Kamis, Desember 26, 2013

Salat tanpa sedekap - kajianku ke 40




·       Hadis – hadis di bawah ini adalah hadis – hadis tentang tata cara Rasulullah SAW  melakukan salat, namun perawi – perawinya tidak menjelaskan bahwa Rasulullah SAW  bersedekap waktu salat dan sudah jelas di muka kita bahwa hadis – hadis yang menerangkan bersedekap waktu salat seluruhnya cacat, maka boleh di anggap bahwa hadis – hadis tsb tidak ada. Dan ini sebagai hujjah bagi kita bahwa keterangan tentang sedekap waktu salat, dalilnya tidak akurat lalu kita tidak bersedekap waktu salat.    

·       عَنْ عِمْرَانَ بْنِ حُصَيْنٍ قَالَ صَلَّى مَعَ عَلِيٍّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ بِالْبَصْرَةِ فَقَالَ ذَكَّرَنَا هَذَا الرَّجُلُ صَلَاةً كُنَّا نُصَلِّيهَا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَذَكَرَ أَنَّهُ كَانَ يُكَبِّرُ كُلَّمَا رَفَعَ وَكُلَّمَا وَضَعَ
·       Imran bin Hushain berkata: Dia  melakukan salat bersama Ali bin Abu Tholib ra di Basrah lalu berkata: lelaki ini mengingatkan salat yang kami lakukan  bersama Rasulullah SAW. Dia menyebutkan bahwa Rasulullah SAW  bertakbir ketika bangun dan turun. [1] ( tiada keterangan sedekap )
·       عَنْ عِكْرِمَةَ قَالَ رَأَيْتُ رَجُلًا عِنْدَ الْمَقَامِ يُكَبِّرُ فِي كُلِّ خَفْضٍ وَرَفْعٍ وَإِذَا قَامَ وَإِذَا وَضَعَ فَأَخْبَرْتُ ابْنَ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ أَوَلَيْسَ تِلْكَ صَلَاةَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا أُمَّ لَكَ
·       Ikrimah berkata: Aku melihat seorang lelaki di Makam Ibrahim bertakbir di setiap bangun atau turun dan ketika berdiri ( tanpa sedekap ) atau turun. Aku beritahukan kepada Ibnu Abbas ra,  lalu beliau berkata: Bukankah hal itu salat Rasulullah SAW ……………[2]
·       فَقَالَ أَبُو حُمَيْدٍ السَّاعِدِيُّ أَنَا كُنْتُ أَحْفَظَكُمْ لِصَلَاةِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَأَيْتُهُ إِذَا كَبَّرَ جَعَلَ يَدَيْهِ حِذَاءَ مَنْكِبَيْهِ وَإِذَا رَكَعَ أَمْكَنَ يَدَيْهِ مِنْ رُكْبَتَيْهِ
·       Abu Humaid Assaidi berkata: Saya paling hafal di antaramu tentang salat Rasulullah SAW. Saya melihat beliau bila bertakbir mengangkat kedua tangannya sampai kepada kedua pundak. Bila rukuk,  beliau menekankan kedua tangannya ke kedua lututnya. [3]
·       Hadis sema`na di riwayatkan oleh Abu Hurairah[4]
·       Menurut riwayat Tirmidzi ada tambahan: Pernyataan Abu Humaid ini di katakan dimuka sepuluh sahabat Nabi  SAW, salah satunya Abu Qatadah bin Rib`i.
·       Ada lagi redaksi sbb:
·       كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا قَامَ إِلَى الصَّلَاةِ اعْتَدَلَ قَائِمًا وَرَفَعَ يَدَيْهِ حَتَّى يُحَاذِيَ بِهِمَا مَنْكِبَيْهِ فَإِذَا أَرَادَ أَنْ يَرْكَعَ رَفَعَ يَدَيْهِ حَتَّى يُحَاذِيَ بِهِمَا مَنْكِبَيْهِ ثُمَّ قَالَ اللَّهُ أَكْبَرُ وَرَكَعَ
·       Rasulullah SAW  bila berdiri untuk salat,  maka beliau berdiri dengan lurus ( tanpa sedekap ) lalu mengangkat kedua tangannya  sampai kedua pundaknya. Bila hendak rukuk, beliau mengangkat kedua tangannya sampai sejajar dengan kedua pundaknya, lalu membaca  Allahu akbar,  lalu rukuk. [5]
·       Sahal bin Sa`ad berkata:
·       ………………..
·       فَاسْتَقْبَلَ الْقِبْلَةَ كَبَّرَ وَقَامَ النَّاسُ خَلْفَهُ فَقَرَأَ وَرَكَعَ وَرَكَعَ النَّاسُ خَلْفَهُ ثُمَّ رَفَعَ رَأْسَهُ ثُمَّ رَجَعَ الْقَهْقَرَى فَسَجَدَ عَلَى الْأَرْضِ

·       Rasulullah SAW menghadap kiblat, lalu bertakbir. Orang – orang berdiri di belakangnya ( tanpa sedekap ), lalu  Rasulullah SAW  membaca ayat, lalu rukuk dan orang – orang dibelakangnya ikut rukuk, lalu mengangkat kepalanya ( bangun dari rukuk). Beliau mundur lalu bersujud di atas tanah. [6] Muslim juga meriwayatkannya nomer 544 tanpa menyebut sedekap. Nasai 739, Abu dawud 108. Seluruhnya tanpa menyebut sedekap.
Mau nanya hubungi kami:
088803080803.( Smartfren) 081935056529 ( XL )

Dengarkan pengajian - pengajianku

Alamat rumah: Tambak sumur 36 RT 1 RW1 Waru Sidoarjo. Jatim.



[1] Muttafaq alaih . Bukhori 784.
[2] HR Bukhori 787. Sahih

[3] Hr Bukhori 828 . Sahih
[4] HR Muslim 292
[5] HR Tirmidzi 304 , hasan sahih , kata Tirmidzi.
[6] Muttafaq alaih  HR Bukhori 377
Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan