Rabu, Desember 11, 2013

Yang Memulai Pengkafiran (Takfiri) Adalah Kaum Syiah Sendiri

 .
  • 95 % pemeluk Syi’ah, sebelumnya adalah warga nahdhliyin (NU), dan  itu semua hanya karena fulus (duit) belaka berdasarkan data yang dimiliki oleh Ketua PWNU Jawa Timur KH.Habib Ahmad bin Zain Al Kaff dan  para santrinya.
  • Bahwa sesungguhnya yang memulai pengkafiran[ takfiri ] adalah kaum Syi’ah sendiri [ dengan mereka mengkafirkan khalifah Abu Bakar, Umar, Utsman dan  Ummahatul Mukminin A'isyah dan  Hafshah dan  sebagian besar para sahabat kecuali tiga yaitu shahabat Salman Alfarisi, Miqdad Al Aswad dan  Abu Dzar Al Ghifari ] maka penghukuman kafir terhadap Syi’ah adalah buah dari pemahaman dan  tindakan mereka yang telah keluar dari Islam.
  • Bahwa pernyataan KH.Said Aqil Siradj (Ketua Umum NU) tentang Syi’ah di Indonesia tidak mewakili sikap PBNU terhadap Agama Syi’ah, dengan kesaksian ketua PWNU Jawa Timur KH.Habib Ahmad bin Zain Al Kaff [ bahwa seluruh pernyataan KH.Said Aqil Siradj tentang Syi’ah di media telah menyakiti hati kaum nahdhliyin, dan  menurut beliau 95 % pemeluk Syi’ah sebelumnya adalah warga nahdhliyin, dan  itu semua hanya karena fulus belaka berdasarkan data yang dimiliki oleh KH.Habib Ahmad bin Zain Al Kaff dan  para santrinya ]

Faedah dari Membedah Buku MUI Seputar Syiah

 Ayo adakan Didaerah tempat Anda
Bedah Buku Mengenal & Mewaspadai Penyimpangan dan  Kesesatan Syi’ah di Indonesia. Dua pembicara Ustadz Dr.Ali Musri Semjan Putera, MA {Ketua Sekolah Tinggi Dirasat Islamiyah Imam Syafi’i, Jember, (STDIIS – Jember, Jawa Timur)}. dan  Ustadz Dr.Fahmi Salim Lc, MA (Penulis Buku dari Tim Khusus Komisi Fatwa dan  Komisi Pengkajian MUI/Majelis Ulama Indonesia, dimoderatori oleh Ustadz Zaenuddin berlangsung  di Masjid Nurul Iman , Blok M Square lantai 7. pada Hari Ahad 08 Desember 2013 pukul 09.00-dzuhur.
Di antara faedahnya sebagai berikut.
1. Pentingnya Sosialisasi Buku Panduan Majelis Ulama Indonesia tentang penyimpangan dan  kesesatan Syi’ah di Indonesia tidak hanya berhenti pada kajian terbatas dimasjid-masjidkaum muslimin saja.
2. Pentingnya untuk diadakan kajian/seminar/penyebaran & bedah buku, diseluruh sendi lapisan masyarakat kaum muslimin diIndonesia, terutama dikampus-kampus, di sekolah-sekolah dan  dimana terdapat kantung-kantung kaum muslimin terutama ahlussunnah, tentang penyimpangan dan  kesesatan Syi’ah, yang menurut Ketua MUI KH.Ma’ruf Amin harus diamputasi.
3. Pentingnya pengkajian Sirah Shahabat dan  Sejarah Islam yang konperhensif, sehingga generasi Islam mengetahui dan  mengenal, bahwa betapa agungnya pengorbanan dan  akhlak para shahabat Rasulullah radhiyallahu anhum ajma’in dalam peran mereka mendakwahkan ISLAM ke seluruh dunia.
4. Bahwa sesungguhnya yang memulai pengkafiran[ takfiri ] adalah kaum Syi’ah sendiri [ dengan mereka mengkafirkan khalifah Abu Bakar, Umar, Utsman dan  Ummahatul Mukminin A'isyah dan  Hafshah dan  sebagian besar para sahabat kecuali tiga yaitu shahabat Salman Alfarisi,Miqdad Al Aswad dan  Abu Dzar Al Ghifari ] maka penghukuman kafir terhadap Syi’ah adalah buah dari pemahaman dan  tindakan mereka yang telah keluar dari Islam.
5. Bahwa pernyataan KH. Said Aqil Siradj tentang Syi’ah di Indonesia tidak mewakili sikap PBNU terhadap Agama Syi’ah, dengan kesaksian ketua PWNU Jawa Timur KH.Habib Ahmad bin Zain Al Kaff [ bahwa seluruh pernyataan KH.Said Aqil Siradj tentang Syi’ah di media telah menyakiti hati kaum nahdhliyin,dan  menurut beliau 95 % pemeluk Syi’ah sebelumnya adalah warga nahdhliyin, dan  itu semua hanya karena fulus belaka berdasarkan data yang dimiliki oleh KH.Habib Ahmad bin Zain Al Kaff dan  para santrinya ]
 Insya Alloh masih banyak lagi faedah yang belum kami sebutkan, silahkan bagi ikhwah fillah yang hadir untuk menambahkan faedah yang belum kami sebutkan.
Mari Saudaraku Ahlus Sunnah/Sunni adakan di tempat daerah Anda dimanapun berada bedah Buku MUI yang berjudul Mengenal & Mewaspadai Penyimpangan dan  Kesesatan Syi’ah di Indonesia untuk mengcounter aliran Kafir Syiah karena sesungguhnya#SyiahBukanIslam dan  #IndonesiaDamaiTanpaSyiah
Sekilas Info
Donasi untuk Mencetak 1 juta Buku MUI dengan Judul “Mengenal & Mewaspadai Penyimpangan Syi’ah di Indonesia”
Mari berinvestasi untuk akhirat dengan mengirim donasi untuk mencetak 1 juta buku MUI dengan judul “Mengenal & Mewaspadai Penyimpangan Syi’ah di Indonesia” dengan nilai Rp5000/buku, ke No rek a/n Formas : 7064-023-742 Mandiri Syari’ah (BSM) Jaksel. Kode bank 451 & konfirmasi transfer atau permohonan buku via email dikirim ke : formas.nkri@gmail.com . Silahkan disebarkan…
Melanjutkan BC Ustadz Irfan Helmi dari komisi fatwa MUI pusat : FORMAS (Forum Masjid Ahlus Sunnah)

بســــــــــم الله الرحمن الرحيـــــم

Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan  salam kepada Nabi kita Muhammad, keluarga dan  sahabatnya.
Alhamdulillah buku Panduan MUI Pusat mengenai penyimpangan Syi’ah di Indonesia sudah mulai didistribusikan sesuai permintaan yang masuk ke email formas.nkri@gmail.com.
Mengingat jumlah permintaan yang meningkat, proses pengiriman akan memakan waktu beberapa hari. Infaq sukarela untuk mengganti biaya pengiriman dan  bisa ditransfer ke no rekening kami :
Dana infaq yang terkumpul akan dipergunakan kembali untuk mencetak buku.
Bagi yang ingin waqaf, nilainya adalah Rp. 5,000/buku. Silahkan transfer dana ke rekening yang tersebut di atas.
Konfirmasi transfer dana dapat dikirim ke email : formas.nkri@gmail.com.
Mohon maaf, kami tidak melayani permintaan/pertanyaan melalui sms/bbm/telpon.
Tujuan kami dalam 3 bulan ke depan, bi idznillah, adalah membagikan 1 juta buku ini ke seluruh elemen masyarakat luas.
Jumlah ini sangat besar namun dengan dukungan antum/antunna semua, baik moril maupun materil, insyaAllah, target ini akan tercapai.
Semoga Allah Ta’ala membebaskan kita dan  NKRI dari bahaya laten Syi’ah dan  antek-anteknya dan  menjadikan amalan ini pemberat timbangan kita di akhirat kelak.

آمــــــــــــــــــين يا ربّ العالمين

=========
Catatan :
FORMAS sudah diterima resmi oleh MUI Pusat dan  diminta untuk menyebarluaskan buku panduan MUI tersebut ke seluruh elemen masyarakat dan  semua instansi pemerintah dan  militer. Walhamdulillah.

Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan