Polemik larangan binatang
bercakar
Ada hadis :
نَهَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّه
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ كُلِّ ذِي نَابٍ مِنَ السِّبَاعِ وَعَنْ كُلِّ ذِي مِخْلَبٍ
مِنَ الطَّيْرِ
Rasulullah saw, melarang
setiap binatang buas bertaring dan setiap burung yang punya cakar [1]
Hadis sahih . Demikian pernyataan Muhammad bin Ali
bin Muhammad Assyaukani[2]
seluruh pengarang kutubut tis`ah meriwayatkannya kecuali Imam
Bukhori, kata Al Mubarkafuri [3]
Menurut riwayat Nasai ada tambahan di hari perang
Khoibar tapi lemah[4]
Ada orang yang mengartikan مِخْلَبٍ
dengan cengkeram tanpa dalil. Saya
masih mengartikan مِخْلَبٍ dengan
cakar dan itulah arti aslinya .
Imam Muslim membikin bab sbb:
بَاب تَحْرِيمِ أَكْلِ كُلِّ ذِي نَابٍ
مِنْ السِّبَاعِ وَكُلِّ ذِي مِخْلَبٍ مِنْ الطَّيْرِ
Bab haram makan hewan yang bertaring dan setiap
burung yang bercakar[5]
Ibnu hazem juga mengharamkan binatang yang bercakar dengan hadis di
atas lalu berkata: Allah berfirman :
وَمَا آتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ
وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوا
Apa yang diberikan Rasul
kepadamu maka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka
tinggalkanlah;[6]
Imam Nawawi berkata:
قَالَ أَهْلُ الُّلغَةِ : اَلْمِخْلَبُ
لِلطَّيْرِ وَالسِّبَاعِ بِمَنْزِلَةِ الظُّفْرِ لِلْإِنْسَانِ
Ahli bahasa arab berkata : Mihklab burung atau binatang buas laksana
kuku bagi manusia. [7] Itulah perkataan al jauhari,
kata pengarang kitab Al muttholi` [8]
Tapi ia lebih tajam dan lebih kuat, kata Ibnu Hajar . Ia laksana taring
binatang buas. [9] Burung yang di haramkan,
hanya yang memiliki cengkeram seperti burung Elang, Gagak atau Rajawali, kata
Muhammad bin Ismail Asshon`aani[10]
Itu semua pendapat tanpa dalil, dan arti mikhlab semestinya adalah cakar,
kataku .
Dalam kamus munjid dikatakan:
اَلْخُلْبُ ج أَخْلاَبٌ : الظُّفْرُ
خُصُوْصًا مِنَ السِّبَاعِ
Al khulbu, jama`nya Akhlaabun, adalah kuku, terutama
dari binatang buas.
Jadi menurut keterangan kamus munjid tsb jelas sekali bahwa cakar Ayam,
bébék, dan seluruh burung termasuk mikhlab.
وقال مالك : يُكْرَهُ وَلَا يُحَرَّمُ
Imam Malik berkata : Binatang bercakar hanya di
makruhkan tidak di haramkan .[11]
Imam Malik ingkar kepada hadis Nabi SAW tentang pengharaman binatang
bercakar atau bertaring,kata Imam Qurthubi
[12]
Saya katakan: Dalam hal ini, Imam Nawawi telah menyatakan bahwa hadis
pengharaman binatang bercakar itu sahih
dan jangan tertipu dengan perkatan orang yang menentang. [13]
Saya masih belum mengetahui alasan ingkar kepada hadis tsb. Bila saya
ingkar hadis tsb, konsekwensinya saya harus menghalalkan seluruh binatang
bercakar atau bercengkeram seperti burung Raja wali, Elang, Garuda dll. Sebab,
saya tidak menjumpai hadis yang melarangnya kecuali hadis tsb.
Hadis pengharaman binatang bercakar adalah sahih dari jalur banyak
sahabat yang meriwayatkan, tidak ada yang berbeda pendapat tentang kesahihannya[14]
kata Ibnu Taimiyah . Tapi yang benar adalah hadis tsb di riwayatkan segolongan
imam hadis kecuali Tirmidzi dan Bukhori.[15]
Bukan segolongan sahabat, kataku, karena saya mengetahui bahwa hadis tsb hanya
Ibnu Abbas yang meriwayatkannya dari jalur yang sahih.
Bersambung
Pergilah ke
blog kedua http://www.mantankyainu2.blogspot.com/
Peringatan:Mesin pencari diblog tidak berfungsi,
pergilah ke google lalu tulislah: mantan
kiyai nu lalu teks yang kamu cari
Mau nanya hubungi kami:
088803080803( Smartfren ). 081935056529 (XL ) atau 08819386306 ( smartfren )
088803080803( Smartfren ). 081935056529 (XL ) atau 08819386306 ( smartfren )
Alamat
rumah: Tambak sumur 36 RT 1 RW1
[1] HR Muslim 1934 Nasai 4348 Aunul ma`bud
dengan nomer hadis 3803,Tuhfatul ahwadzi nomer hadis 1474,HR Tirmidzi
1474.,Sahih muslim bisyarhin nawawi , nomer hadis1934..Fathul qadir 172/2.
Musnad Abdullah bin Abbas 546/1. Sahih Ibnu Hibban 254/5. Sunan al baihaqi al kubro nomer hadis 93. hal 39/1. Sunan Ibnu majah
1077/2.Mushonnaf Ibnu Abi Syaibah 155/4. Majmauz zawaid. 63/5 Sunan Daroquthni
4667. Hal 191/4. Jamiul masanid wal marosil 403/3 . Musnad abu ya`la 95/1.
Misykatul mashobih 689/7. Multaqo ibnu Jarud 349/1.Faidhul qadir 262/5.
allu`lu` wal marjan , hal 191 /4. Al fathul kabir 502/1. Subulus salam 1817/ 4.
[2] Fathul qadir 172/2
[3] Tuhfatul ahwadzi 45/5
[4] HR Nasai 4348. lemah karena perawi bernama
Sa`id yang suka menga – ada hadis . Tapi didukung dengan hadis sahih..
[5] Sahih Muslim
[6] Al Hasyr 7, Al muhalla 405/7
[7] bisyarhin nawawi , nomer hadis1934,
Tuhfatul ahwadzi, Tuhfatul ahwadzi 45/5
[8] Al muttholi` 380/1
[9] Addiroyah fii takhriji ahadisil hidayah
209/2.
[10] Subulus salam 73/4
[11] Sahih muslim bisyarhin nawawi , nomer
hadis1934
[12] Al qurthubi 121/7
[13] Sahih muslim bisyarhin nawawi , nomer
hadis1934
[14] Assailul jarror 94/5
[15] Tuhfatul ahwadzi 45/5
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan