Senin, September 16, 2013

Pesan jihad mujahidin ISIS dari bumi jihad Suriah untuk kaum muslimin



Muhib Al-Majdi Senin, 11 Zulqa'dah 1434 H / 16 September 2013 15:00
Pesan jihad mujahidin ISIS dari bumi jihad Suriah untuk kaum muslimin
Ilustrasi

HAMAH (Arrahmah.com) – Perang pembebasan gudang-gudang senjata Brigade 66 merupakan sebuah operasi militer skala besar yang digelar oleh mujahidin Daulah Islam Irak dan Syam (ISIS) di pinggiran Hamah Timur. Mujahidin ISIS selama lebih dari satu bulan melakukan pengintaian, pengumpulan informasi, perencanaan, dan persiapan sebelum operasi serangan.

Operasi serangan tersebut melibatkan ratusan mujahidin Daulah Islam Irak dan Syam dan menargetkan markas Brigade Pertahanan Udara, gudang-gudang senjata Batalion 66, puluhan posko militer, desa dan titik pasukan keamanan yang tersebar luas di pinggiran Hamah Timur. Operasi serangan dengan izin Allah sukses meraih target-target yang dicanangkan oleh mujahidin ISIS.

Yayasan Media Al-I’tisham, sayap media Departemen Informasi Daulah Islam Irak dan Syam (ISIS) telah merilis video khusus berkaitan dengan kesuksesan merebut gudang senjata Brigade 66 di Hamah Timur. Video itu berisi pesan jihad dari Hamah Timur. Menenteng sebuah senapan Klashnikov dan duduk jongkok di atas sebuah tank, komandan mujahidin ISIS menyampaikan pesan-pesannya jihadnya kepada kaum muslimin. Berikut ini terjemahan pesan jihad sang komandan.

Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang



Segala puji bagi Allah Rabb seluruh alam. Shalawat dan salam senantiasa dilimpahkan kepada nabi kita Muhammad, keluarganya dan seluruh sahabatnya. Amma ba’du.

Kepada saudara-saudaraku fillah (seagama)….

Kepada orang-orang yang tidak ikut bergabung dalam kafilah…

Kepada orang-orang yang Allah Ta’ala berfirman mengenai diri mereka:

رَضُوا بِأَنْ يَكُونُوا مَعَ الْخَوَالِفِ وَطُبِعَ عَلَى قُلُوبِهِمْ فَهُمْ لَا يَفْقَهُونَ

“Mereka rela berada bersama orang-orang yang tidak berperang dan hati mereka telah tertutup sehingga mereka tidak memahami (kebahagiaan beriman dan berjihad).” (QS. At-Taubah [9]: 87)

Saya katakan kepada mereka dengan meminta pertolongan kepada Allah semata.. saya katakan kepada mereka sementara dalam hati saya ada perasaan menyayangkan atas apa yang terjadi di negeri-negeri kaum muslimin, yaitu darah yang ditumpahkan, kehormatan yang dinodai, wanita-wanita yang diperkosa…apa yang akan kalian katakan kelak di hadapan Allah Ta’ala jika kalian ditanya, sementara Allah telah berfirman:

انْفِرُوا خِفَافًا وَثِقَالًا

“Berangkatlah kalian berperang dalam kondisi kalian merasa ringan maupun berat…” (QS. At-Taubah [9]: 41)

Dan Allah telah berfirman:

وَمَا لَكُمْ لَا تُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَالْمُسْتَضْعَفِينَ مِنَ الرِّجَالِ وَالنِّسَاءِ وَالْوِلْدَانِ الَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا أَخْرِجْنَا مِنْ هَذِهِ الْقَرْيَةِ الظَّالِمِ أَهْلُهَا وَاجْعَلْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ وَلِيًّا وَاجْعَلْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ نَصِيرًا

“Maka mengapa kalian tidak berperang di jalan Allah (untuk membela) orang-orang yang ditindas dari kalangan laki-laki, wanita dan anak-anak yang berdoa ‘wahai Rabb kami, keluarkanlah kami dari negeri yang penduduknya zalim ini, jadikanlah untuk kami dari sisi-Mu seorang pembela dan jadikanlah untuk kami dari sisi-Mu seorang penolong.” (QS. An-Nisa’ [4]: 75)

Dan Allah telah berfirman:

إِلَّا تَنْفِرُوا يُعَذِّبْكُمْ عَذَابًا أَلِيمًا وَيَسْتَبْدِلْ قَوْمًا غَيْرَكُمْ وَلَا تَضُرُّوهُ شَيْئًا وَاللَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

“Jika kalian tidak mau berperang (di jalan Allah) niscaya Allah akan mengazab kalian dengan azab yang pedih, mengganti kalian dengan kaum lain (yang beriman dan berjihad di jalan-Nya) dan kalian tidak bisa mendatangkan bahaya apapun kepada Allah. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS. At-Taubah [9]: 39)

Apa yang akan kalian katakan kelak di hadapan Allah, sementara Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Salam telah bersabda:

«مَنْ مَاتَ وَلَمْ يَغْزُ، وَلَمْ يُحَدِّثْ نَفْسَهُ بِالْغَزْوِ مَاتَ عَلَى شُعْبَةٍ مِنْ نِفَاقٍ»

“Barangsiapa tidak berperang (di jalan Allah) dan meniatkan di dalam dirinya untuk berperang (di jalan Allah) niscaya ia akan mati di atas salah satu cabang kemunafikan.” (HR. Muslim no. 1910, Abu Daud no. 2502 dan An-Nasai no. 3097)

Beliau bersabda demikian pada saat jihad hukumnya fardhu kifayah. Maka bagaimana lagi pendapatmu sementara saat ini jihad hukumnya fardhu ‘ain atas setiap muslim yang mampu dengan jiwa dan hartanya sampai berhasil dikembalikan jengkal bumi terakhir yang pada suatu hari dahulu pernah diperintah dengan hukum Islam.

Apa yang akan kalian katakan sementara Syaikhul Islam (Ibnu Taimiyah al-Harrani) telah menyatakan bahwa tiada kewajiban yang lebih wajib setelah beriman melebihi kewajiban menolak musuh yang menyerang agama dan dunia kaum muslimin.

Takutlah kalian kepada Allah, sebab pada pundak kalian ada tanggung jawab yang besar. Umat Islam memerlukan kalian, demi Allah, kami melihat bumi Syam begitu membutuhkan kedatangan mujahidin sehingga akan membuat kening kita berkerut karena rasa malu.

Saya katakan kepada para penuntut ilmu (kaum santri dan mahasiswa)…

Saya katakan kepada orang-orang yang menghiasi dirinya dengan ilmu namun mereka tidak mengamalkan ilmu tersebut…saya katakan, bertakwalah kalian kepada Allah, bersegeralah…bersegeralah. Allah Ta’ala berfirman:

وَلَوْ أَرَادُوا الْخُرُوجَ لَأَعَدُّوا لَهُ عُدَّةً وَلَكِنْ كَرِهَ اللَّهُ انْبِعَاثَهُمْ

“Seandainya mereka benar-benar ingin berangkat berperang (di jalan Allah) tentulah mereka akan mempersiapkan perbekalannya, tetapi Allah tidak menyukai keberangkatan mereka (orang-orang munafik)…” (QS. At-Taubah [9]: 46)

Demi Allah Yang tiada Ilah selain Dia…setiap pagi dan sore kita membaca doa “Segala puji bagi Allah Yang telah menghidupkan kita, setelah sebelumnya mematikan kita, dan hanya kepada-Nya kita akan dikumpulkan.”

Demi Allah, di sini, di bumi jihad, kita menemukan kehidupan setelah sebelumnya kita mati. Bukankah Allah Ta’ala telah berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اسْتَجِيبُوا لِلَّهِ وَلِلرَّسُولِ إِذَا دَعَاكُمْ لِمَا يُحْيِيكُمْ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ يَحُولُ بَيْنَ الْمَرْءِ وَقَلْبِهِ وَأَنَّهُ إِلَيْهِ تُحْشَرُونَ

“Wahai orang-orang yang beriman, penuhilah panggilan Allah dan Rasul-Nya jika mereka memanggil kalian untuk melaksanakan perkara yang mendatangkan kehidupan bagi kalian! Dan ketahuilah bahwasanya Allah menghalangi antara seseorang dengan hatinya dan bahwasanya hanya kepada-Nya saja kalian akan dikumpulkan.” (QS. Al-Anfal [8]: 24)

Imam Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya menyatakan bahwa perkara yang mendatangkan kehidupan bagi umat Islam (dalam ayat ini) adalah jihad. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda:

«إِذَا تَبَايَعْتُمْ بِالْعِينَةِ، وَأَخَذْتُمْ أَذْنَابَ الْبَقَرِ، وَرَضِيتُمْ بِالزَّرْعِ، وَتَرَكْتُمُ الْجِهَادَ، سَلَّطَ اللَّهُ عَلَيْكُمْ ذُلًّا لَا يَنْزِعُهُ حَتَّى تَرْجِعُوا إِلَى دِينِكُمْ»

“Jika kalian telah berjual beli dengan cara ‘ienah (ribawi), mengekor di belakang sapi (puas dengan peternakan), puas dengan pertanian dan meninggalkan jihad, niscaya Allah akan menimpakan kepada kalian kehinaan yang tidak akan Allah cabut dari kalian sampai kalian kembali kepada (melaksanakan) agama kalian.” (HR. Abu Daud no. 3462 dan Ahmad no. 4825)

Maka bersegeralah…maka bersegeralah…!

Saudara-saudaraku… demi Allah Yang tiada Ilah selain-Nya, sesungguhnya kami menemukan bau wangi surga dengan jihad.  

Demi Allah Yang tiada Ilah selain-Nya, sesungguhnya kami menganggap remeh amal-amal kami, shalat malam kami, puasa sunnah kami, di hadapan amal perbuatan para ksatria (mujahidin) saat kami melihat realita…saat kami melihat darah (nyawa) dan tulang belulang yang telah dipersembahkan saudara-saudara kami untuk membela agama Islam.

Bergabunglah dengan kafilah, sebelum kesempatan itu berlalu.

Inilah yang bisa saya sampaikan kepada kalian dalam kesempatan waktu yang sempit ini. Sesungguhnya kita adalah milik Allah dan hanya kepada-Nya semata kita akan kembali.

Kami memohon kepada Allah Rabb ‘arsy yang agung, dengan nama-nama-Nya yang terbaik (asma’ husna) dan sifat-sifat-Nya yang mulia untuk memperbaiki kondisi kaum muslimin.

Kita memohon kepada Allah untuk menganugrahkan kemenangan kepada Daulah Islam dan menganugrahkan kemenangan kepada saudara-saudara kita mujahidin, menganugrahkan kepada kita tengkuk-tengkuk orang-orang Nushairiyah dan pihak-pihak yang membantunya.  

Kita memohon kepada Allah untuk menghukum orang-orang Yahudi dan pendukung-pendukungnya, orang-orang Nushairiyah dan pembantu-pembantunya, orang-orang Syiah dan pembela-pembelanya.

Kami memohon kepada Allah dengan nama-nama-Nya yang terbaik (asma’ husna) dan sifat-sifat-Nya yang mulia untuk menjadikan syariat-Nya berkuasa di muka bumi, menegakkan daulah Islam, meneguhkan pondasi-pondasinya, menjaga para pemimpinnya dan membuat geram musuh-musuh-Nya yaitu musuh-musuh Islam dan membuat marah para thaghut (rezim-rezim boneka) Arab.

Kami memohon kepada Allah untuk menerima jihad dan ribath kami, mewafatkan kami sebagai syuhada’ dalam kondisi maju berperang dan tidak melarikan diri.

Inilah yang bisa saya sampaikan kepada kalian.

Shalawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada nabi kita Muhammad, keluarganya dan sahabatnya serta umatnya yang setia meniti jejak hidupnya.



Yayasan Media Al-I’tisham
Departemen Informasi
Daulah Islam Irak dan Irak

Jum’at, 7 Dzulqa’dah 1434 H
13 September 2013 M
Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan