِ كَانَ ضَعِيفًا
Orang-orang yang beriman berperang di jalan
Allah, dan orang-orang yang kafir berperang di jalan thaghut, sebab itu
perangilah kawan-kawan syaitan itu, karena sesungguhnya tipu daya syaitan itu
adalah lemah.Nisa` 76
088803080803.( Smart freand) 081935056529 ( XL )
Dengarkan pengajian - pengajianku
Alamat rumah: Tambak sumur 36 RT 1 RW1 Waru Sidoarjo. Jatim.Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan