Selasa, November 22, 2011

Rekreasi pejabat yang ngetrend adalah selingkuh

Hidayatullah.com-- Psikolog Universitas Sumatera Utara, Irna Minauli baru-baru ini menyebutkan,  hampir sekitar 80 persen pejabat Sumatera Utara telah berselingkuh. Menurutnya, selingkuh merupakan bagian dari rekreasinya pejabat.
"Memang benar, banyak pejabat yang berselingkuh. Hal ini disebabkan karena banyaknya pekerjaan dikantor, jadi para pejabat ingin berekreasi dengan berbagai cara," kata Irna dikutip Waspada.
Namun katanya, kebanyakkan para pejabat berfantasi dengan cara melakukan berhubungan intim dengan wanita lain bukan dengan istri sendiri. Padahal, lanjutnya hal ini tidak boleh dilakukan, karena dilarang setiap agama.
Irna menuturkan, perselingkuhan pejabat ini, pada umumnya dilakukan oleh pria dan wanita yang berumur 30-40 tahun. Tindakan yang dilakukan pejabat tersebut diusia demikian bisa dikatakan masa puber yang kedua.
"Kemungkinan tindakan yang dilakukannya, pada masa mudanya kurang bergaul. Dan hal ini menjadi trend dikalangan sekelompok pejabat yang suka berselingkuh, agar tidak dikatakan suami takut istri," ujar Irna.
Ditegaskan Irna, dari 80 persen pejabat Sumut yang dikatakan LBH APIK berselingkuh, bukan hanya dari laki-laki saja, karena banyak juga pejabat wanita yang suka berselingkuh.
"Yang berselingkuh itu sama antara laki-laki maupun perempuan, jadi jumlah perselingkuhannya sama persentasenya,"katanya.
Ditambahkanya, banyaknya pejabat yang ingin melakukan sensasi yang lain diluar rumah, terutama dalam berhubungan intim, karena itu merupakan suatu bentuk keinginan yang terpendam selama ini.
"Perselingkuhan merupakan hal petualangan bagi para pejabat, apalagi pejabat yang sudah ditingkat atas," imbuhnya.
Para pejabat yang seperti itu menurutnya, tidak tahu bahwa itu merupakan tindakan bunuh diri, yang dapat mengakibatkan kehancuran bagi diri pejabat tersebut. [was/www.hidayatullah.com]
Komentarku ( Mahrus ali) :
Bila benar keterangan diatas, bukan kedustaan, maka negara ini termasuk negara  yang kebanyakan pejabatanya durhaka kepada Allah, tidak  taat kepadaNya, menjalankan dosa besar, apalagi dosa kecil dan tak layak memangku jabatan, juga tidak layak jadi rakyat yang baik dan tidak bisa di percaya karena sudah hianat. Bagaimanakah bisa percaya dan tidak mendustakan kepada mereka. Mereka sudah berani, bahkan terbiasa  melakukan dosa besar, dan tidak ingin menghindarinya, sudah tentu akan berani pula melakukan korupsi, malas berkorban untuk rakyat. Ini yang membikin keuangan negara  terkuras untuk kepentingan sahwat yang hina. Bukan kepentingan yang mulia. Inilah  yang akan membikin negara ini binasa karena bencana yang datang silih berganti.  Bukan makmur mendapat rahmat Allah yan g  berfirman :
وَكَأَيِّنْ مِنْ قَرْيَةٍ عَتَتْ عَنْ أَمْرِ رَبِّهَا وَرُسُلِهِ فَحَاسَبْنَاهَا حِسَابًا شَدِيدًا وَعَذَّبْنَاهَا عَذَابًا نُكْرًا
Dan berapalah banyaknya (penduduk) negeri yang mendurhakai perintah Tuhan mereka dan rasul-rasul-Nya, maka Kami hisab penduduk negeri itu dengan hisab yang keras, dan Kami azab mereka dengan azab yang mengerikan.  Thalaq 8/ 28
Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan