Hidayatullah.com—Uskup agung St Paul dan Mineapolis mengungkap ke publik 30 orang pendeta Katolik yang melakukan pencabulan terhadap anak-anak di negara bagian Minnesota.
Dilansir Russia Today Jumat (6/12/2013), Associated Press melaporkan bahwa keuskupan memiliki bukti-bukti kuat tentang kejahatan seksual terhadap anak-anak oleh puluhan pendeta Katolik itu.
Daftar tersebut juga mencakup identitas 4 pendeta pembantu, meskipun bukti kejahatan mereka masih harus diselidiki kembali.
Kejahatan seksual terhadap anak-anak di bawah umur oleh puluhan pendeta tersebut, kasusnya ada yang terjadi pada tahun 1950-an. Meskipun tidak memerinci kejahatan seksual yang dilakukan, daftar hitam para pendeta bejat itu memuat nama, lokasi dan nama paroki tempat mereka bertugas.
“Ini adalah sebuah tragedi yang menimbulkan derita tak tertahankan para korban, keluarga mereka, paroki dan gereja,” kata Uskup Agung John Neinstedt dalam tulisannya di situs online keuskupan.
Neinstedt meminta maaf dan menegaskan bahwa gereja berkomitmen agar kejahatan seksual di gereja oleh para rohaniwan terhadap anak-anak tidak terulang lagi.
Neinstedt menegaskan, daftar nama rohaniwan Katolik pelaku kejahatan seksual itu masih akan bertambah di kemudian hari.
“Pengungkapan hari ini tidak dimaksudkan sebagai yang terakhir,” tulisnya.
“Kami sekarang ini masih melakukan kajian komprehensif atas file-file para rohaniwan dan daftar itu akan diperbarui seiring dengan pengumuman tambahan,” imbuhnya.
Meskipun Neinstedt sudah menampilkan nama para rohaniwan bejat itu, para kritikus berpendapat gereja sangat lamban menanggapi kasus-kasus pencabulan sebelum pengadilan hari Senin (2/12/2013) memerintahkan agar nama pelakunya dipublikasikan.
Salah seorang pengacara korban, Jeff Anderson, kepada Reuters mengatakan bahwa masih banyak informasi yang harus diungkapkan oleh gereja soal kejahatan seksual para rohaniwan ke publik.
Anderson mengatakan, gereja baru bertindak setelah ditekan oleh pengadilan dan para korban.
“Informasi sebenarnya yang lengkap tentang para pelaku belum semua dikeluarkan,” kata Anderson.
Sedangkan para korban, di antaranya Jim Keenan, mengatakan dalam konferensi pers hari Kamis bahwa langkah mengumumkan daftar nama pelaku itu baik. Tetapi itu hanyalah sebuah langkah kecil yang baru diambil oleh gereja.
Vatikan, sebagaimana disampaikan Uskup Agung Boston Sean O'Malley, akan membentuk komisi perlindungan anak dari kejahatan seksual rohaniwan di lingkungan gereja Katolik.*
Dilansir Russia Today Jumat (6/12/2013), Associated Press melaporkan bahwa keuskupan memiliki bukti-bukti kuat tentang kejahatan seksual terhadap anak-anak oleh puluhan pendeta Katolik itu.
Daftar tersebut juga mencakup identitas 4 pendeta pembantu, meskipun bukti kejahatan mereka masih harus diselidiki kembali.
Kejahatan seksual terhadap anak-anak di bawah umur oleh puluhan pendeta tersebut, kasusnya ada yang terjadi pada tahun 1950-an. Meskipun tidak memerinci kejahatan seksual yang dilakukan, daftar hitam para pendeta bejat itu memuat nama, lokasi dan nama paroki tempat mereka bertugas.
“Ini adalah sebuah tragedi yang menimbulkan derita tak tertahankan para korban, keluarga mereka, paroki dan gereja,” kata Uskup Agung John Neinstedt dalam tulisannya di situs online keuskupan.
Neinstedt meminta maaf dan menegaskan bahwa gereja berkomitmen agar kejahatan seksual di gereja oleh para rohaniwan terhadap anak-anak tidak terulang lagi.
Neinstedt menegaskan, daftar nama rohaniwan Katolik pelaku kejahatan seksual itu masih akan bertambah di kemudian hari.
“Pengungkapan hari ini tidak dimaksudkan sebagai yang terakhir,” tulisnya.
“Kami sekarang ini masih melakukan kajian komprehensif atas file-file para rohaniwan dan daftar itu akan diperbarui seiring dengan pengumuman tambahan,” imbuhnya.
Meskipun Neinstedt sudah menampilkan nama para rohaniwan bejat itu, para kritikus berpendapat gereja sangat lamban menanggapi kasus-kasus pencabulan sebelum pengadilan hari Senin (2/12/2013) memerintahkan agar nama pelakunya dipublikasikan.
Salah seorang pengacara korban, Jeff Anderson, kepada Reuters mengatakan bahwa masih banyak informasi yang harus diungkapkan oleh gereja soal kejahatan seksual para rohaniwan ke publik.
Anderson mengatakan, gereja baru bertindak setelah ditekan oleh pengadilan dan para korban.
“Informasi sebenarnya yang lengkap tentang para pelaku belum semua dikeluarkan,” kata Anderson.
Sedangkan para korban, di antaranya Jim Keenan, mengatakan dalam konferensi pers hari Kamis bahwa langkah mengumumkan daftar nama pelaku itu baik. Tetapi itu hanyalah sebuah langkah kecil yang baru diambil oleh gereja.
Vatikan, sebagaimana disampaikan Uskup Agung Boston Sean O'Malley, akan membentuk komisi perlindungan anak dari kejahatan seksual rohaniwan di lingkungan gereja Katolik.*
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan