Untuk cahaya
Muhammad SAW. di sifati
dengan permulaan dalam arti ia di
ciptakan pertama kali, setahu saya berdasarkan hadis lemah dan orang awam banyak
atau sebagian kiyai yang terpedaya
dengannya lalu percaya saja tanpa di cros check lagi. Memang mereka tidak punya waktu untuk itu. Seandainya ada waktu, mereka di bidang ilmu tidak punya modal yang cukup untuk mengetahui
nya secara detail. Jadi mereka itu
hendaknya baca buku karya figur – figur yang tidak berkecimpung dalam keb
id`ahan dan kesyirikan, berzanji,
diba` dan burdah . Tapi kalangan sosok
yang komitmen kepada dalil yang sahih bukan membuang hadis sahih lalu komit
kepada dalil lemah.. Atau boleh juga dengarkan
pengajian dari cd pengajian saya yang
sebagian telah dicantumkan di blog saya yang kedua, atau ceramah kalangan
ahli hadis maka mereka akan menemukan rahasia ketenangan,
kebahagiaan di dunia dan tidak terus di hantui dengan kebimbangan sebagaimana
ayat:
بَلْ كَذَّبُوا بِالْحَقِّ لَمَّا جَاءَهُمْ فَهُمْ فِي أَمْرٍ
مَرِيجٍ(5)
Sebenarnya, mereka telah mendustakan kebenaran tatkala
kebenaran itu datang kepada mereka, maka mereka berada dalam keadaan kacau
balau.[1]
Dr Al Hilali memberikan komentar tentang hadis:
أَوَّلُ مَا خَلَقَ اللهُ نُوْرُ نَبِيِّكَ يَا جَابِرُ
Permulaan mahluk Allah adalah cahaya nabimu wahai Jabir. ( hadis palsu ).
Menurut Muhammad bin Jamil Zinu: Hadith ini adalah hadith (حَدِيْثٌ مَكْذُوْبٌ)
"Hadith bohong/palsu" atas nama Rasulullah sallallahu 'alaihi
wa-sallam. Ia bukan hadith sahih
sebagaimana yang didakwakan oleh asy-Sya'rawi.
Amat jelas isi kandungannya bertentangan dengan al-Quran al-Karim dan
hadith yang sahih yang menjelaskan dengan tegas bahwa manusia yang pertama
dicipta adalah Adam 'alaihi as-salam bukan cahaya Nabi Muhammad dan Adam
dijadikan dari tanah.
Muhammad tidak
di ciptakan dari cahaya dan itu
kedustaan yang harus dilemparkan bukan di pegangi terus. Jangan membingungkan.
Ia bertentangan dengan ayat:
قَالَ مَا مَنَعَكَ أَلَّا تَسْجُدَ إِذْ أَمَرْتُكَ قَالَ
أَنَا خَيْرٌ مِنْهُ خَلَقْتَنِي مِنْ نَارٍ وَخَلَقْتَهُ مِنْ طِينٍ
Allah berfirman: "Apakah yang menghalangimu untuk
bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?" Menjawab iblis:
"Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang dia
Engkau ciptakan dari tanah".
الَّذِي أَحْسَنَ كُلَّ شَيْءٍ خَلَقَهُ وَبَدَأَ خَلْقَ
الْإِنْسَانِ مِنْ طِينٍ(7)ثُمَّ جَعَلَ نَسْلَهُ مِنْ سُلَالَةٍ مِنْ مَاءٍ
مَهِينٍ(8)ثُمَّ سَوَّاهُ وَنَفَخَ فِيهِ مِنْ رُوحِهِ وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ
وَالْأَبْصَارَ وَالْأَفْئِدَةَ قَلِيلاً مَا تَشْكُرُونَ(9)
Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan
sebaik-baiknya dan Yang memulai penciptaan manusia dari tanah.
Kemudian Dia menjadikan keturunannya dari saripati air
yang hina (air mani).
Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalam
(tubuh) nya roh (ciptaan) -Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran,
penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur.
Nabi Muhammad, termasuk keturunan Adam, jadi layak sekali
di ciptakan dari air mani sebagaimana
dalam ayat itu.
Dalam deathox.multiply.com terdapat keterangan sbb:
Salman al-Farisi meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW
berkata: 'Aku dan 'Ali berasal dari cahaya yang sama di dalam genggaman-Nya seribu
empat ratus tahun sebelum Ia menciptakan Adam. Ketika Allah menciptakan Adam,
Ia membagi cahaya itu menjadi 2 bagian, satunya adalah cahayaku dan satunya
adalah cahaya 'Ali'.
Komentarku ( Mahrus ali ):
Saya baru kali ini menjumpai hadis seperti itu tanpa
sanad. Saya belum menjumpainya di kitab – kitab hadis ahlus sunnah atau mendengar ceramah dari guru – guru ahlus
sunnah bukan guru ahli bid`ah yang menyesatkan.. Saya yakin ia dari
pengikut syi`ah, entah dari mana hadis seperti itu. Ia bertentangan
dengan ayat:
وَهُوَ الَّذِي خَلَقَ مِنَ الْمَاءِ بَشَرًا فَجَعَلَهُ
نَسَبًا وَصِهْرًا وَكَانَ رَبُّكَ قَدِيرًا
Dan Dia (pula) yang menciptakan manusia dari air, lalu
Dia jadikan manusia itu (punya) keturunan dan mushaharah dan adalah Tuhanmu
Maha Kuasa.
Ada hadis syi`ah lagi sbb:
Nabi Muhammad berkata: Jikalau engkau ingin melihat keteguhan dalam
diri Nuh a.s, ilmu pengetahuan Nabi Adam a.s, kemurahan hati Ibrahim a.s,
kesederhanaan Nabi Musa a.s, dan ketaatan Nabi 'Isa bin Maryam a.s, lihatlah
'Ali bin Abi Thalib'. ( hadis kedustaan
Syi`ah )
Komentarku:
Masih banyak
kedustaan bukan kejujuran Syi`ah yang belum anda ketahui dan sudah di
sebarluaskan di komunitas syi`ah.Mestinya
dibuang saja, gantilah dengan kejujuran. Saya tidak mengerti mengapa
mereka meriwayatkan hadis itu. Tujuannya hanya
nafsu, bukan tegakkan wahyu, fanatisme golongan bukan kepada Islam. Beruntunglah
orang yang hidupnya di luar Iran yang basis Syi`ah bukan basis ahlis sunnah. Bila kita lahir, disana, kita sulit mencari kebenaran ajaran ahlis sunnah.Dan
mudah sekali menjumpai ajaran Syi`ah yang sarat dengan kedustaan. Sayangnya
kita tidak berdomisili di negri Mullah itu lalu berada di komunitas yan
g suka berzanji, diba` dan akidatul awam. Jadinya sami mawon, sulit mencari kebenaran dan mudah
menjumpai kesesatan kecuali orang yang bersungguh – sungguh ke jalan lurus.
Allah berfirman:
وَالَّذِينَ
جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا وَإِنَّ اللهَ لَمَعَ
الْمُحْسِنِينَ
Dan
orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami
tunjukkan jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta
orang-orang yang berbuat baik.[2]
Di lain ayat Allah menyatakan:
وَجَاهِدُوا
فِي اللهِ حَقَّ جِهَادِهِ هُوَ اجْتَبَاكُمْ وَمَا جَعَلَ عَلَيْكُمْ فِي
الدِّينِ مِنْ حَرَجٍ مِلَّةَ أَبِيكُمْ إِبْرَاهِيمَ هُوَ سَمَّاكُمُ
الْمُسْلِمِينَ مِنْ قَبْلُ وَفِي هَذَا لِيَكُونَ الرَّسُولُ شَهِيدًا عَلَيْكُمْ
وَتَكُونُوا شُهَدَاءَ عَلَى النَّاسِ فَأَقِيمُوا الصَّلاَةَ وَءَاتُوا
الزَّكَاةَ وَاعْتَصِمُوا بِاللهِ هُوَ مَوْلاَكُمْ فَنِعْمَ الْمَوْلَى وَنِعْمَ
النَّصِيرُ
Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang
sebenar-benarnya. Dia telah memilih kamu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan
untuk kamu dalam agama suatu kesempitan. (Ikutilah) agama orang tuamu Ibrahim.
Dia (Allah) telah menamai kamu sekalian orang-orang muslim dari dahulu, dan
(begitu pula) dalam (Al Qur'an) ini, supaya Rasul itu menjadi saksi atas dirimu
dan supaya kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia, maka dirikanlah salat, tunaikanlah zakat dan berpeganglah
kamu pada tali Allah. Dia adalah Pelindungmu, maka Dialah sebaik-baik Pelindung
dan sebaik-baik Penolong.[3]
Artikel Terkait
Teruslah mendakwahkan sunnah ini ya ustad,maju trus
BalasHapusPROESE PENCIPTAAN MANUSIA
BalasHapusفَلْيَنظُرِ الْإِنسَانُ مِمَّ خُلِقَ
خُلِقَ مِن مَّاء دَافِقٍ
يَخْرُجُ مِن بَيْنِ الصُّلْبِ وَالتَّرَائِبِ
Maka hendaklah manusia memperhatikan dari apakah dia diciptakan?
Dia diciptakan dari air yang dipancarkan,
yang keluar dari antara tulang sulbi laki-laki dan tulang dada perempuan. (QS. 86:5-7).
Dalam surat dan ayat di atas, ada dua istilah yang ada kaitannya dengan proses kejadian dan pengembang biakan manusia setelah era Adam As. dan isterinya yakni SULBI atau coccyx (tulang sulbi atau tulang belakang bagian bawah) dari kaum laki-laki sedangkan TARAAIB (tulang dada) dari kaum perempuan. Lalu apa yang dipancarkan dari kedua jenis tulang ini?.
Al Quran menjawab, air yang terpancar dari kedua jenis tulang itu adalah:
وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنسَانَ مِن سُلَالَةٍ مِّن طِينٍ
Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari SULAALAH (sulalah) suatu saripati (berasal) dari tanah (QS. 23:12).
ثُمَّ جَعَلَ نَسْلَهُ مِن سُلَالَةٍ مِّن مَّاء مَّهِينٍ
Kemudian Dia menjadikan keturunannya dari SULAALAH (saripati yang berasal dari tanah atau sari pati dari apa-apa yang kita makan) air yang hina (QS. 32:8)
Pada kedua surat dan ayat ini ada istilah SULAALAH (sulalah) atau (sari pati tanah, kini berarti saripati dari apa-apa yang kita makan dalam tubuh kita). Artinya, bai air sari yang mengalir dari tulang sulbi maupun tulang taraaib mempunyai nama dan makna yang sama yakni sulalah atau saripati makanan yang pada hakikatnya merupakan ‘saripati’ tanah.
Seperti kita ketahui bahwa salah satu fungsi ginjal adalah menghasilkan zat hormon yang berperan membentuk dan mematangkan sel-sel darah merah (SDM) di dalam tulang atau dikenal dengan sumsum tulang.
Kemana sulalah ini bermuara?
Selanjutnya Al Quran menguraikan kepada manusia sebagai berikut:
أَلَمْ يَكُ نُطْفَةً مِّن مَّنِيٍّ يُمْنَى
ثُمَّ كَانَ عَلَقَةً فَخَلَقَ فَسَوَّى
Bukankah dia dahulu setetes nuthfah yang berasal dari mani yang ditumpahkan (ke dalam rahim perempuan lalu menyatu dengan indung telur menjadi = nuthfah) (lalu nuthfah ini bersemayam kokoh di dalam rahimnya perempuan),
kemudian nuthfah itu menjadi segumpal darah (‘alaq), lalu Allah menciptakannya (menjadi jasad), dan menyempurnakannya (dengan meniupkan Roh-Nya) (QS. 75:37-38),
Seperti uraian di atas maka sulalah itu mengalir ke organ reproduksi manusia, baik ke organ laki-laki maupun ke organ perempuan. Sulaalah yang ada dalam tubuh kaum laki-laki mengalir ke organ testis atau zakar yang dikenal dengan sebutan ‘mani’ atau sel sperma (QS. 75:37). Sel-sel mani masuk ke dalam anak buah zakar. Di sini sel-sel mani melalui suatu saluran halus yang berliku-liku dan di bagian bawah anak buah zakar beralih menjadi pipa mani, yang berjalan di depan tulang kemaluan ke atas, diiringi oleh nadi buah zakar dan anyaman pembuluh balik.
Sedangkan sulaalah yang ada dalam tubuh kaum wanita mengalir ke organ produksinya lalu menjadi ‘indung teluar’ atau sel ovum. Indung telur berjumlah dua, terletak pada dinding sisi panggul kecil di sebelah kanan dan di sebelah kiri. Masing-masing indung telur tergantung pada beberapa ikat dan lipatan salut perut. Indung telur adalah kelenjar kelamin perempuan yang menghasilkan sel-sel kelamin, yaitu sel-sel telur (ovum).
خَلَقَ الإِنسَانَ مِن نُّطْفَةٍ فَإِذَا هُوَ خَصِيمٌ مُّبِينٌ
Dia telah menciptakan manusia dari nuthfah (penyatuan mani dengan indung telur), tiba-tiba ia menjadi pembantah yang nyata. (QS. 16:4)
Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah (QS. 96:2)
Demikianlah kejadian awalnya dan proses selanjutnya ya sampai seorang ibu melahirkan anaknya ya sesuai dengan alur proses yang Allah Ta'ala ciptakan.