mustova menulis:
sebenarnya dari kemaren kita mengharapkan masalah ini di selesaikan dengan jalan dialog, biar tidak jadi permasalahan yang terus berkembang tanpa arah, untuk pak ki-AI makruss ali kalo sampeyan wes ora cocok karo NU mbok ya jangan terus kaya mengkono, padahal aku yakin sampeyan sudah tau kalo itu masalah khilafiah, karena aku yakin sampai kapanpun gak akn ketemu.
sebenarnya dari kemaren kita mengharapkan masalah ini di selesaikan dengan jalan dialog, biar tidak jadi permasalahan yang terus berkembang tanpa arah, untuk pak ki-AI makruss ali kalo sampeyan wes ora cocok karo NU mbok ya jangan terus kaya mengkono, padahal aku yakin sampeyan sudah tau kalo itu masalah khilafiah, karena aku yakin sampai kapanpun gak akn ketemu.
Komentarku ( Mahrus ali ):
Keterangan anda ini ber arti menyuruh saya untuk tetap diam kepada kesyrikan, kebid`ahan dan beberapa kemungkaran yang di timbulkannya. Masalah tawassul dan minta – minta doa kepada nabi, wali yang sudah berada di perut bumi jelas syiriknya dan bukan lagi di kategorikan dalam liang lingkup masalah khilafiyah. Dalilnya sudah jelas.
Larangan minta kepada wali yang sudah meninggal dunia yang sering saya cantumkan dalam buku MKNU MSDS itu jelas sekali sebagaimana ayat:
إِنْ تَدْعُوهُمْ لَا يَسْمَعُوا دُعَاءَكُمْ وَلَوْ سَمِعُوا مَا اسْتَجَابُوا لَكُمْ وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ يَكْفُرُونَ بِشِرْكِكُمْ وَلَا يُنَبِّئُكَ مِثْلُ خَبِيرٍ
Jika kamu menyeru mereka, mereka tiada mendengar seruanmu; dan kalau mereka mendengar, mereka tidak dapat memperkenankan permintaanmu. Dan di hari kiamat mereka akan mengingkari kemusyrikanmu dan tidak ada yang dapat memberikan keterangan kepadamu sebagai yang diberikan oleh Yang Maha Mengetahui [1]
وَمَنْ أَضَلُّ مِمَّنْ يَدْعُو مِنْ دُونِ اللَّهِ مَنْ لَا يَسْتَجِيبُ لَهُ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَهُمْ عَنْ دُعَائِهِمْ غَافِلُون
Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang berdoa kepada selain Allah yang tiada dapat memperkenankan (do`a) nya sampai hari kiamat dan mereka lalai dari (memperhatikan) do`a mereka?[2]
وَإِذَا حُشِرَ النَّاسُ كَانُوا لَهُمْ أَعْدَاءً وَكَانُوا بِعِبَادَتِهِمْ كَافِرِينَ
Dan apabila manusia dikumpulkan (pada hari kiamat) niscaya sembahan-sembahan itu menjadi musuh mereka dan mengingkari pemujaan-pemujaan mereka.[3]
وَمَنْ يَدْعُ مَعَ اللَّهِ إِلَهًا ءَاخَرَ لَا بُرْهَانَ لَهُ بِهِ فَإِنَّمَا حِسَابُهُ عِنْدَ رَبِّهِ إِنَّهُ لَا يُفْلِحُ الْكَافِرُونَ
Dan barangsiapa berdoa kepada tuhan yang lain di samping Allah, padahal tidak ada suatu dalilpun baginya tentang itu, maka sesungguhnya perhitungannya di sisi Tuhannya. Sesungguhnya orang-orang yang kafir itu tiada beruntung.[4]
Allah telah menyatakan kepada orang yang berdoa kepada lainNya kafir dan syirik dalam ayat – ayat tsb, bahkan tiada yang lebih sesat dari pada dia. Ada hadis sahih dari Ibnu Abbas, sesungguhnya Rasulullah saw bersabda:
احْفَظِ اللهَ يَحْفَظْكَ احْفَظِ اللهَ تَجِدْهُ تُجَاهَكَ إِذَا سَأَلْتَ فَاسْأَلِ اللهَ وَإِذَا اسْتَعَنْتَ فَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ وَاعْلَمْ أَنَّ الْأُمَّةَ لَوِ اجْتَمَعَتْ عَلَى أَنْ يَنْفَعُوكَ بِشَيْءٍ لَمْ يَنْفَعُوكَ إِلاَّ بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللهُ لَكَ وَلَوِ اجْتَمَعُوا عَلَى أَنْ يَضُرُّوكَ بِشَيْءٍ لَمْ يَضُرُّوكَ إِلاَّ بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللهُ عَلَيْكَ رُفِعَتِ اْلأَقْلَامُ وَجَفَّتِ الصُّحُفُ قَالَ هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ *
Ibnu Abbas ra berkata:” Pada suatu hari,aku di belakang Rasulullah saw, lalu beliau bersabda: “ Wahai anak muda ! Sesungguhnya aku mengajarimu beberapa kalimat. Jagalah Allah, Dia akan menjagamu. ( Perhatikan ajaranNya ). Jagalah Allah, kamu akan menjumpaiNya di mukamu ( Bila kamu butuh akan di kabulkan ). Bila kamu minta sesuatu, mintalah kepada Allah.( Dan jangan syirik atau minta kepada berhala, orang mati, pohon, jin dll ). Bila kamu minta tolong mintalah kepada Allah. Ketahuilah bila umat berkumpul untuk memberikan manfaat kepadamu, maka tidak akan mampu memberikannya kecuali sesuatu yang telah ditulis oleh Allah untuk mu. Bila mereka berkumpul untuk memberikan bahaya kepada mu dengan sesuatu, maka tidak akan mampu membahayakan kepada mu kecuali dengan sesuatu yang telah ditulis oleh Allah untukmu. Pena telah diangkat dan lembaran telah kering. [5] ( Hasan sahih, kata Tirmidzi ).
Dari kalangan orang persis, Muhammadiyah, LDII, Al Irsyad, hal semacam itu sudah final, apalagi bila kita tinjau dari pandangan ulama Mekkah dan Medinah.
Jadi bila saya diam, bera rti saya menyimpan ilmu dan ini akan merugikan saya dan masarakat sendiri. Allah berfirman:
إِنَّ الَّذِينَ يَكْتُمُونَ مَا أَنْزَلَ اللهُ مِنَ الْكِتَابِ وَيَشْتَرُونَ بِهِ ثَمَنًا قَلِيلًا أُولَئِكَ مَا يَأْكُلُونَ فِي بُطُونِهِمْ إِلاَّ النَّارَ وَلَا يُكَلِّمُهُمُ اللهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَلَا يُزَكِّيهِمْ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ
Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah diturunkan Allah, yaitu Al Kitab dan menjualnya dengan harga yang sedikit (murah), mereka itu sebenarnya tidak memakan (tidak menelan) ke dalam perutnya melainkan api, dan Allah tidak akan berbicara kepada mereka pada hari kiamat dan tidak akan mensucikan mereka dan bagi mereka siksa yang amat pedih.[6]
Bagi orang yang mau berdakwah akan mendapat pahala besar sebagaimana hadis:
مَنْ سَنَّ فِي الْإِسْلَامِ سُنَّةً حَسَنَةً فَلَهُ أَجْرُهَا وَأَجْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا بَعْدَهُ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْءٌ وَمَنْ سَنَّ فِي الْإِسْلَامِ سُنَّةً سَيِّئَةً كَانَ عَلَيْهِ وِزْرُهَا وَوِزْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا مِنْ بَعْدِهِ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أَوْزَارِهِمْ شَيْءٌ
Barang siapa melakukan suatu perbuatan baik dalam Islam akan mendapat pahalanya dan pahala orang yang menjalankannya tanpa mengurangi sedikitpun pahala mereka. Barang siapa yang melakukan perbuatan jelek akan mendapat dosanya dan dosa orang yang melakukannya tanpa mengurangi dosa mereka sedikitpun. [7]
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan