SURABAYA l SURYA Online- Lulus sekolah dan kuliah ternyata tidak menjadikan mudah mencari pekerjaan. Ini terlihat dari masih tingginya jumlah pengangguran terdidik atau orang pintar di Jatim.
Data di Dinas Tenaga Kerta, Transmigrasi, dan Kependudukan (Disnakertransduk) Jatim menyebutkan, hingga Agustus 2011 lalu, jumlah pengangguran sebanyak 821.546 orang.
Dari jumlah itu, pengangguran aktif atau terdidiknya sebanyak 716.920 orang atau lebih dari 90 persen. Nah, mereka yang menganggur ini adalah lulusan SMA dan perguruan tinggi.
Kepala Disnakertransduk Jatim Hary Soegiri mengatakan, data pengangguran tersebut merupakan data yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS).
“Banyaknya pengangguran terdidik itu menunjukkan program pendidikan di Jawa Timur berhasil,” ujarnya, kepada Surya, Rabu (30/11/2011).
Sumber: http://www.surya.co.id/2011/11/30/821546-orang-pintar-jatim-menganggur
Komentarku ( Mahrus ali ):
821.546 Orang Pintar Jatim Menganggur, bahkan mereka yang aktif dlm kegiatan kerjapun belum tentu kerja yang di halalkan oleh Islam, bahkan kadang mendapat pekerjaan yang haram, gaji haram untuk ibadah. Ahirnya bukan mendekat kepada Allah tapi kepada setan. Yang penting belajarlah al quran agar selamat di dunia dan ahirat sebagaimana firmanNya dalam ayat:
فَسْئَلُوْااَهْلَ الذِكْرِ اِنْ كُنْتُمْ لاَ تَعْلَمُوْنَ
“Maka hendaknya kamu bertanya kepada orang-orang yang ahli Ilmu Pengetahuan jika kamu tidak mengerti.” (An-Nahl: 43)
Saya katakan : Adzikru dalam ayat tsb di artikan ilmu pengetahuan .Memang arti seperti itu cocok dengan terjemahan tafsir di Depag . Sayangnya ilmu di situ tidak di jelaskan , apakah ilmu umum atau ilmu fikih atau ilmu hadis .
Saya condong maksud ilmu disitu adalah ilmu pengetahuan al Quran sebab Adz dzikiru itu umumnya di gunakan untuk al Quran sebagaimana ayat :
لَقَدْ أَضَلَّنِي عَنِ الذِّكْرِ بَعْدَ إِذْ جَاءَنِي وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِلْإِنْسَانِ خَذُولًا
Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari Al Qur'an ketika Al Qur'an itu telah datang kepadaku. Dan adalah syaitan itu tidak mau menolong manusia.[1]
إِنَّمَا تُنْذِرُ مَنِ اتَّبَعَ الذِّكْرَ وَخَشِيَ الرَّحْمَنَ بِالْغَيْبِ فَبَشِّرْهُ بِمَغْفِرَةٍ وَأَجْرٍ كَرِيمٍ(11)
Sesungguhnya kamu hanya memberi peringatan kepada orang-orang yang mau mengikuti Al Quran dan yang takut kepada Tuhan Yang Maha Pemurah walaupun dia tidak melihatNya. Maka berilah mereka kabar gembira dengan ampunan dan pahala yang mulia.[2]
ص وَالْقُرْءَانِ ذِي الذِّكْرِ(1)
Shaad, demi Al Qur'an yang mempunyai peringatan [3]
أَؤُنْزِلَ عَلَيْهِ الذِّكْرُ مِنْ بَيْنِنَا بَلْ هُمْ فِي شَكٍّ مِنْ ذِكْرِي بَلْ لَمَّا يَذُوقُوا عَذَابِ(8)
mengapa Al Qur'an itu diturunkan kepadanya di antara kita?" Sebenarnya mereka ragu-ragu terhadap Al Qur'an-Ku, dan sebenarnya mereka belum merasakan azab-Ku.[4]
أَفَنَضْرِبُ عَنْكُمُ الذِّكْرَ صَفْحًا أَنْ كُنْتُمْ قَوْمًا مُسْرِفِينَ(5)
Maka apakah Kami akan berhenti menurunkan Al Qur'an kepadamu, karena kamu adalah kaum yang melampaui batas?[5]
وَإِنْ يَكَادُ الَّذِينَ كَفَرُوا لَيُزْلِقُونَكَ بِأَبْصَارِهِمْ لَمَّا سَمِعُوا الذِّكْرَ وَيَقُولُونَ إِنَّهُ لَمَجْنُونٌ(51)
Dan sesungguhnya orang-orang kafir itu benar-benar hampir menggelincirkan kamu dengan pandangan mereka, tatkala mereka mendengar Al Qur'an dan mereka berkata: "Sesungguhnya ia (Muhammad) benar-benar orang yang gila".[6]
وَقَالُوا يَاأَيُّهَا الَّذِي نُزِّلَ عَلَيْهِ الذِّكْرُ إِنَّكَ لَمَجْنُونٌ(6)
Mereka berkata: "Hai orang yang diturunkan Al Qur'an kepadanya, sesungguhnya kamu benar-benar orang yang gila.[7]
إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ(9)
Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Qur'an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.[8]
بِالْبَيِّنَاتِ وَالزُّبُرِ وَأَنْزَلْنَا إِلَيْكَ الذِّكْرَ لِتُبَيِّنَ لِلنَّاسِ مَا نُزِّلَ إِلَيْهِمْ وَلَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ(44)
keterangan-keterangan (mu`jizat) dan kitab-kitab. Dan Kami turunkan kepadamu Al Qur'an, agar kamu menerangkan kepada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka memikirkan,[9]
Dengan banyak ayat tsb telah jelas bagi kita bahwa maksud adz dzikru di situ bukan ilmu pengetahuan yang masih bersifat umum tapi al Quran . Inilah yang tepat dengan menggunakan sistim tafsir ayat dengan ayat bukan ayat di tafsiri akalnya orang awam atau pandai yang sarat dengan berbagai kepentingan golongan , madzhab , partai , kedudukan di masarakat dll . Itu seluruhnya yang akan membikin orang lurus jadi menyimpang , na uudzu billah mindzalik .
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan