Kenapa Partai Salafi An-Nur (PSA) begitu ngotot mendukung konstitusi
baru? Ahmad Fahmi, seorang penulis dan pengamat politik Mesir, berusaha
menjawab pertanyaan ini dalam sebuah artikel yang dimuat di situs
rassd.com, Senin (23/12/2013) hari ini. Berikut beberapa petikannya:
Adalah salah, anggapan bahwa PSA bersemangat mendukung konstitusi baru hanya karena mendapat tekanan dari militer, atau ingin menyingkirkan Ikhwanul Muslimin (IM). Ada hal yang sangat besar dan berbahaya di balik dukungan mereka.
Awalnya, keanehan mereka dimulai dengan berpindahnya PSA dari kelompok Islam menuju kelompok liberal, dan mendukung kudeta militer. Tujuannya adalah melakukan definisi yang baru tentang IM, kelompok Salafi selain mereka, dan liberal.
Menurut mereka, IM adalah pihak yang bertanggung jawab atas kehancuran Mesir. Sedangkan kelompok Salafi yang berkoalisi dengan IM sebagai kelompok takfir (suka mengkafirkan), jihadi (hanya mengandalkan jihad), dan quthby (para pengikut Sayyid Qutb).
PSA tidak lagi menggunakan standar-standar Islam dalam melakukan penilaian, tapi lebih memilih standar kewarga-negaraan, tanah air, dan sebagainya dengan tujuan mendapatkan titik pertemuan dengan kelompok liberal.
PSA sedang berusaha meraih simpati dan dukungan Barat. Ada beberapa peristiwa yang bisa membuat kita berpraduga seperti itu. Misalnya, pernyataan Sa’dudin Ibrahim bahwa PSA sedang berkomunikasi dengan Amerika; kunjungan-kunjungan yang dilakukan pembesar PSA ke beberapa negara Eropa beberapa waktu sebelum kudeta militer; dan pernyataan Ahmad Khalil (salah seorang pembesar PSA) bahwa Islam dan liberal di Mesir hanyalah kulit, kalau dikupas tidak akan ada perbedaan sesama orang Mesir.
Tapi kenapa Barat kurang hangat menerima pendekatan PSA? Penyebabnya adalah pemahaman PSA tentang Islam yang harus sama dengan generasi Islam pertama. Pemahaman ini, menurut Barat, akan menyebabkan benturan yang sangat besar dengan kelompok liberal.
Karena itulah, PSA berinisiatif menghapus persepsi tersebut dengan cara bersepakat dengan kekuatan liberal, gereja, dan Al-Azhar dalam pembentukan konstutusi baru. Oleh karena itu, saat ini para masyayikh sedang giat-giatnya meyakinkan publik bahwa konstitusi yang baru sama sekali tidak bertentangan dengan Islam, sehingga harus dipegang dengan kuat.
PSA tidak hanya mengacaukan politik Mesir, tapi juga telah mengacaukan ajaran agama. Mereka mengeksploitasi agama untuk kepentingan politik. Atau lebih tepatnya, menjual agama untuk memberi politik. (msa/dakwatuna/rassd/ muslimina)
Adalah salah, anggapan bahwa PSA bersemangat mendukung konstitusi baru hanya karena mendapat tekanan dari militer, atau ingin menyingkirkan Ikhwanul Muslimin (IM). Ada hal yang sangat besar dan berbahaya di balik dukungan mereka.
Awalnya, keanehan mereka dimulai dengan berpindahnya PSA dari kelompok Islam menuju kelompok liberal, dan mendukung kudeta militer. Tujuannya adalah melakukan definisi yang baru tentang IM, kelompok Salafi selain mereka, dan liberal.
Menurut mereka, IM adalah pihak yang bertanggung jawab atas kehancuran Mesir. Sedangkan kelompok Salafi yang berkoalisi dengan IM sebagai kelompok takfir (suka mengkafirkan), jihadi (hanya mengandalkan jihad), dan quthby (para pengikut Sayyid Qutb).
PSA tidak lagi menggunakan standar-standar Islam dalam melakukan penilaian, tapi lebih memilih standar kewarga-negaraan, tanah air, dan sebagainya dengan tujuan mendapatkan titik pertemuan dengan kelompok liberal.
PSA sedang berusaha meraih simpati dan dukungan Barat. Ada beberapa peristiwa yang bisa membuat kita berpraduga seperti itu. Misalnya, pernyataan Sa’dudin Ibrahim bahwa PSA sedang berkomunikasi dengan Amerika; kunjungan-kunjungan yang dilakukan pembesar PSA ke beberapa negara Eropa beberapa waktu sebelum kudeta militer; dan pernyataan Ahmad Khalil (salah seorang pembesar PSA) bahwa Islam dan liberal di Mesir hanyalah kulit, kalau dikupas tidak akan ada perbedaan sesama orang Mesir.
Tapi kenapa Barat kurang hangat menerima pendekatan PSA? Penyebabnya adalah pemahaman PSA tentang Islam yang harus sama dengan generasi Islam pertama. Pemahaman ini, menurut Barat, akan menyebabkan benturan yang sangat besar dengan kelompok liberal.
Karena itulah, PSA berinisiatif menghapus persepsi tersebut dengan cara bersepakat dengan kekuatan liberal, gereja, dan Al-Azhar dalam pembentukan konstutusi baru. Oleh karena itu, saat ini para masyayikh sedang giat-giatnya meyakinkan publik bahwa konstitusi yang baru sama sekali tidak bertentangan dengan Islam, sehingga harus dipegang dengan kuat.
PSA tidak hanya mengacaukan politik Mesir, tapi juga telah mengacaukan ajaran agama. Mereka mengeksploitasi agama untuk kepentingan politik. Atau lebih tepatnya, menjual agama untuk memberi politik. (msa/dakwatuna/rassd/ muslimina)
Komentarku ( Mahrus ali):
Partai salafy kali ini bersatu dengan kafirin untuk
menghancurkan ikhwanul muslimin. Ini langkah yang sangat salah bukan agak
benar. Partai salafy yang sedemikian ini termasuk munafikin bukan muslim sejati. Ingat lah ayat ini:
أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ نَافَقُوا
يَقُولُونَ لِإِخْوَانِهِمُ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ لَئِنْ
أُخْرِجْتُمْ لَنَخْرُجَنَّ مَعَكُمْ وَلَا نُطِيعُ فِيكُمْ أَحَدًا أَبَدًا وَإِن
قُوتِلْتُمْ لَنَنصُرَنَّكُمْ وَاللَّهُ يَشْهَدُ إِنَّهُمْ لَكَاذِبُونَ
Apakah kamu tidak memperhatikan
orang-orang munafik yang berkata kepada saudara-saudara mereka yang kafir di
antara ahli kitab: "Sesungguhnya jika kamu diusir niscaya kamipun akan
keluar bersamamu; dan kami selama-lamanya tidak akan patuh kepada siapapun
untuk (menyusahkan) kamu, dan jika kamu diperangi pasti kami akan membantu kamu".
Dan Allah menyaksikan bahwa Sesungguhnya mereka benar-benar pendusta. Al Hasyr 11.
Karena olah masyayekh salafi ini
pihak kudeta militer dapat dukungan dari rakyat. Masyayekh sedemikian ini sama
dengan mendukung hukum thaghut untuk
menginjak hukum Allah dan besarlah dosa mereka kepada Allah dan noda mereka
kepada umat, nauudzu billah min masyayekh su`
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan