Muhammad
Idrus Ramli dan Muhammad Syafiq alydrus menulis dalam buku : Kiyai NU atau wahabi yang sesat tanpa sadar, hal 134 sbb:
Komentarku ( Mahrus
ali):
Sayang
tidak di sebutkan states hadis Aisyah itu, hingga bisa di pahami, apakah bisa
di buat pegangan atau harus dilepaskan, hasan , lemah atau sahihnya tidak dijelaskan. Apakah memang
tidak di mengerti sehingga di biarkan begitu saja atau memang mengerti tapi
malas menulisnya karena sibuk dll.
Dengan
bagaimanapun argumennya, maka penulisan
states hadis itu penting dan sangat bermanfaat buat pembaca, sekalipun kadang
membahayakan buat ahli bid`ah yang biasanya
berpegangan kepada hadis lemah
dan melepaskan hadis sahih.
كَنْزُ
اْلعُمَّالِ - (ج 12 / ص 270)
(الدَّيْلَمِي وَابْنُ
النَّجَّارِ عَنْ عَائِشََةَ).
مَجْمَعُ
الزَّوَائِدِ - (ج 4 / ص 4)
رَوَاهُ
اْلبَزَّارُ وَفِيْهِ مُوْسَى بْنُ عُبَيْدَةَ وَهُوَ ضَعِيْفٌ.
Dalam
kitab Kanzul Ummal 270/20 , hadis tsb diriwayatkan oleh Dailami dan Ibn Najjar dari Aisyah .
Dalam
kitab Majmauz zawaid 4/4 dijelaskan,
hadis riwayat al Bazzar , namun perawinya
terdapat Musa bin Ubaidah yang lemah.
Komentarku ( Mahrus
ali):
Jadi
hadis tsb tidak bisa di buat pegangan dan lepaskan saja.
Tunggulah terbitnya buku karyaku yang menjawab buku " Kiyai NU atau wahabi yang sesat tanpa sadar ".
Mau
nanya hubungi kami:
088803080803.( Smart freand) 081935056529 ( XL )
088803080803.( Smart freand) 081935056529 ( XL )
Alamat
rumah: Tambak sumur 36 RT 1 RW1
Waru Sidoarjo.
Jatim.
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan