·
قَالَ ابْنُ عَبْدِ اْلبَرّ: لمَ ْيَأْتِ عَنِ النَّبِي
صلى الله عليه وسلم فِيْهِ خِلَافٌ, وَهُوَ قَوْلُ الْجُمْهُوْرِ مِنَ الصَّحَابَةِ
وَالتَّابِعِيْنِ, وَهُوَ الَّذِي
ذَكَرَهُ مَالِكٌ فِي الْمُوَطَّأِ, وَلمَ
ْيَحْكِ ابْنُ اْلمُنْذِرِ وَغَيْرُهُ عَنْ مَالِكٍ غَيْرَهُ.
·
Ibnu Abdil bar berkata: Tiada satupun hadis yang
menentang sedekap dalam salat. Dan inilah perkataan sebagain besar dari
kalangan sahabat atau tabiin. Inilah yang di sebutkan oleh Imam Malik dalam
kitab Muwattho`. Ibnul mundzir dan lainnya tidak menjelaskan selain itu dari
Imam Malik.
·
Saya katakan: Hadis tentang Rasulullah SAW bersedekap
waktu salat yang berbobot hanya diriwayatkan oleh Wail bin Hujer. Sungguhpun
demikian, tadi telah dikatakan redaksinya kacau. Jadi suatu hadis sahih tapi bila
ditinjau dari berbagai riwayat ternyata redaksinya kacau maka bisa jadi sulit
dibuat pegangan yang mana. Pengertian satu riwayat berbeda dengan pengertian
hadis dalam riwayat yang lain. Dan kita akan sulit memahaminya atau berpegangan
kepada yang mana. Untuk hadis lainnya juga ada
dari riwayat Sahal bin Sa`ad di sahih Bukhori dimana Imam Muslim, Nasai,
Tirmidzi dan Ibnu Majah tidak meriwayatkannya Lalu riwayat Sahal bin Sa`ad yang
lain yang menjelaskan tentang salat di dalam sahih Bukhori sendiri menentangnya.
Bahkan hadis Sahal bin Sa`ad itu tiada yang meriwayatkan kecuali dari jalur
Imam Malik. Anehnya imam Malik sendiri mewajibkan tanpa sedekap dalam salat
wajib. Seorang perawi lebih mengerti tentang hadis yang diriwayatkan dari pada
orang lain.
·
Memang tentang kalimat hadis Rasulullah SAW
menjulurkan tangannya ketika berdiri tidak didapatkan tapi saya bisa
mendatangkan banyak sahabat yang meriwayatkan hadis sahih tentang salat tanpa
menyebut sedekap dalam salat dan sama sekali mereka tidak menyebutnya dan tidak memasukkannya dalam tata cara
Rasulullah SAW melakukan salat. [1]
Banyak hadis tentang salat Rasulullah SAW
tanpa sedekap berarti sebagai hujjah untuk di teladani. Ini sudah cukup
sebagai dalil apalagi didukung dengan berbagai ayat dalam al Quran.
·
Ibnu Abdil bar berkata: Mayoritas sahabat dan
tabiin berpendapat bersedekap waktu
salat.
·
Saya katakan: Saya tidak menjumpai atsar yang sahih
dalam hal ini. Saya hanya menjumpai beberapa atsar tapi seluruhnya lemah.
Perbuatan sahabat menurut kami tidak menjadi pegangan. Sebab teladan kita bukan mereka, tapi Rasulullah SAW. Allah berfirman:
·
قُلْ إِنْ
كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ
لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
·
Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar)
mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni
dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
·
Bila kita ingin dicintai oleh Allah, kita
harus ikut RasullullahSAW dalam segala
hal,lebih – lebih dalam masalah salat. Allah berfirman lagi:
·
لَقَدْ كَانَ
لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ
وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا
·
Sesungguhnya
Rasul lullah saw, ullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi
orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. [2]
·
قال أبو محمد
لاَحُجَّةَ فِي أَحَدٍدُوْنَ رَسُوْلِ الله صلى الله عليه وسلم
·
Abu Muhammad berkata: Hujjah kami adalah Rasulullah saw, bukan
perorangan. [3]
Mau
nanya hubungi kami:
088803080803.( Smartfren) 081935056529 ( XL )
088803080803.( Smartfren) 081935056529 ( XL )
Dengarkan pengajian - pengajianku
Alamat rumah: Tambak sumur 36 RT 1 RW1 Waru Sidoarjo. Jatim.
[2] 21 Al ahzab
[3] Al Muhalla 205/2 , Darimi 247/1
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan