Sabtu, November 02, 2013

Ayam halal atau haram - kajianku ke 8



Polemik larangan binatang bercakar

Ada hadis :
نَهَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ كُلِّ ذِي نَابٍ مِنَ السِّبَاعِ وَعَنْ كُلِّ ذِي مِخْلَبٍ مِنَ الطَّيْرِ
  Rasulullah  saw,  melarang  setiap binatang buas bertaring dan setiap burung yang punya cakar [1] Hadis sahih . Demikian pernyataan Muhammad bin Ali bin Muhammad Assyaukani[2] seluruh pengarang kutubut tis`ah meriwayatkannya kecuali Imam Bukhori, kata Al Mubarkafuri [3]
Menurut riwayat Nasai ada tambahan di hari perang Khoibar tapi lemah[4]
  Ada orang yang mengartikan مِخْلَبٍ dengan  cengkeram tanpa dalil.    Saya  masih mengartikan مِخْلَبٍ  dengan cakar dan itulah arti aslinya .
Imam Muslim membikin bab sbb:
بَاب تَحْرِيمِ أَكْلِ كُلِّ ذِي نَابٍ مِنْ السِّبَاعِ وَكُلِّ ذِي مِخْلَبٍ مِنْ الطَّيْرِ
Bab haram makan hewan yang bertaring dan setiap burung yang bercakar[5]
Ibnu hazem juga mengharamkan binatang yang bercakar dengan hadis di atas lalu berkata: Allah berfirman :
وَمَا آتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوا
 Apa yang diberikan  Rasul  kepadamu maka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah;[6]

Imam Nawawi berkata:
قَالَ أَهْلُ الُّلغَةِ : اَلْمِخْلَبُ لِلطَّيْرِ وَالسِّبَاعِ بِمَنْزِلَةِ الظُّفْرِ لِلْإِنْسَانِ
Ahli bahasa arab berkata : Mihklab burung atau binatang buas laksana kuku bagi manusia. [7] Itulah perkataan al jauhari, kata pengarang kitab Al muttholi` [8] Tapi ia lebih tajam dan lebih kuat, kata Ibnu Hajar . Ia laksana taring binatang buas. [9] Burung yang di haramkan, hanya yang memiliki cengkeram seperti burung Elang, Gagak atau Rajawali, kata Muhammad bin Ismail  Asshon`aani[10] Itu semua pendapat tanpa dalil, dan arti mikhlab semestinya adalah cakar, kataku .

Dalam kamus munjid dikatakan:
اَلْخُلْبُ ج أَخْلاَبٌ : الظُّفْرُ خُصُوْصًا مِنَ السِّبَاعِ
Al khulbu, jama`nya Akhlaabun, adalah kuku, terutama dari binatang buas.
Jadi menurut keterangan kamus munjid tsb jelas sekali bahwa cakar Ayam, bébék, dan seluruh burung termasuk mikhlab.
وقال مالك : يُكْرَهُ وَلَا يُحَرَّمُ
Imam Malik berkata : Binatang bercakar hanya di makruhkan tidak di haramkan .[11]
Imam Malik ingkar kepada hadis Nabi SAW tentang pengharaman binatang bercakar atau bertaring,kata Imam Qurthubi  [12]
Saya katakan: Dalam hal ini, Imam Nawawi telah menyatakan bahwa hadis pengharaman  binatang bercakar itu sahih dan jangan tertipu dengan perkatan orang yang menentang. [13]
Saya masih belum mengetahui alasan ingkar kepada hadis tsb. Bila saya ingkar hadis tsb, konsekwensinya saya harus menghalalkan seluruh binatang bercakar atau bercengkeram seperti burung Raja wali, Elang, Garuda dll. Sebab, saya tidak menjumpai hadis yang melarangnya kecuali hadis tsb.

Hadis pengharaman binatang bercakar adalah sahih dari jalur banyak sahabat yang meriwayatkan, tidak ada yang berbeda pendapat tentang kesahihannya[14] kata Ibnu Taimiyah . Tapi yang benar adalah hadis tsb di riwayatkan segolongan imam hadis kecuali Tirmidzi dan Bukhori.[15] Bukan segolongan sahabat, kataku, karena saya mengetahui bahwa hadis tsb hanya Ibnu Abbas yang meriwayatkannya dari jalur yang sahih.
Bersambung

Peringatan:Mesin pencari diblog tidak berfungsi, pergilah ke google lalu tulislah:  mantan kiyai nu    lalu teks yang kamu cari
Mau nanya hubungi kami:
088803080803( Smartfren ). 081935056529 (XL ) atau  08819386306   ( smartfren )
Alamat rumah: Tambak sumur 36 RT 1 RW1
 





[1] HR Muslim 1934 Nasai 4348 Aunul ma`bud dengan nomer hadis 3803,Tuhfatul ahwadzi nomer hadis 1474,HR Tirmidzi 1474.,Sahih muslim bisyarhin nawawi , nomer hadis1934..Fathul qadir 172/2. Musnad Abdullah bin Abbas 546/1. Sahih Ibnu Hibban 254/5. Sunan  al baihaqi al kubro  nomer hadis 93. hal 39/1. Sunan Ibnu majah 1077/2.Mushonnaf Ibnu Abi Syaibah 155/4. Majmauz zawaid. 63/5 Sunan Daroquthni 4667. Hal 191/4. Jamiul masanid wal marosil 403/3 . Musnad abu ya`la 95/1. Misykatul mashobih 689/7. Multaqo ibnu Jarud 349/1.Faidhul qadir 262/5. allu`lu` wal marjan , hal 191 /4. Al fathul kabir 502/1. Subulus salam 1817/ 4.
[2] Fathul qadir 172/2
[3] Tuhfatul ahwadzi 45/5
[4] HR Nasai 4348. lemah karena perawi bernama Sa`id yang suka menga – ada hadis . Tapi didukung dengan hadis sahih..
[5] Sahih Muslim
[6] Al Hasyr 7, Al muhalla 405/7
[7] bisyarhin nawawi , nomer hadis1934, Tuhfatul ahwadzi, Tuhfatul ahwadzi 45/5
[8] Al muttholi` 380/1
[9] Addiroyah fii takhriji ahadisil hidayah 209/2.
[10] Subulus salam 73/4
[11] Sahih muslim bisyarhin nawawi , nomer hadis1934
[12] Al qurthubi 121/7
[13] Sahih muslim bisyarhin nawawi , nomer hadis1934
[14] Assailul jarror 94/5
[15] Tuhfatul ahwadzi 45/5
Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan