Senin, Desember 02, 2013

Tiada salat sirriyah - kajianku ke 10





Kapan Imam diam


251 حَدَّثَنَا أَبُو مُوسَى مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى حَدَّثَنَا عَبْدُ الْأَعْلَى عَنْ سَعِيدٍ عَنْ قَتَادَةَ عَنِ الْحَسَنِ عَنْ سَمُرَةَ قَالَ سَكْتَتَانِ حَفِظْتُهُمَا عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّه  عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَنْكَرَ ذَلِكَ عِمْرَانُ بْنُ حُصَيْنٍ وَقَالَ حَفِظْنَا سَكْتَةً فَكَتَبْنَا إِلَى أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ بِالْمَدِينَةِ فَكَتَبَ أُبَيٌّ أَنْ حَفِظَ سَمُرَةُ قَالَ سَعِيدٌ فَقُلْنَا لِقَتَادَةَ مَا هَاتَانِ السَّكْتَتَانِ قَالَ إِذَا دَخَلَ فِي صَلَاتِهِ وَإِذَا فَرَغَ مِنَ الْقِرَاءَةِ ثُمَّ قَالَ بَعْدَ ذَلِكَ وَإِذَا قَرَأَ ( وَلَا الضَّالِّينَ ) قَالَ وَكَانَ يُعْجِبُهُ إِذَا فَرَغَ مِنَ الْقِرَاءَةِ أَنْ يَسْكُتَ حَتَّى يَتَرَادَّ إِلَيْهِ نَفَسُهُ
…………….Dari Samurah berkata: Dua kali diam  yang ku hafal dari Rasulullah saw, lalu Imran bin Hushain ingkar kepadanya, lalu berkata:Kami ingat sekali diam.
Lalu kita tulis surat kepada Ubay  bin ka`ab di Medinah, lalu Ubay menulis surat bahwa benar apa yang di ingat oleh Samurah
Said berkata:Kami berkata kepada Qatadah: “ Apakah dua kali diam itu? “.
Beliau menjawab :” Ketika masuk salat  dan ketika selesai membaca surat.Lalu beliau berkata setelah itu dan setelah membaca : Waladdhollin “.
Beliau berkata:”Rasulullah saw senang  bila selesai membaca untuk diam seolah mengembalikan nafasnya “. [1]
قَالَ أَبو عِيسَى حَدِيثُ سَمُرَةَ حَدِيثٌ حَسَنٌ وَهُوَ قَوْلُ غَيْرِ وَاحِدٍ مِنْ أَهْلِ الْعِلْمِ يَسْتَحِبُّونَ لِلْإِمَامِ أَنْ يَسْكُتَ بَعْدَمَا يَفْتَتِحُ الصَّلَاةَ وَبَعْدَ الْفَرَاغِ مِنَ الْقِرَاءَةِ وَبِهِ يَقُولُ أَحْمَدُ وَإِسْحَقُ وَأَصْحَابُنَا *
Abu Isa berkata: Hadis samurah adalah hasan,  dan ini pendapat sebagian ahlul ilmi,  mereka menyatakan sunat bagi Imam  untuk diam setelah memulai salat dan setelah membaca surat. Demikianlah pendapat Ahmad,  Ishak dan sebagian teman kami “. 

Mau nanya hubungi kami:
088803080803.( Smartfren) 081935056529 ( XL )

Dengarkan pengajian - pengajianku

Alamat rumah: Tambak sumur 36 RT 1 RW1 Waru Sidoarjo. Jatim.
 




[1] HR Tirmizi  251

Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan