·
ـ عَنْ عَلِيَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: «ثَلاَثَةٌ
مِنْ أَخْلاَقِ الأنْبِيَاءِ: تَعْجِيلُ الاْفْطَارِ، وَتَأْخِيرُ السَّحُورِ،
وَوَضْعُ الأكُف عَلٰى الأكُف تَحْتَ السُّرَّةِ فِي الصَّلاَةِ».
·
Dari Ali ra berkata: Tiga perkara termasuk ahlak para Nabi:
Cepat berbuka, meng ahirkan sahur dan meletakkan tapak tangan di atas tapak
tangan waktu salat. Hr Ibnu Syahin dan Abu Muhammad dalam bab salat. [1]
·
Saya katakan: Yang terahir ini bukan hadis dan tidak
dimuat di kutubut tis`ah. Hanya Ibnu Syahin, Ibnu katsir, Ibnu mandah dan Abul qasim yang
meriwayatkannya tanpa sanad sehingga sulit di kaji, apakah benar Ali menyatakan seperti itu atau
tidak. Apalagi hadis lain tentang bersedekap di bawah pusat dari Ali ternyata
lemah.
·
Jadi saya bisa katakan bersedekap di bawah pusat tidak
perlu di lakukan dan harus ditinggalkan karena tiada hadis sahih dalam masalah
tsb dan Rasulullah SAW juga tidak
menjalankan, begitu juga para sahabatnya.
·
Muhammad Abd rahman bin Abd
Rahim Al Mubarkafuri berkata:
·
Abu Hanifah, Sofyan Ats tsauri, Ishak bin Rohaweh, Abu Ishak al maruzi dari teman – teman kami
menyatakan: Dua tangan bersedekap di bawah pusat waktu salat. [2]
·
Saya katakan: Seluruhnya itu hanya berlandaskan hadis
yang lemah tadi dan tidak perlu diperhatikan lagi.
·
Muhammad Abd rahman bin Abd
Rahim Al Mubarkafuri berkata: Aku tidak menjumpai sanad hadis tsb, bahkan ulama
madzhab hanafi juga menyebutnya dalam
kitab – kitab mereka dan berpegangan kepadanya, tapi sanadnya tidak di sebutkan
bahkan tidak diketahui. Bila posisi hadis tsb sedemikian, maka tak layak untuk di buat pedoman. [3]
·
Aku berkata: Malah dalam kitab Tuhfatul ahwadzi di
sebutkan bahwa atsar itu dari Anas bin Malik bukan dari Ali bin Abu Tholib. [4]
·
فَهَذِهَ اْلأَحَادِيْثُ هِيَ الَّتِي اْستَِدَلَّ بِهَا
عَلىَ وَضْعِ الْيَدَيْنِ تَحْتَ السُّرَّةِ فِي الصَّلَاةِ وَقَدْ عَرَفْتَ
أَنَّهُ لَا يَصْلُحُ وَاحِدٌ مِنْهَا لِلْاِسْتِدْلَالِ
·
Tiada satupun hadis yang menjelaskan bersedekap
dibawah pusat bisa di buat pegangan, kata al Mubarkafuri [5]
·
Muhammad Abd rahman bin Abd
Rahim Al Mubarkafuri berkata:
·
وَعَنْ عَلِيٍّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ رضي الله عنه
رِوَايَتَانِ كَالْمَذْهَبَيْنِ, وَعَنْ
أَحْمَدَ رِوَايَتَانِ كَالْمَذْهَبَيْنِ, وَرِوَايَةٌ ثَالِثَةٌ أَنَّهُ مُخَيَّرٌ
بَيْنَهُمَا وَلَا تَرْجِيْحَ,
·
Dari Ali bin Abu Tholib terdapat dua riwayat seperti
dua madzhab ya`ni terkadang bersedekap
dalam salat dan terkadang tanpa bersedekap. Begitu juga imam Ahmad ada dua riwayat. Bahkan riwayat
yang ketiga boleh pilih antara keduanya
ya`ni boleh bersedekap dan boleh tidak
tidak ada yang rajih atau tiada pendapat yang berbobot antara keduanya. [6]
·
Saya katakan: Saya memilih tanpa sedekap karena
seluruh jalur hadis bersedekap cacat dan saya punya banyak hadis tentang salat Nabi
SAW tanpa menyebut sedekap. Jadi anggap
saja hadis tentang sedekap itu tidak ada, lalu cukup berdiri saja tanpa sedekap
sebagaimana perbuatan penduduk Medinah di zaman Imam Malik.
·
Imam Bukhori berkata:
·
وَوَضَعَ عَلِيٌّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ كَفَّهُ عَلَى
رُسْغِهِ الْأَيْسَرِ إِلَّا أَنْ يَحُكَّ جِلْدًا أَوْ يُصْلِحَ ثَوْبًا
·
Ali bin Abu Tholib meletakkan tapak tangannya di atas
pegelangan kiri kecuali bila menggaruk kulit atau membetulkan pakaian. [7]
·
Saya katakan: Imam Bukhori menyampaikan kisah tsb
tanpa sanad sehingga sulit di lacak kekeliruan atau kebenarannya. Secara
pengalaman di pengkajian dari kitab – kitab hadis, perbuatan Ali bin Abu Tholib
itu di cantumkan dengan jalur periwayatan yang lemah. Bahkan ulama telah
sepakat kelemahan hadis tsb, kata Muhammad
Abd rahman bin Abd Rahim Al Mubarkafuri.
Mau
nanya hubungi kami:
088803080803.(
Smartfren) 081935056529 ( XL )
Dengarkan pengajian - pengajianku
Alamat
rumah: Tambak sumur 36 RT 1 RW1 Waru Sidoarjo. Jatim.
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan