By Asqi Resnawan on 1:30 AM
Pernyataan miring Rieke Diah Pitaloka alias Oneng mengenai kinerja Muhaimin Iskandar Menteri Tenaga Kerja Indonesia, yang dinilainya tidak maksimal dalam melindungi TKI di luar negeri, mendapat reaksi keras dari salah seorang pentolan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Marwan Jafar.
Pernyataan tidak etis dari politisi PDI Perjuangan yang mantan calon gubernur Jawa Barat ini kontan membuat PKB naik pitam dan balas menyerang Rieke Diah Pitaloka.
Kritik pedas Rieke itu dilontarkan persis pada saat acara Deklarasi Dukungan Sekretariat Nasional Joko Widodo - Jusuf Kalla Pro TKI di Gedung YKTI, Jakarta, Kamis 5 Juni 2014.
Marwan Jafar yang turut menghadiri acara itu sangat terkejut ketika mendengar langsung serangan Rieke terhadap Menakertrans Muhaimin Iskandar, yang juga adalah Ketua Umum PKB.
”Ada sekitar 7 juta TKI di daerah penempatan, sekitar 80 persen di antaranya perempuan. Tapi data-datanya ‘sekitar’ (tak jelas) sehingga perlindungan tidak maksimal,” kritik Rieke dalam orasinya pada Kamis (5/6/14) lalu.
Menanggapi kritik Rieke yang provokatif dan tidak pada tempatnya itu, Marwan langsung menanggapi dengan menegaskan bahwa kapasitas Rieke dalam acara itu hanya sebagai anggota tim pemenangan Joko Widodo-Jusuf Kalla, namun Rieke dinilai tidak cerdas dalam memahami posisinya.
Menurut Marwan, Rieke malah memposisikan diri sebagai anggota Komisi IX DPR yang memang merupakan mitra kerja Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Tapi, dalam rangka pemenangan Jokowi - JK, Menakertrans Muhaimin Iskandarsejatinya adalah rekan koalisi PDIP dalam Pemilu Presiden 2014.
“Dia (Rieke) tidak pantas (bicara) seperti itu. Kami akan luruskan masalah ini,” tegas Marwan.
Peristiwa itu sedikit banyak menimbulkan konotasi negatif bagi partai-partai koalisi PDI-P dan bagi rakyat pemilih.
Sampai berita ini diturunkan, belum ada konfirmasi mengenai permohonan maaf dari Rieke Diah Pitaloka terkait pernyataannya yang merusak hubungan baik antara PDIP dan PKB
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan