.
- 95 % pemeluk Syi’ah, sebelumnya adalah warga nahdhliyin (NU), dan itu semua hanya karena fulus (duit) belaka berdasarkan data yang dimiliki oleh Ketua PWNU Jawa Timur KH.Habib Ahmad bin Zain Al Kaff dan para santrinya.
- Bahwa sesungguhnya yang memulai pengkafiran[ takfiri ] adalah kaum Syi’ah sendiri [ dengan mereka mengkafirkan khalifah Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ummahatul Mukminin A'isyah dan Hafshah dan sebagian besar para sahabat kecuali tiga yaitu shahabat Salman Alfarisi, Miqdad Al Aswad dan Abu Dzar Al Ghifari ] maka penghukuman kafir terhadap Syi’ah adalah buah dari pemahaman dan tindakan mereka yang telah keluar dari Islam.
- Bahwa pernyataan KH.Said Aqil Siradj (Ketua Umum NU) tentang Syi’ah di Indonesia tidak mewakili sikap PBNU terhadap Agama Syi’ah, dengan kesaksian ketua PWNU Jawa Timur KH.Habib Ahmad bin Zain Al Kaff [ bahwa seluruh pernyataan KH.Said Aqil Siradj tentang Syi’ah di media telah menyakiti hati kaum nahdhliyin, dan menurut beliau 95 % pemeluk Syi’ah sebelumnya adalah warga nahdhliyin, dan itu semua hanya karena fulus belaka berdasarkan data yang dimiliki oleh KH.Habib Ahmad bin Zain Al Kaff dan para santrinya ]
Faedah dari Membedah Buku MUI Seputar Syiah
Ayo adakan Didaerah tempat Anda
Bedah Buku Mengenal & Mewaspadai Penyimpangan dan Kesesatan Syi’ah di Indonesia. Dua
pembicara Ustadz Dr.Ali Musri Semjan Putera, MA {Ketua Sekolah Tinggi
Dirasat Islamiyah Imam Syafi’i, Jember, (STDIIS – Jember, Jawa Timur)}.
dan Ustadz Dr.Fahmi Salim Lc, MA (Penulis Buku dari Tim Khusus Komisi
Fatwa dan Komisi Pengkajian MUI/Majelis Ulama Indonesia, dimoderatori
oleh Ustadz Zaenuddin berlangsung di Masjid Nurul Iman , Blok M Square
lantai 7. pada Hari Ahad 08 Desember 2013 pukul 09.00-dzuhur.
Di antara faedahnya sebagai berikut.
1. Pentingnya Sosialisasi Buku Panduan
Majelis Ulama Indonesia tentang penyimpangan dan kesesatan Syi’ah di
Indonesia tidak hanya berhenti pada kajian terbatas
dimasjid-masjidkaum muslimin saja.
2. Pentingnya untuk diadakan
kajian/seminar/penyebaran & bedah buku, diseluruh sendi lapisan
masyarakat kaum muslimin diIndonesia, terutama dikampus-kampus, di
sekolah-sekolah dan dimana terdapat kantung-kantung kaum muslimin
terutama ahlussunnah, tentang penyimpangan dan kesesatan Syi’ah, yang
menurut Ketua MUI KH.Ma’ruf Amin harus diamputasi.
3. Pentingnya pengkajian Sirah Shahabat
dan Sejarah Islam yang konperhensif, sehingga generasi Islam mengetahui
dan mengenal, bahwa betapa agungnya pengorbanan dan akhlak para
shahabat Rasulullah radhiyallahu anhum ajma’in dalam peran mereka
mendakwahkan ISLAM ke seluruh dunia.
4. Bahwa sesungguhnya yang memulai
pengkafiran[ takfiri ] adalah kaum Syi’ah sendiri [ dengan mereka
mengkafirkan khalifah Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ummahatul Mukminin
A'isyah dan Hafshah dan sebagian besar para sahabat kecuali tiga yaitu
shahabat Salman Alfarisi,Miqdad Al Aswad dan Abu Dzar Al Ghifari ]
maka penghukuman kafir terhadap Syi’ah adalah buah dari pemahaman dan
tindakan mereka yang telah keluar dari Islam.
5. Bahwa pernyataan KH. Said Aqil Siradj
tentang Syi’ah di Indonesia tidak mewakili sikap PBNU terhadap Agama
Syi’ah, dengan kesaksian ketua PWNU Jawa Timur KH.Habib Ahmad bin Zain
Al Kaff [ bahwa seluruh pernyataan KH.Said Aqil Siradj tentang Syi’ah di
media telah menyakiti hati kaum nahdhliyin,dan menurut beliau 95 %
pemeluk Syi’ah sebelumnya adalah warga nahdhliyin, dan itu semua hanya
karena fulus belaka berdasarkan data yang dimiliki oleh KH.Habib Ahmad
bin Zain Al Kaff dan para santrinya ]
Insya Alloh masih banyak lagi faedah
yang belum kami sebutkan, silahkan bagi ikhwah fillah yang hadir untuk
menambahkan faedah yang belum kami sebutkan.
Mari Saudaraku Ahlus Sunnah/Sunni adakan di tempat daerah Anda dimanapun berada bedah Buku MUI yang berjudul Mengenal & Mewaspadai Penyimpangan dan Kesesatan Syi’ah di Indonesia untuk mengcounter aliran Kafir Syiah karena sesungguhnya#SyiahBukanIslam dan #IndonesiaDamaiTanpaSyiah
Sekilas Info
Donasi untuk Mencetak 1 juta Buku MUI dengan Judul “Mengenal & Mewaspadai Penyimpangan Syi’ah di Indonesia”
Mari berinvestasi untuk akhirat dengan
mengirim donasi untuk mencetak 1 juta buku MUI dengan judul “Mengenal
& Mewaspadai Penyimpangan Syi’ah di Indonesia” dengan nilai
Rp5000/buku, ke No rek a/n Formas : 7064-023-742 Mandiri Syari’ah (BSM)
Jaksel. Kode bank 451 & konfirmasi transfer atau permohonan buku via
email dikirim ke : formas.nkri@gmail.com . Silahkan disebarkan…
Melanjutkan BC Ustadz Irfan Helmi dari komisi fatwa MUI pusat : FORMAS (Forum Masjid Ahlus Sunnah)
بســــــــــم الله الرحمن الرحيـــــم
Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, keluarga dan sahabatnya.
Alhamdulillah buku Panduan MUI Pusat
mengenai penyimpangan Syi’ah di Indonesia sudah mulai didistribusikan
sesuai permintaan yang masuk ke email formas.nkri@gmail.com.
Mengingat jumlah permintaan yang
meningkat, proses pengiriman akan memakan waktu beberapa hari. Infaq
sukarela untuk mengganti biaya pengiriman dan bisa ditransfer ke no
rekening kami :
Dana infaq yang terkumpul akan dipergunakan kembali untuk mencetak buku.
Bagi yang ingin waqaf, nilainya adalah Rp. 5,000/buku. Silahkan transfer dana ke rekening yang tersebut di atas.
Konfirmasi transfer dana dapat dikirim ke email : formas.nkri@gmail.com.
Mohon maaf, kami tidak melayani permintaan/pertanyaan melalui sms/bbm/telpon.
Tujuan kami dalam 3 bulan ke depan, bi idznillah, adalah membagikan 1 juta buku ini ke seluruh elemen masyarakat luas.
Jumlah ini sangat besar namun dengan
dukungan antum/antunna semua, baik moril maupun materil, insyaAllah,
target ini akan tercapai.
Semoga Allah Ta’ala membebaskan kita
dan NKRI dari bahaya laten Syi’ah dan antek-anteknya dan menjadikan
amalan ini pemberat timbangan kita di akhirat kelak.
آمــــــــــــــــــين يا ربّ العالمين
=========
Catatan :
FORMAS sudah diterima resmi oleh MUI Pusat dan diminta untuk menyebarluaskan buku panduan MUI tersebut ke seluruh elemen masyarakat dan semua instansi pemerintah dan militer. Walhamdulillah.
Catatan :
FORMAS sudah diterima resmi oleh MUI Pusat dan diminta untuk menyebarluaskan buku panduan MUI tersebut ke seluruh elemen masyarakat dan semua instansi pemerintah dan militer. Walhamdulillah.
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan