Rabu, Mei 04, 2011

PILOT PESAWAT KEPRESIDENAN ALAMI KEAJAIBAN GUS DUR



 
Rabu, 4 Mei 2011 13:34
Jakarta, NU Online
Semasa menjadi presiden Indonesia, Gus Dur sangat rajin menjalin silaturrahmi dengan pemimpin negara lain, satu kebiasaan baik yang telah dikembangkan sejak sebelum ia menjadi presiden kepada masyarakat.

Salah satu lawatan pentingnya adalah ke India di awal Februari 2000, setelah perjalanan panjang dari Eropa. Di negeri yang dialiri sungai Gangga ini, Gus Dur bertemu dengan PM Atal Behari Vejpaye dan Sonia Gandhi dan menerima gelar doktor honoris causa dari Universitas Jawaharlal Nehru.

Perjalanan panjang keliling Eropa dan pulangnya melewati India dan dilanjutkan ke Korea Selatan ini menggunakan pesawat kepresidenan, yang tentu saja memiliki standar keamanan dan pelayanan yang terbaik untuk orang paling penting di Indonesia.

Pada kunjungan tersebut, ketika pesawat udara mendekati New Delhi, terdapat awan yang sangat gelap yang menutupi bandar udara sehingga tidak mungkin untuk mendarat di bandara Internasional Indira Gandhi New Delhi, sehingga direncanakan mendarat di bandara lain terdekat sebagai alternatif.

Bagi seorang presiden dengan jadual yang sudah diatur secara ketat karena terbatasnya waktu, kondisi ini tentu akan membuat rencana kegiatan menjadi berantakan. Ditengah-tengah situasi seperti itu, tiba-tiba terjadi sebuah fenomena alam yang sangat ajaib, tiba-tiba saja langit terbuka dan sehingga pesawat bisa melewati awan dan begitu bisa mendarat, langit kembali tertutup awan hitam kembali.

Kisah ini disampaikan oleh pilot pesawat kepresidenan yang sedang bertugas kepada adik Gus Dur, Umar Wahid yang merasa takjub dengan kejadian tersebut.

“Ini kebetulan atau tidak, tapi pilot tersebut mengatakan dalam karirnya sebagai pilot, ia tidak pernah mengalami kondisi seperti itu,” katanya. 

Sebagai pilot kepresidenan, tentu saja telah dipilih orang dengan jam terbang tinggi dan kemampuan terbaik, kondisi seperti itu merupakan fenomena alam aneh yang baginya juga luar biasa dan tak terlupakan.

“Gus Dur banyak diberi Allah kelebihan, tapi wali atau bukan, wallahu a’lam, ilmu saya tidak cukup,” tandasnya. (mkf)
Komentarku ( Mahrus ali ) :
Kalau masalah menyingkirkan kabut atau awan, maka banyak para dukun yang mampu melakukannya  sebagaimana  orang – orang yang di sebut pawang hujan dengan izin Allah , Artinya  kasus itu kebetulan atau tidak , tetap masalah wajar dan tidak menunjukkan seseorang menjadi wali Allah . Saya tidak suka menyebut Gus dur wali karena tidak termasuk muttaqin atau orang – orang yang bertakwa  . Pada hal ayatnya sbb :
أَلاَ إِنَّ أَوْلِيَاءَ اللهِ لاَ خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلاَ هُمْ يَحْزَنُونَ(62)الَّذِينَ ءَامَنُوا وَكَانُوا يَتَّقُونَ(63)لَهُمُ الْبُشْرَى فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الْآخِرَةِ لاَ تَبْدِيلَ لِكَلِمَاتِ اللهِ ذَلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ

Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.(Yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa.Bagi mereka berita gembira di dalam kehidupan di dunia dan (dalam kehidupan) di akhirat. Tidak ada perobahan bagi kalimat-kalimat (janji-janji) Allah. Yang demikian itu adalah kemenangan yang besar.[1]

Di ayat lain , Allah berfirman :

وَمَا لَهُمْ أَلاَّ يُعَذِّبَهُمُ اللهُ وَهُمْ يَصُدُّونَ عَنِ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَمَا كَانُوا أَوْلِيَاءَهُ إِنْ أَوْلِيَاؤُهُ إِلاَّ الْمُتَّقُونَ وَلَكِنَّ أَكْثَرَهُمْ لاَ يَعْلَمُونَ

Kenapa Allah tidak mengazab mereka padahal mereka menghalangi orang untuk (mendatangi) Masjidilharam dan mereka bukanlah orang-orang yang berhak menguasainya? Orang-orang yang berhak menguasai (nya), hanyalah orang-orang yang bertakwa, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.[2]
Bila Gus dur menjadi seorang wali , maka  dia tidak akan membela kepada Inul untuk ngebor di mimbar kemaksiatan , tidak menjadi pengurus dalam yayasan Yahudi , dan tidak akan memperkenankan brongsai Cina – ritual kekufuran untuk tampil di masarakat luas . Dan masih ribuan kedurhakaan Gus dur bila mau di sebut .



[1] Yunus 62-64
[2] Al anfal 34
Artikel Terkait

10 komentar:

  1. Ya aku gak bisa komentar atau bahkan menyangkal atau membantah..
    aku orang y g mumpuni hal itu.

    Klo orang NU salah brarti q jga salah?

    karena
    Q bisa solat merekalah y mengajari
    bukan orang Arab,Irak atau Iran
    dan Bukan Orang LDII, Muhamadiyah, atau y lainnya.

    Klo g ada mereka
    masihkah aku mengenal dan melkukan sholat?

    y gitulah q kok tambah bingung...
    rasanya akalq g mampu memikirknnya..

    BalasHapus
  2. Saya hanya menyampaikan ilmu yang bila di simpan , orang banyak akan tersesat , keliru jalan dan saya akan di laknat karena menyimpan kebenaran.Bila saya mengatakan bohong , maka sebagian orang menolak dan sebagian lagi menerima. Seluruhnya itu karena setandar untuk menerima atau menolak adalah hawa nafsu. Dan kebanyakan manusia suka menolak hal yang belum pernah di ketahui atau di ajari oleh guru atau kiyainya . Inilah hal yang di anggap benar ,tapi harus di buang karena sangat keliru. Allah berfirman :
    Dan sekali-kali tidak datang kepada mereka suatu peringatan baru dari Tuhan Yang Maha Pemurah, melainkan mereka selalu berpaling daripadanya.Syu`ara` 5
    Ikutilah ajaran Islam yang dari al Quran dan hadis , dan jangan mengikuti ajaran guru , kiyai yang tidak punya dalil , nanti kamu akan merugi dunia dan akhirat.

    BalasHapus
  3. Hidup beda agama, sesama muslim beda pendapat wajar, suatu kenikmatan. Tapi jangan dijadikan sebagai ajang pemecah belah persatuan dan kesatuan. Jangan disamakan antara budaya dan agama. Suatu Ilmu perlu adanya guru, ustadz. Ilmu yang di berikan pada hamba-Nya hnya seetes dari air di lautan, masih banyak yang harus dikaji.Tidak mungkin Allah menciptakan segala sesuatu dengan sia2. semua pasti ad hikmahnya.

    BalasHapus
  4. Saya hanya menyampaikan ajaran yang berdalil, bukan memecah belah, tapi bersatulah diatas ajaran yang berdalil. jangan bersatu di atas ajaran tanpa dalil

    BalasHapus
    Balasan
    1. asslamualaikum tadz .... aku sangat setuju dg penjelasan ustdz karna di dasari dg dalil yg shoheh ,etulnya , mau tanya tadz ..sebetulnya puasa asyuro itu tg berapa 9 atau 9-10.10-11 karna ada khadis sebelum wafatnya rosululloh .seandainya tahun depan saya masih hidup niscaya saya akan berpuasa tgl 9

      Hapus
    2. puasa asyura tgl 9 - 10 . Tapi saya belum mengkaji hadisnya.

      Hapus
  5. Bismillah, Setuju, pak ... mengikuti yang ada dalil Al Qur'an dan Hadits Shohih dan terus belajar ... singkirkan ambisi pribadi atau hawa nafsu. semoga Allah selalu menjaga bapak dalam kebaikan dan keimanan.

    BalasHapus
  6. Benar itu niat kita, memang niat yang baik kadang ditanggapi dengan pemecah belah persatuan, pembuat makar dimasyarakat yang sudah kondusif, dll. teruskan pak Mahrus ini buat pencerahan kita semua!

    BalasHapus
  7. Assalamu alaikum,
    Numpang Komen Pak, Saya setuju dengan prinsip Bapak berhujjah dengan dalil, saya minta izin nyimak tulisak Bapak ya.. Terima Kasih... Wassalamu alaikum..

    BalasHapus

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan