Sabtu, November 02, 2013

Mengeraskan bacaan dlm salat Lohor dan Asar- kajianku ke 1

Mengeraskan bacaan  Al quran dalam salat lohor dan Asar



Abu Qatadah  ra berkata :
كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى الله عليه وَسَلَّمَ يَقْرَأُ فِي الرَّكْعَتَيْنِ الْأُولَيَيْنِ مِنْ صَلَاةِ الظُّهْرِ بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ وَسُورَتَيْنِ يُطَوِّلُ فِي الْأُولَى وَيُقَصِّرُ فِي الثَّانِيَةِ وَيُسْمِعُ الْآيَةَ أَحْيَانًا وَكَانَ يَقْرَأُ فِي الْعَصْرِ بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ وَسُورَتَيْنِ وَكَانَ يُطَوِّلُ فِي الْأُولَى وَكَانَ يُطَوِّلُ فِي الرَّكْعَةِ الْأُولَى مِنْ صَلَاةِ الصُّبْحِ وَيُقَصِّرُ فِي الثَّانِيَةِ
Nabi saw,  membaca  dalam  dua rakaat pertama salat lohor dengan  surat Fatihah dan dua surat. Beliau memanjangkan  rakaat pertama  dan yang kedua lebih pendek, terkadang  kita mendengar ayatnya. Beliau juga membaca dalam  salat Asar dengan fatihah dan dua surat. Rakaat pertama beliau panjang dan  beliau juga memanjangkan rakaat pertama salat Subuh dan rakaat keduanya agak pendek [1]
Menurut riwayat Bukhori tanpa terkadang Nabi saw membaca dengan  sedang  ,terkadang tidak ………………..  tapi  di pastikan bacaan Nabi saw dengan suara sedang  agar makmum terdengar. Dan bagaimanakah bisa di ketahui oleh kita ( para sahabat )bahwa Rasulullah saw membaca dua surat dan  fatihah   bila  beliau membacanya dengan samar.
وَيُسْمِعُنَا الْآيَةَ وَيُطَوِّلُ فِي الرَّكْعَةِ الْأُولَى مَا لَا يُطَوِّلُ فِي الرَّكْعَةِ الثَّانِيَةِ وَهَكَذَا فِي الْعَصْرِ وَهَكَذَا فِي الصُّبْحِ *
Rasulullah saw membaca ayat ( bukan berbisik ) , dan rakaat pertama  di panjangkan  tidak sebagaimana  dirakaat kedua. Demikian pula apa yang beliau lakukan  waktu Subuh. [2]

Komentarku ( Mahrus ali): 
Hadis tsb menunjukkan bahwa Nabi SAW membaca ayat  dengan suara keras bukan berbisik – bisik sebagaimana tradisi dalam  salat lohor dan Asar yang  ada dilingkungan kita ini. Hal ini jelas menyelisihi tuntunan dan cendrung  kepada prilaku kebodohan tanpa dalil.


عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّه  عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَقْرَأُ فِي صَلَاةِ الظُّهْرِ فِي الرَّكْعَتَيْنِ الْأُولَيَيْنِ فِي كُلِّ رَكْعَةٍ قَدْرَ ثَلَاثِينَ آيَةً وَفِي الْأُخْرَيَيْنِ قَدْرَ خَمْسَ عَشْرَةَ آيَةً أَوْ قَالَ نِصْفَ ذَلِكَ وَفِي الْعَصْرِ فِي الرَّكْعَتَيْنِ الْأُولَيَيْنِ فِي كُلِّ رَكْعَةٍ قَدْرَ قِرَاءَةِ خَمْسَ عَشْرَةَ آيَةً وَفِي الْأُخْرَيَيْنِ قَدْرَ نِصْفِ ذَلِكَ *
Dari Abu Said Al Khudri , sesungguhnya Nabi saw membaca dalam dua rakaat pertama  salat lohor  setiap rakaatnya sekitar tiga puluh ayat. Dua rakaat lainnya sekitar 15 ayat atau separuhnya. Untuk salat Asar, dalam dua rakaat pertama padatiap rakaatnya  sekitar  15 ayat .Untuk dua rakaat terahirnya   separuhnya [3]

Komentarku ( Mahrus ali): 
 Hadis  tsb menunjukkan bahwa Nabi SAW membaca ayat dalam salat lohor  dengan suara keras ( maksudnya sedang ) bukan berbisik – bisik sebagaimana  tradisi  dilingkungan kita. Bagaimana  Abu Sa`id al Khudri mengetahui bacaan  salat lohor dengan tiga puluh ayat dalam dua rakaat  pertama bila bacaan salat lohor tersebut dengan berbisik. Seandainya Rasul membaca ayat dengan berbisik maka  sahabat Abu said tidak akan mengerti  jumlah bacaan ayat yang dibaca  oleh Rasulullah SAW  dalam salat lohor. Abu Said akan tidak bisa memberikan keterangan seperti itu.
Jadi Rasulullah SAW membaca ayat waktu berdiri  dalam empat rakaat lohor dan Asar  dengan suara keras bukan berbisik – bisik sebagaimana  tradisi dilingkungan kita. Dan ini jelas salah bukan kebenaran yang samar lagi. Tinggalkan saja, jangan di ambil lagi. Bacalah  ayat dalam empat rakaat lohor sebagaimana   anda menjalankannya  waktu salat malam . Ya`ni dengan suara keras.

Ikutilah ayat ini:
وَلَا تَجْهَرْ بِصَلَاتِكَ وَلَا تُخَافِتْ بِهَا وَابْتَغِ بَيْنَ ذَٰلِكَ سَبِيلًا
dan janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam shalatmu dan janganlah pula merendahkannya ( seperti orang berbisik bisik )dan carilah jalan tengah di antara kedua itu". Al Isra` 110.
Bersambung …………
Mau nanya hubungi kami:
088803080803.( Smartfren) 081935056529 ( XL )

Dengarkan pengajian - pengajianku

Alamat rumah: Tambak sumur 36 RT 1 RW1 Waru Sidoarjo. Jatim.
 


[1]  Muttafaq  alaih , Bukhori 717,737
[2] HR Bukhori 776
[3] HR Muslim 452


Artikel Terkait

1 komentar:

  1. benar Allah memerintahkan bacaan shalat kedengaran ditelinga sendiri dan jika disampingnya makmum terdengar oleh telinga makmum, memang sudah jelas, sekarang bagaimana saat ini berjamaah bacaannya tak kedengaran ? yang penting sadarilah setelah shalat makhdhoh diri kita tidak melakukan kejahatan

    BalasHapus

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan