Dua remaja mengenakan busana semi gaun pengantin. Tapi dengan bawahan pendek di atas lutut dan mengembang. Rambutnya dihiasi bando putih dengan riasan wajah minimalis dengan menitik beratkan eye liner pada mata dan sapuan eye shadow dan blush on kuning.
Keduanya adalah remaja yang sedang merayakan ulang tahun ke-17 dengan mengambil konsep Korean bertema “Sweet to Remember”. Christine, dari Chris Salon, menyebutkan tema Korean itu diambil dari model potongan busananya yang ditampilkan lebih girly. Juga riasan wajah dan rambut, serta ornamen-ornamen yang ditampilkan saat acara.
“Seperti Dj dan lagu yang ditampilkan adalah lagu Korea, dress code bagi tamu-tamunya adalah busana model korea, baik yang gaun atau kasual,” jelas Christine.
Tak hanya remaja, untuk anak-anak, pesta ulang tahun berkonsep pun kini juga sudah digandrungi. Seperti yang ditampilkan desainer Annyta Purnomo di tempat yang sama. Dia menampilkan pasangan ibu dan anak, dengan konsep gaun puteri (kerajaan).
“Jadi saat ulang tahun itu, anak dan ibu ini jadi ratu dan putrinya. Tampil sama glamournya, agar pesta menjadi istimewa,” jelas Annyta.
Apa yang ditampilkan itu, adalah bagian dari simulasi ulang tahun berkonsep. Ditampilkan bersamaan dengan ajang pameran Birthday Open House Java Paragon. Menurut Santi Manurung, Public Relations Manager Java Paragon, pameran tentang pesta ulang tahun ini adalah yang pertama di Surabaya.
“Karena peluangnya sangat besar. Saat ini banyak orangtua yang mengikuti saja permintaan anaknya untuk pesta ulang tahun,” jelas Santi.
Selain fashion show busana, juga ditampilkan vendor-vendor penyedia fasilitas ulang tahun untuk anak-anak. Seperti sulap, kue-kue, dan lain sebagainya. Konsep karnaval atau pasar malam juga sudah menjadi pilihan, dimana anak-anak para tamu (terutama untuk pesta ulangtahun anak-anak dibawah 12 tahun), diberi untuk bermain bebas. Tidak lagi sekedar mendengarkan badut berbicara di depan.
Penulis : sri handi lestari
Editor : Rudi Hartono
Judul asli: Pesta Ulang Tahun Berkonsep Jadi Tren di Surabaya
Komentarku ( Mahrus ali ):
Pesta ulang tahun hari kelahiran atau hari kematian bukan ajaran Islam – alias ajaran budaya non muslim yang berkembang di kalangan kaum muslimin juga di kalangan kafirin. Ia di benci Allah dan di senangi setan – setan manusia. Di dalamnya banyak kemungkaran, kemaksiatan dan kedurhakaan kepada Allah dan setia kepada setan yang terang terangan tanpa sembunyi lagi. Karena itu, jangan meniru non muslim, tapi tirulah Rasulullah bukan utusan setan sebagaimana ayat:
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا [الأحزاب:21]
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS. al-Ahzab: 21)
Artikel Terkait
Alhamdulillah.
BalasHapusMau Nanya nih, kalau kita mensykuri nikmat Allah karena kita ingat hari kelahiran kita apakah juga tidak boleh MR. Mantan Kyai??! Cz Al-Qur'an menganjurkan kita syukur nikmat kan
BalasHapusTidak usah merayakan hari kelahiran untuk bersukur atau lainnya, karena tiada dalilnya.
BalasHapusBagaimanakah hukumnya berjabat tangan setelah salat, Pak? Saya salat di masjid mayoritas NU, mereka semua salaman setelah salat tapi saya tidak. Saya diam sambil baca zikir, lalu berdoa. Ketika mereka ajak saya salaman (tangan saya dicolek), saya diam dan melanjutkan zikir. Bagaimana itu, Pak? Apakah saya ini benar, atau saya salah?
BalasHapusTerima kasih, Pak.
Katakan, jabat tangan setelah salat tiada dalilnya.Ikutilah tata cara sahabat dab nabi, jangan menyelisihi mereka
BalasHapusTerima kasih, Pak. Sekarang saya mantap.
BalasHapusTerus, yang benar apa kita berdoa dulu atau berzikir dulu atau adakah amalan-amalan yang baik setelah salat, Pak?
BERDOA DI SEGALA WAKTU JUGA DI PERINTAHKAN OLEH ALLOH,BUKAN DI LARANG. LIHAT GHOFIR/ MUKMIN 60.KALAU PADA SEPERTIGA MALAM YANG TERAHIR AKAN LEBIH BAIK, UNTUK DOA SETELAH SALAT HANYA DI LAKUKAN KALANGAN AHLI BID`AH, BUKAN AHLIS SUNNAH. HADISNYA ADA, TAPI KAJI DULU DERAJAT HADISNYA, JANGAN LANGSUNG DI PAKAI TANPA DI KAJI.
BalasHapus