Javad memberikan komentar di bab : Menaruh al quran di kuburan “sbb:
Lihat : Minhaj as-Sunnah Jil:2 Hal:404,Ibid Jil:1 Hal:537, Ibid Jil:6 Hal:419,Ibid Jil:4 Hal:682.
1. Diriwayatkan dari Syafi’i dan pribadi-pribadi selainnya, bahwa khalifah ada tiga; Abu Bakar, Umar dan Usman.
2. Manusia telah bingung dalam masalah kekhilafan Ali (karena itu mereka berpecah atas) beberapa pendapat; Sebagian berpendapat bahwa ia (Ali) bukanlah imam, akan tetapi Muawiyah-lah yang menjadi imam. Sebagian lagi menyatakan, bahwa pada zaman itu tidak terdapat imam secara umum, bahkan zaman itu masuk kategori masa (zaman) fitnah.
3. Dari mereka terdapat orang-orang yang diam (tidak mengakui) atas (kekhalifahan) Ali, dan tidak mengakuinya sebagai khalifah keempat. Hal itu dikarenakan umat tidak memberikan kesepakatan atasnya. Sedang di Andalus, banyak dari golongan Bani Umayyah yang mengatakan: Tidak ada khalifah. Sesungguhnya khalifah adalah yang mendapat kesepakatan (konsensus) umat manusia. Sedang mereka tidak memberi kesepakatan atas Ali. Sebagian lagi dari mereka menyatakan Muawiyah sebagai khalifah keempat dalam khutbah-khutbah jum’atnya. Jadi, selain mereka menyebutkan ketiga khalifah itu, mereka juga menyebut Muawiyah sebagai (khalifah) keempat, dan tidak menyebut Ali"
4. Kita mengetahui bahwa sewaktu Ali memimpin, banyak dari umat manusia yang lebih memilih kepemimpinan Muawiyah, atau kepemimpinan selain keduanya (Ali dan Muawiyah), maka mayoritas (umat) tidak sepakat dalam ketaatan".
Jelas sekali di sini bahwa Ibnu Taimiyah selain ia berusaha menyebarkan karaguan atas kekhalifah Ali bin Abi Thalib kepada segenap umat, ia pun menjadi corong dalam menyebarkan kekhalifahan Muawiyah bin Abu Sufyan. Sedang hal itu jelas-jelas bertentangan dengan akidah Ahlusunnah wal Jama’ah.
1. Diriwayatkan dari Syafi’i dan pribadi-pribadi selainnya, bahwa khalifah ada tiga; Abu Bakar, Umar dan Usman.
2. Manusia telah bingung dalam masalah kekhilafan Ali (karena itu mereka berpecah atas) beberapa pendapat; Sebagian berpendapat bahwa ia (Ali) bukanlah imam, akan tetapi Muawiyah-lah yang menjadi imam. Sebagian lagi menyatakan, bahwa pada zaman itu tidak terdapat imam secara umum, bahkan zaman itu masuk kategori masa (zaman) fitnah.
3. Dari mereka terdapat orang-orang yang diam (tidak mengakui) atas (kekhalifahan) Ali, dan tidak mengakuinya sebagai khalifah keempat. Hal itu dikarenakan umat tidak memberikan kesepakatan atasnya. Sedang di Andalus, banyak dari golongan Bani Umayyah yang mengatakan: Tidak ada khalifah. Sesungguhnya khalifah adalah yang mendapat kesepakatan (konsensus) umat manusia. Sedang mereka tidak memberi kesepakatan atas Ali. Sebagian lagi dari mereka menyatakan Muawiyah sebagai khalifah keempat dalam khutbah-khutbah jum’atnya. Jadi, selain mereka menyebutkan ketiga khalifah itu, mereka juga menyebut Muawiyah sebagai (khalifah) keempat, dan tidak menyebut Ali"
4. Kita mengetahui bahwa sewaktu Ali memimpin, banyak dari umat manusia yang lebih memilih kepemimpinan Muawiyah, atau kepemimpinan selain keduanya (Ali dan Muawiyah), maka mayoritas (umat) tidak sepakat dalam ketaatan".
Jelas sekali di sini bahwa Ibnu Taimiyah selain ia berusaha menyebarkan karaguan atas kekhalifah Ali bin Abi Thalib kepada segenap umat, ia pun menjadi corong dalam menyebarkan kekhalifahan Muawiyah bin Abu Sufyan. Sedang hal itu jelas-jelas bertentangan dengan akidah Ahlusunnah wal Jama’ah.
Javad mengatakan...
2. Manusia telah bingung dalam masalah kekhilafan Ali (karena itu mereka berpecah atas) beberapa pendapat; Sebagian berpendapat bahwa ia (Ali) bukanlah imam, akan tetapi Muawiyah-lah yang menjadi imam. Sebagian lagi menyatakan, bahwa pada zaman itu tidak terdapat imam secara umum, bahkan zaman itu masuk kategori masa (zaman) fitnah.
Komentarku ( Mahrus ali )
Asli arabnya sbb:
وَلِهَذَا اضْطَرَبَ النَّاسُ فِي خِلَافَةِ عَلِيٍّ عَلَى اَقْوَِالٍ فَقَالَتْ طَائِفَةٌ إِنَّهُ إِمَامٌ وَإِنْ مُعَاوِيَةَ إِمَامٌ وَإِنَّهُ يَجُوْزُ نَصْبُ إِمَامَيْنِ فِيْ وَقْتٍ إِذَا لَمْ يُمْكِنْ الاجْتِمَاعُ عَلَىَ إِمَامٍ وَاحِدٍ وَهَذَا يُحْكَى عَنْ الْكَرَّامِيَّةِ وَغَيْرِهِمْ
Lihat penipuan syi`ah dalam menterjemahkan keterangan dari Ibnu Taimiyah .
Versi Javad sbb :
Sebagian berpendapat bahwa ia (Ali) bukanlah imam, akan tetapi Muawiyah-lah yang menjadi imam.
Kalimat arabnya sbb:
فَقَالَتْ طَائِفَةٌ إِنَّهُ إِمَامٌ وَإِنَّ مُعَاوِيَةَ إِمَامٌ
Sebagian berpendapat bahwa ia (Ali) imam dan sesungguhnya Muawiyah juga menjadi imam.
Kedustaan Javad disini adalah menambah kalimat” Bukan “yang saya kasih garis di atas. Dan ini penting sekali . Sebab “bukan “dengan” ya” adalah beda sekali , bisa merobah pengertian , bahkan bisa bikin fitnah.Ibnu Taimiyah menyatakan pendapat segolongan bahwa Ali adalah Imam . Javad menterjemahkan Ali bukan Imam . Ini fitnah kepada Ibnu Taimiyah yang tak layak di lakukan oleh muslim bukan kafir.
Lantas kejinya Javad lagi adalah membuang kalimat penting dalam kitab arab Ibnu Taimiyah sehingga terkesan membentuk opini umat agar benci kepada Ibn Taimiyah . Kalimatnya sbb:
وَإِنَّهُ يَجُوْزُ نَصْبُ إِمَامَيْنِ فِي وَقْتٍ إِذَا لَمْ يُمْكِنْ الاجْتِمَاعُ عَلَىَ إِمَامٍ وَاحِدٍ وَهَذَا يُحْكَى عَنْ الْكَرَّامِيَّةِ وَغَيْرِهِمْ
Sesungguhnya di perkenankan mendirikan dua imam dalam satu waktu bila tidak bisa di kumpulkan kepada satu imam . Ini pendapat katanya dari al Karamiyah dll.
Kalimat tersebut di buang , bahwa hal itu bukan pendapat Ibn Taimiyah tapi beliau mengkisahkan pendapat sekte al Karamiyah
Anehnya Javad yang syi`ah itu mengesankan seolah itu pendapat Ibn Taimiyah .
Lihat terjemahan Javad lagi sbb :
Sebagian lagi menyatakan, bahwa pada zaman itu tidak terdapat imam secara umum, bahkan zaman itu masuk kategori masa (zaman) fitnah.
Komentarku ( Mahrus ali )
Arabnya sbb:
وَقَالَتْ طَائِفَةٌ لَمْ يَكُنْ فِي ذَلِكَ الْزَّمَانِ إِمَامٌ عَامٌّ بَلْ كَانَ زَمَانَ فِتْنَةٍ وَهَذَا قَوْلُ طَائِفَةٍ مِنْ أَهْلِ الْحَدِيْثِ الْبَصْرِيِّينَ وَغَيْرِهِمْ
Sebagian lagi menyatakan, bahwa pada zaman itu tidak terdapat imam secara umum, bahkan zaman itu masuk kategori masa (zaman) fitnah dan ini pendapat segolongan ahli hadis Basrah dll.
Komentarku ( Mahrus ali )
Lagi – lagi kalimat penting di buang bahwa pandangan seperti itu adalah pandangan ahli hadis Basrah dan lainnya , bukan pandangan Ibn Taimiyah sendiri dan rupanya kalimat itu di buang untuk memberi kesan bahwa Ibnu Taimiyahlah yang membuat pendapat seperti itu .
Saran :
Saya mohon di tampilkan arabnya , jangan terjemahannya saja agar bisa di ketahui apakah terjemahan anda benar atau keliru . Karena anda tidak menampilkan arabnya , maka saya cukupi sekian saja . Dan saya masih punya keyakinan terjemahan anda itu mesti tipu daya belaka dan ada kalimat penting yang di kurangi dan saya sendiri kesulitan mencari kalimat arabnya sehingga untuk yang lain , saya minta di tampilkan arabnya.
Saya tahu anda mengambil keterangan itu dari situs syi`ah sbb :
http://www.aqaedalshia.com/aqaed/AHLALBAIT/imamali/
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan