Rabu, Agustus 03, 2011

Hancurlah dalil bid`ah hasanah

      Hadis di bawah ini populer di zaman kita , tidak di kenal di kalangan sahabat dan sebagai dasar bagi kalangan ahli bid`ah atas adanya bid`ah hasanah tapi salah paham , sesat  dan keliru menurut ahli hadis . Ternyata  dalil ahli bid`ah itu itu rapuh sekali . Hadisnya sbb :

ﻧِﻌْﻤَﺖِ ﺍْﻟﺒِﺪْﻋَﺔُ ﻫﺬِﻩِ

“Sebagus bid’ah itu ialah  ini”.
أَخْرَجَهُ مَالِكٌ (1/114 ، رَقْمُ  250) ، وَعَبْدُ الْرَّزَّاقِ (4/259 ، رَقْمُ  7723) ، وَالْبُخَارِى (2/707 ، رَقْمُ  1906) ، وَابْنُ خُزَيْمَةَ (2/155 ، رَقْمُ  1100) ، وَالْبَيْهَقِىُّ (2/493 ، رَقْمُ  4379
Diriwayatkan oleh Malik (1 / 114, No 250), dan Abdul Razzaq (4 / 259, No 7723), Bukhari (2 / 707, No 1906),  Ibnu Khuzaymah (2 / 155, No 1100), al-Baihaqi (2 / 493, no. 4379
Sumber adanya hadis tsb dari  Ibnu Syihab al zuhri , bukan lain , ribuan perawi tidak mengerti.Dia perawi tunggal , dia bukan sahabat. Dia Ibnu Syihab adalah :

1- قَالَ اْلعَلاَئِي :
بْنُ شِهَابِ الزُّهْرِي اْلإمَامُ العَالِمُ مَشْهُوْرٌ بِهِ ( أَيْ بِالتَّدْلِيْسِ ) وَقَدْ قَبِلَ اْلأَئِمَّةُ قَوْلَهُ (( عَنْ )) ) اهـ .
Al ala`I berkata : Bin Syihab azzuhri  adalah orang alim yang populer dengan tadlis ( menyelinapkan perawi yang lemah ) . para imam juga menerima perkataannya  ……… dari …………..( ketika meriwayatkan hadis menggunakan kalimat  dari bukan dengan kalimat Bercerita kepada kami …………. )

2- ثُمَّ بَعْدَهُ ابْنُ حَجَرَ وَضَعَ اْلإِمَامَ الزُّهْرِي فِي ( الْمَرْتَبَةِ الثَّالِثَةِ ) مِنْ مَرَاتِبِ الْمُدَلِّسِيْنَ فَقَالَ :
Setelah itu , Ibnu Hajar meletakkan Imam Zuhri dalam tingkatan mudallis ke tiga  lalu berkata :
( مُحَمَّدٌ بْنُ مُسْلِمٍ بْنِ عُبَيْدِ اللهِ بْنِ شِهَابٍ الزُّهْرِي اْلفَقِيْهُ الْمَدَنِي نَزِيْلُ الشَّامِ مَشْهُوْرٌ بِالإِمَامَةِ وَالْجَلاَلَةِ وَصَفَهُ الشَّافِعِي وَالدَّارُ قُطْنِي وَغَيْرُ وَاحِدٍ بِالتَّدْلِيْسِ ) اهـ .
Muhammad bin Muslim bin Ubaidillah bin Syihab az zuhri  orang alim  dari Madinah  penduduk Syam  terkenal tokoh , agung  . Imam  Syafii dan Daroquthni menyatakan dia adalah mudallis ( suka menyelinapkan perawi lemah )

فَنَجِدُ أَنَّهُمَا اتَّفَقَا عَلَى أَنَّهُ مَشْهُوْرٌ بِهِ ، وَلَمْ يَذْكُرْهُ أَحَدٌ مِنَ الْمُتَقَدِّمِيْنَ بِذَلِكَ ، ثُمَّ وَضَعَهُ ابْنُ حَجَرَ فِي الْمَرْتَبَةِ الثَّالِثَةِ وَهِيَ :
Kita jumpai keduanya  telah sepakat menyatakan bahwa Az zuhri terkenal  sebagai mudallis  dan  seorangpun dari kalangan ulama  dulu tidak menyatakan  seperti itu , lalu Ibnu Hajar meletakkan  dalam posisi ke tiga  yaitu :
( مَنْ أَكْثَرَ مِنَ التَّدْلِيْسِ فَلَمْ يَحْتَجّ اْلأَئِمَّةُ مِنْ أَحَادِيْثِهِمْ إِلاَّ بِمَا صَرَّحُوا فِيْهِ بِالسَّمَاعِ وَمِنْهُمْ مَنْ رَدَّ حَدِيْثَهُمْ مُطْلَقاً وَمِنْهُمْ مَنْ قَبِلَهُمَا ) اهـ .
Orang yang banyak menyelinapkan perawi lemah , jadi hadis – hadis mereka tidak bisa di buat pegangan  kecuali menyatakan  haddatsana  .
Di antara ulama  ada orang yang menolak hadis mereka secara total  dan ada pula yang menerimanya . 

Komentarku ( Mahrus ali ) :


Abu Ubaid Al Ajuri  dari Abu Dawud berkata :

وَحَدِيْثُ الزُّهْرِى كُلُّهُ أَلْفَا حَدِيْثٍ وَ مِئَتَا حَدِيْثٍ ، النِّصْفُ مِنْهَا مُسْنَدٌ وَ قَدْرُ مِئَتَيْنِ عَنِ  الثِّقَاتِ ، وَ أَمَّا مَا اخْتَلَفُوا عَلَيْهِ فَلاَ يَكُوْنُ خَمْسِيْنَ حَدِيْثًا ، وَ اْلاِخْتِلاَفُ عِنْدَنَا مَا تَفَرَّدَ قَوْمٌ عَلىَ شَىْءٍ ، وَ قَوْمٌ عَلَى شَىْءٍ
Hadis Zuhri seluruhnya adalah dua ribu dua ratus hadis . Separuhnya telah di sandarkan  kepada Nabi   dan dua ratus hadis  juga di sandarkan kepada perawi – perawi terpercaya . Untuk hadisnya yang masih hilaf menurut para ulama  tidak kurang dari lima puluh hadis.  Hilaf di sini adalah hadis yang  di riwayatkan oleh suatu kaum dengan materi tersendiri  dan  kaum lainnya juga begitu . 

Hadis : Sebaik – baik bid`ah adalah ini ( salat taroweh berjamaah ) adalah dari hadis Muhammad al zuhri secara sendirian , tiada perawi lain yang meriwayatkannya ,. Jadi ini boleh di katakan tafarrud .
وَعَنْ ابْنِ شِهَابٍ عَنْ عُرْوَةَ بْنِ الزُّبَيْرِ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَبْدٍ الْقَارِيِّ أَنَّهُ قَالَ خَرَجْتُ مَعَ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ لَيْلَةً فِي رَمَضَانَ إِلَى الْمَسْجِدِ فَإِذَا النَّاسُ أَوْزَاعٌ مُتَفَرِّقُونَ يُصَلِّي الرَّجُلُ لِنَفْسِهِ وَيُصَلِّي الرَّجُلُ فَيُصَلِّي بِصَلَاتِهِ الرَّهْطُ فَقَالَ عُمَرُ إِنِّي أَرَى لَوْ جَمَعْتُ هَؤُلَاءِ عَلَى قَارِئٍ وَاحِدٍ لَكَانَ أَمْثَلَ ثُمَّ عَزَمَ فَجَمَعَهُمْ عَلَى أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ ثُمَّ خَرَجْتُ مَعَهُ لَيْلَةً أُخْرَى وَالنَّاسُ يُصَلُّونَ بِصَلَاةِ قَارِئِهِمْ قَالَ عُمَرُ نِعْمَ الْبِدْعَةُ هَذِهِ وَالَّتِي يَنَامُونَ عَنْهَا أَفْضَلُ مِنْ الَّتِي يَقُومُونَ يُرِيدُ آخِرَ اللَّيْلِ وَكَانَ النَّاسُ يَقُومُونَ أَوَّلَهُ


Dari Ibn Syihab dari Urwah bin Azzubair dari Abd Rahman bin Abd Qari
berkata : Aku keluar bersama Umar bin Al Khatthab ra pada  suatu malam di bulan Ramadhan ke masjid . Tahu – tahu orang – orang  sudah berkelompok – kelompok . seorang lelaki melakukan salat sendirian . Ada seorang lelaki  yang menjadi imam  dengan  suatu kelompok .
Akhirnya  Umar berkata  :  Bagaimanakah kalau aku  mengumpulkan mereka  dengan  satu imam saja , akan lebih baik . Umar sengaja berbuat seperti itu lalu mengangkat Ubay bin Ka`ab menjadi imam .
Lantas aku keluar di malam lain , sedang orang – orang melakukan salat berjamaah bersama satu imam .
Umar berkata  : Sebaik – baik bid`ah adalah ini . Dan salat di akhir malam lebih baik dari tarawih berjamaah ini .  Orang – orang sama melakukan  tarawih . [1]

Sebetulnya  saya sendiri tidak menjumpai ulama yang melemahkan hadis tsb , bahkan  sulit di cari argumentasi yang melemahkannya  . Namun Ibnu Hajar sendiri menyatakan bahwa paling sahih  adalah riwayat Imam malik  bukan Bukhari dalam hal itu .
Komentarku ( Mahrus ali )
Baik Imam Malik atau Bukhari tetap lewat jalur satu orang yaitu Azzuhri . Lihat sanad Imam Malik dalam al Muwattho` sbb :



حَدَّثَنِي مَالِك عَنْ ابْنِ شِهَابٍ عَنْ عُرْوَةَ بْنِ الزُّبَيْرِ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَبْدٍ الْقَارِيِّ أَنَّهُ
Bercerita kepada ku Malik dari Ibn Syihab dari Urwah bin Azzubair dari Abd Rahman bin Abd Qari

Jadi meski riwayat Imam Malik , atau lainnya  di kitab manapun dan kapanpun anda temui hadis tsb , hakikatnya dari seorang mudallis yaitu Ibnu Syihab azzuhri
Pada hal dia tabiin  yang meriwayatkan hadis dari gurunya  Urwah bin Zubair yang punya murid 64 , [2].
   Namun hanya Ibnu Syihab azzuhri yang suka menyelinapkan perawi lemah yang  menjelaskan dan meriwayatkan  hadis tentang sebaik – baik bid`ah adalah ini - salat taroweh berjamaah. Seolah ada bid`ah yang baik, bukan semuanya sesat. Pada hal , kalau  kita katakan ada bid`ah yang baik akan bertentangan dengan banyak hadis sahih, bukan lemah atau hasan .Jadi ini keganjilan yang nyata, bukan masalah biasa yang samar.
Begitu juga  Abd Rahman al Qari perawi hadis tsb , wafat tahun 88 Hijriyah.Usianya 78  tahun[3] . Berarti dia lahir pada tahun sepuluh hijriyah.
Lantas umar bin Khattah wafat pada tahun 23 H.[4] Ber arti ketika Umar wafat  Abd Rahman bin Abd al qari ini berumur 13 tahun . Lalu ketika dia di ajak Umar pergi ke masjid untuk melihat sahabat menjalankan salat malam sendirian , berapakah usianya  , tidak ada keterangan ,pokoknya masih kecil sekali . Inilah yang membikin ganjil dalam benak saya.
  Imam Muslim , Tirmidzi , Nasai ,  Ahmad , Ibnu Majah , Darimi , Abu Dawud  dari kalangan penyusun kutubut tis`ah tidak meriwayatkannya .

Murid Urwah bin Zubair  guru Ibn Syihab azzuhri perawi hadis : “Sebaik -  baik bid`ah ini “ sbb :

بَكْرُ بْنُ سَوَادَةَ الْجُذَامِىُّ
تَمِيْمُ بِنْ سَلَمَةَ السُّلَمِىُّ ( خْتَ مَ سَ قَ)
جَعْفَر بْنُ مُحَمَّدٍ بْنِ  عَلِى بْنِ الْحُسَيْنِ
جَعْفَرُ بْنُ  مُصْعَبٍ ( قَدْ)
حَبِيْبُ بْنُ أَبِىْ ثَابِتٍ ( تَ قَ) ( وَ قِيْلَ : لَمْ يَسْمَعْ مِنْهُ)
حَبِيْبُ مَوْلَى عُرْوَةَ بْنُ  الْزُّبَيْرِ ( مْ)

Bakar bin Sawadah Judzaami
Tamim bin Salamah  Assulami
Ja'far bin Muhammad bin Ali bin Al Husein
Ja`far bin Mus'ab 
Habib bin Abi Tsabit   (dan dikatakan:tidak pernah mendengar dari dia)
Habib  maula  Urwah bin al-Zubayr


خَالِدُ بْنُ أَبِىْ عِمْرَانَ ( قَاضِى  أَفْرِيْقِيَةَ) ( سَ)
دَاوُدُ بْنُ مُدْرِكٍ ( قَ)
الْزِّبْرِقَانُ بْنُ عَمْرِوٍ بْنِ أُمَيَّةَ الْضَّمْرِىِّ ( دَ سَ)
زُمَيْلُ بْنُ عَبَّاسٍ مَوْلَى عُرْوَةَ بْنِ الْزُّبَيْرِ ( دَ سَ)
Khalid bin Abi Imran (hakim Afrika) (o)
Dawud Bin - Mudrik (s)
Zubriqan bin Amr bin Umayyah  al-Dhamri (d o)
Zumail Ibnu Abbas -udak yang dimerdekakan  Urwah bin Al zubair )



سَعْدُ بْنُ  إِبْرَاهِيْمَ بْنِ عَبْدِ الْرَّحْمَنِ بْنِ عَوْفٍ ( خَ مَ دَ سَ قَ)
سَعِيْدُ بْنُ خَالِدٍ بْنِ عَمْرِوٍ بْنِ عُثْمَانَ بْنِ عَفَّانَ ( مْ)
سُلَيْمَانُ بْنُ  عَبْدِ الْلَّهِ بْنِ عُوَيْمِرٍ الْأَسْلَمِىِّ ( مُدَّ)
سُلَيْمَانُ بْنُ يَسَارٍ ( دٍ تَ سِ) ( وَ هُوَ مِنْ أَقْرَانِهِ)
Saad bin Ibrahim bin Abdul Rahman bin Auf
Said bin Khalid bin 'Amr bin' Utsman bin Affan
Suleiman bin Abdullah bin Uwaimmir aslami 
Sulaiman bin Yasar  (dan  dia merupakan salah satu rekan-rekannya)



شَيْبَةُ الخُضْرِىْ ( سَ)
صَالِحُ بْنُ حَسَّانَ الْأَنْصَارِىُّ ( تَ)
صَالِحُ بْنُ كَيْسَانَ ( خَ مَ دَ سَ)
صَفْوَانُ بْنُ سُلَيْمٍ
عَاصِمُ بْنُ عُمَرَ بْنِ عُثْمَانَ ( قَ)
 Shaibah Al Khudhri 
Saleh Bin Hassan Al-Anshari
Saleh Bin Kisan
Safwan bin Sulaim
Asim bin Umar bin Utsman


عَبْدُ الْلَّهِ بْنُ إِنْسَانٍ الْطَّائِفِىِّ ( دَ)
عَبْدُ الْلَّهِ بْنُ أَبِىْ بَكْرِ بْنِ مُحَمَّدٍ بْنِ عَمْرِو بْنِ حَزْمٍ ( خَ مَ دَ تْ سَ)
أَبُوْ الْزِّنَادِ عَبْدُ الْلَّهِ بْنِ ذَكْوَانَ ( مَ دَ تْ)
عَبْدُ الْلَّهِ بْنُ أَبِى سَلَمَةَ الْمَاجِشُوْنِ ( دَ)
Abdullah bin Insan  Attha`ifi 
Abdullah bin Abi Bakar bin Muhammad bin 'Amr bin Hazm
Abu Zinad Abdullah bin Dzakwaan
Abdullah bin Abi Salamah Almajsyun


عَبْدُ الْلَّهِ بْنُ عُبَيْدِ الْلَّهِ بْنِ أَبِىْ مُلَيْكَةَ ( خَ سَ)
عَبْدُ الْلَّهِ بْنُ عُرْوَةَ بْنِ الْزُّبَيْرِ ( ابْنَهُ) ( خَ مْ تَ سْ قُ)
عَبْدُ الْلَّهِ بْنُ نِيَارٍ بْنِ مُكْرَمٍ الْأَسْلَمِى ( مَ دَ تْ سَ)
عَبْدُ الْلَّهِ الْبَهِىِّ ( بِخٍ مَ دَ تْ سَ قَ)
عَبْدُ الْرَّحْمَنِ بْنُ حُمَيْدِ بْنِ عَبْدِ الْرَّحْمَنِ بْنِ عَوْفٍ
Abdullah bin Ubeidillah bin Abi Mulaika
Abdullah bin Urwah   bin  Zubair  (anaknya)
Abdullah bin Nuyar  bin Mukram  Aslami 
Abdullah  al Bahy
Abdul Rahman bin Humaid bin Abdul Rahman bin Auf


عُبَيْدُ الْلَّهِ بْنُ عُتْبَةَ بْنِ مَسْعُوْدٍ ( سَ) ( وَ هُوَ مِنْ أَقْرَانِهِ)
عُثْمَانُ بْنُ عُرْوَةَ بْنِ الْزُّبَيْرِ ( ابْنَهُ) ( خَ مَ دَ سَ قَ)
عُثْمَانُ بْنُ الْوَلِيّدِ مَوْلَى الْأَخْنْسِيِّينَ ( سَ)
عِرَاكُ بْنُ مَالِكٍ ( خَ مَ دَ سَ)
Ubaidullah bin Utbah  bin Mas`ud  (dan merupakan salah satu rekan-rekannya)
Utsman bin Urwah  bin al-Zubair  (anaknya)
Utsman ibn al-Walid  maula Al  akhnasien 
Irak bin Malik


عَطَاءُ بْنُ أَبِىْ رَبَاحٍ ( خَ مْ سَ)
عَلِى  بْنُ  زَيْدِ بْنِ جُدْعَانَ
عُمَرُ بْنُ  عَبْدِ الْلَّهِ بْنِ عُرْوَةَ بْنِ الْزُّبَيْرِ ( ابْنَ ابْنِهِ) ( خَ مْ سَ)
Atho` bin Abi Rabah
Ali bin Zaid bin Jud'aan
Umar bin Abdullah bin Urwah bin Zubair  ( anaknya) 


عُمَرُ بْنُ  عَبْدِ الْعَزِيْزِ ( مَ سَ)
عَمْرُو بْنُ  دِيْنَارٍ ( مْ)
عِمْرَانُ بْنُ  أَبِىْ أَنَسٍ ( مُدَّ)
مُجَاهِدُ بْنُ  وَرْدَانَ ( دٍ تَ سْ قُ)
Umar bin Abdul Aziz
Amr bin Dinar
Imran bin Abu Anas (D)
Mujahid bin Wardan


مُحَمَّدُ بْنُ إِبْرَاهِيْمَ بْنِ الْحَارِثِ الْتَّيْمِىِّ ( خَ)
مُحَمَّدُ بْنُ  جَعْفَرِ بْنِ الْزُّبَيْرِ ( ابْنِ أَخِيْهِ) ( خَ مَ دَ سَ)
أَبُوْ الْأَسْوَدِ مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الْرَّحْمَنِ بْنِ نَوْفَلَ يَتِيْمُ عُرْوَةَ بْنِ الْزُّبَيْرِ ( خَ مْ دِ تَ سْ قُ)
Muhammad bin Ibrahim bin al-Harits Taimi 
Muhammad bin Jafar bin Zubair (keponakannya)
Abu al-Aswad bin Muhammad Abd al-Rahman bin Naufal  anak yatim  Urwah bin al-Zubair


مُحَمَّدُ بْنُ  عُرْوَةَ بْنِ الْزُّبَيْرِ ( ابْنَهُ) ( مُدَّ)
مُحَمَّدُ بْنُ  مُسْلِمْ بْنِ شِهَابٍ الْزُّهْرِىِّ ( خَ مْ دِ تَ سْ قُ)
مُحَمَّدُ بْنُ  الْمُنْكَدِرِ ( خَ مَ دَ تْ)
مُخَلَّدُ بْنُ  خُفَافٍ الْغِفَارِىُّ ( دٍ تَ سْ قُ)
Muhammad ibn Urwah  al-Zubair  (anaknya)
Muhammad bin Muslim bin Shihab sifilis ( hanya dia perawi hadis di atas )
Muhammad bin Munkadir (FS DT)
Mukhalad bin  Khufaf  Ghiffari (EX-Q s)


مُسَافِعُ بْنُ  شَيْبَةَ الْحَجَبِىِّ ( مْ)
مُسْلِمُ بْنُ  قُرْطٍ ( دَ سَ)
مُعَاوِيَةُ بْنُ  إِسْحَاقَ بْنِ طَلْحَةَ بْنِ عُبَيْدِ الْلَّهِ
الْمُنْذِرُ بْنُ  الْمُغِيْرَةِ ( دَ سَ)
Musaafi` bin Shaibah Ahadjbi 
 Muslim  bin Qurath 
Muawiyah ibn Ishaq bin Thalhah bin Ubeidillah 
Mundzir bin al Mughirah 




مُوْسَى بْنُ  عُقْبَةَ ( سَ)
هِشَامُ بْنُ  عُرْوَةَ ( ابْنَهُ) ( خَ مْ دِ تَ سْ قُ)
هِلَالُ بْنُ  أَبِىْ حُمَيْدٍ الْوَزَّانُ ( خَ مْ)
الْوَلِيّدُ بْنُ  أَبِىْ الْوَلِيّدِ ( دَ سَ قَ)
Musa bin Uqbah
Hisyam bin Urwah  (anaknya)
Hilal bin Abu Humaid Al-Wazzan
Alwalid bin Abi al-Walid



وَهَبُ بْنُ  كِيْسَانَ ( سَ)
يَحْيَى  بْنُ  عُرْوَةَ بْنِ الْزُّبَيْرِ ( ابْنَهُ) ( خَ مَ دَ)
يَحْيَى  بِنُ أَبِىْ كَثِيْرٍ ( تَ قَ) ( وَ قِيَلَ : لَمْ يَسْمَعْ مِنْهُ)
يَزِيْدُ بِنَ رُوْمَانَ ( خَ مْ دِ تَ سْ قُ)
Wahab Bin Kisan
Yahya ibn Urwah  bin al-Zubair bin  (anaknya)
Yahya bin Abi Katsir  (dan dikatakan: tidak pernah mendengar dari dia)
Yazid Bin  Roman



يَزِيْدُ بْنُ  عَبْدِ الْلَّهِ بْنِ خُصَيْفَةَ ( مْ)
يَزِيْدُ بْنُ  عَبْدِ الْلَّهِ بْنِ قُسَيْطٍ ( مَ دَ)
يَزِيْدُ بِنُ أَبِىْ يَزِيْدَ الْمَصْرَىً
Yazid bin Abdullah bin _khusaifah
Yazid bin Abdullah bin Kusait
Yazid bin Abi Yazid  Al masri


أَبُوْ بُرْدَةَ بْنُ أُبَىٍّ مُوْسَىْ الْأَشْعَرِىِّ ( مْ) ( وَ هُوَ مِنْ أَقْرَانِهِ)
أَبُوْ بَكْرِ بْنُ حَفْصِ بْنِ عُمَرَ بْنِ سَعْدِ بْنِ أَبِىْ وَقَّاصٍ ( خَ مْ)
أَبُوْ سَلَمَةَ بْنُ عَبِدِ الْرَّحْمَنِ بْنِ عَوْفٍ ( خَ مْ سَ) ( وَ هُوَ مِنْ أَقْرَانِهِ) .

Abu Burdah bin Abi Musa Ashari  (dan merupakan salah satu rekan-rekannya)
Abu Bakar bin Hafsh bin Umar bin Saad bin Abi Waqas
Abu Salamah bin Abd al-Rahman bin Auf ( (dan merupakan salah satu dari rekan-rekan).


Komentarku ( Mahrus ali
Murid Urwah yang begitu banyak , semuanya tidak mengerti tentang hadis “ sebaik – baik bid`ah ini “ kecuali Muhammad bin Muslim azzuhri .Jadi dia adalah perawi tunggal dari seluruh perawi  di dunia yang meriwayatkan hadis tsb. Ini suatu keganjilan yang perlu di kaji ulang . bukan sekedar di ikuti yang nantinya kita sesat dan orang lain juga sesat. Di kalangan sahabat hadis itu tidak populer . Istri – istri Rasulullah SAW, Usman dan Ali ra sendiri tidak tahu hadis itu , bahkan  kebanyakan para sahabat tidak kenal . Ia populer di zaman kita , tidak di kenal di kalangan sahabat .


Murid Abd Rahman al Qari sbb :

حُمِيْدُ بْنُ  عَبْدِ الْرَّحْمَنِ بْنِ عَوْفٍ
الْسَّائِبُ بْنُ  يَزِيْدَ ( مَ دَ تْ سَ قَ ) ، وَ هُوَ مِنْ أَقْرَانِهِ
عَبْدُ الْرَّحْمَنِ بْنُ  هُرْمُزَ الْأَعْرَجِ ( سَ )
عُبَيْدُ الْلَّهِ بْنُ  عَبْدِ الْلَّهِ بْنِ عُتْبَةَ ( مَ دَ تْ سَ قَ )
عُرْوَةُ بْنُ  الْزُّ بَيْرِ ( خَ مَ دَ تْ سَ )
مُحَمَّدُ بْنُ  عَبْدِ الْرَّحْمَنِ بْنِ عَبْدٍ الْقَارِىِّ ( ابْنَهُ )
مُحَمَّدُ بْنُ  مُسَلَّمْ بْنِ شِهَابٍ الْزُّ هْرِىِّ ( قَ )
يَحْيَى بْنُ  جَعْدَةَ بْنِ هُبَيْرَةَ الْمَخْزُومِىُّ  .
Humaid bin Abdul Rahman bin Auf
Assaib bin Yazid . dan dia  merupakan salah satu dari rekan-rekan
Abd al-Rahman bin Hormuz  al a`raj
Ubaidullah bin Abdullah bin Utbah
Urwah bin Zubair
Muhammad ibn Abd al-Rahman bin Abdul-qari (anaknya)
Muhammad bin Muslim bin Shihab al zuhri (s)
Yahya bin Ja`dah bin Hubairah  alMakhzumi.

Komentarku ( Mahrus ali )
Abd rahman Al Qari yang ketika Umar ra wafat masih berumur 13 tahun -Perawi tunggal , tiada pendukungnya yang meriwayatkan hadis –  sebaik – baik bid`ah adalah ini .
 Untuk perawi tunggal ini , kebanyakan ulama   menyatakan menolak.
DR Abu Lubabah At thahir Shalih Husain kepala bagian dirosah Islamiyah  di Emirat menyatakan :
وَإِطْلاَقُ الْحُكْمِ عَلَى التَّفَرُّدِ بِالرَّدِّ وَالنَّكَارَةِ أَوِ الشُّذُوْذِ مَوْجُوْدٌ فِي كَلاَمِ كَثِيْرٍ مِنْ أَهْلِ الْحَدِيْثِ
 Mengghukumi perawi yang secara sendirian meriwayatkan agar riwayatnya  tertolak , dikatakan mungkar , syadz memang ada dlm perkataan kebanyakan ahli hadis . Ulumul hadis 12/1
  Kelemahan perkataan Umar  - sebaik – baik bid`ah adalah ini  itu bertentangan dengan hadis :
مَنْ أَحْدَثَ فِي أَمْرِنَا  هٰذَا  مَا لَيْسَ فِيهِ فَهُوَ رَدٌّ
 Aisyah ra menuturkan: “Rasulullah saw bersabda: “Barangsiapa yang membuat perkara yang baru dalam agama kami tanpa petunjuk dari kamu, maka perkaranya itu ditolak.” (Bukhari, 53, Kitabush Shulukh, 5, Bab jika berdamai dalam masalah dosa, maka perdamaiannya ditolak)
Allu`lu` wal marjan 537/1 Al albani berkata : Muttafaq alaih
Lihat di kitab karyanya : Misykatul  mashobih ,nomer hadis:  140
وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الْأُمُورِ فَإِنَّ كُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ *
Berhatilah  terhadap perkara baru. Sesungguhnya tiap perkara baru adalah bid`ah dan setiap bid`ah adalah sesat. [5]
 Seluruh sahabat tidak kenal terhadap perkataan Umar tadi kecuali satu orang . Kita punya konsep bila ada hilaf maka harus di kembalikan kepada al quran sebagaimana ayat :
وَمَا اخْتَلَفْتُمْ فِيهِ مِنْ شَيْءٍ فَحُكْمُهُ إِلَى اللهِ  ذَلِكُمُ اللهُ رَبِّي عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَإِلَيْهِ أُنِيبُ
Tentang sesuatu apapun kamu berselisih maka putusannya (terserah) kepada Allah. (Yang mempunyai sifat-sifat demikian) itulah Allah Tuhanku. Kepada-Nyalah aku bertawakkal dan kepada-Nyalah aku kembali.[6]
 Dan al quran menyatakan agar kita ini tidak mengikuti perbedaan itu dimanapun dan kapanpun , tapi ikutilah ayat Allah  bukan UU Thaghut atau pendapat ulama , profesor , sarjana dll . Allah menyatakan :
قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.[7]

Di ayat lain di jelaskan :

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوُلِ اللهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللهَ وَالْيَوْمَ اْلآخِرَ وَذَكَرَ اللهَ كَثِيْرًا

“Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu, bagi mereka yang mengharap Allah dan hari kiamat, dan dia banyak mengingat Allah.” (Al-Ahzab: 21)

 Jadi hadis  “ sebaik – baik bid`ah ini tertolak , tidak usah di pakai karena  segi redaksi hadis, sanad nya  cacat dan ganjil  , juga bertentangan dengan hadis sahih lainnya dan ayat bukan ayat – ayatan.


[1] HR Bukhari 2010 . MALIK  252

[2] Mausuah ruwatil hadis 4561
[3]  Mausuah ruwatil hadis 3938
[4] Mausuah ruwatil hadis 4888
[5] HRAbu Dawud  / Assunnah /4607. Darimi /Muqaddimah /95
[6] Assyura 10
[7] Ali imran 31
Artikel Terkait

17 komentar:

  1. Sungguh saya ini awam 100% tentang Ilmu hadis. Namun sungguh saya senang dengan pembahasan hadis di sini. Saya senang dimantapkan bahwa ide bidah hasanah itu demikian. Semoga amal bapak diterima oleh Allah.


    Ade Malsasa Akbar

    BalasHapus
  2. Jazakallahu khaira ,bacalah terus blog ini agar bisa menghilangkan kebodohan kita dalam ilmu hadis

    BalasHapus
  3. Alhamdulillah ada pembahasan tentang bid'ah hasanah yang ilmiyah seperti ini

    BalasHapus
  4. Alhamdulillah,semakin mantap hati saya membaca blog ttng bid'ah hasanah ini...

    شكرا ... جزاكم الله جعل من السهل على

    BalasHapus
  5. Alhamdulillah,semakin menambah ilmu buat saya..

    شكرا ... جزاكم الله جعل من السهل على

    BalasHapus
  6. subhanallah.....pak Ali terimakasih,pertannyaan saya sudah di paparkan disini,yg sudah saya tunggu2.....semoga allah selalu memberikan keberkahan kepada anda.pak Ali,saya mau bertanya,kalau saya supaya mudah untuk mengajukan pertanyaan lewat mana ya.terimakasih......

    BalasHapus
  7. Ibnul Majisyun berkata: Aku pernah mendengar Malik berkata, “Barangsiapa yang mengada-adakan di dalam Islam suatu bid’ah yang dia anggap baik, maka sesungguhnya dia telah menuduh Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam mengkhianati risalah. Sebab Allah berfirman (yang artinya), “Pada hari ini telah Aku sempurnakan agama kalian.”

    Apa-apa yang pada hari itu bukan termasuk ajaran agama, maka hari ini hal itu juga bukan termasuk agama.” (lihat al-I’tisham)

    Ref : https://www.facebook.com/biografi.ulama?fref=ts

    BalasHapus
  8. jika sesuatu dtg dari Allah & RasulNya pastinya tdk akan ada perbedaan ataupun ayt yg satu melemahkan yg lain ataupun melemahkan hadist, kecuali jika hadist itu palsu atau penafsirannya dipaksakan beda.Tapi jika ia buatan manusia pastilah ada celahnya.dan akan selalu dipertentangkan.
    saya cuma mau komentar krn ada yg menganggap Qur'an skrg itu bid'ah hasanah.Bukankah dijaman rasul dia ada dipelepah kurma, kayu, batu dll?jd apa bedanya jika ia disalin ulang ke batu, kayu yg lain atau kertas?itu hy suatu cara selama tdk merubah isi dan syariat yg disampaikan.Ini dperkuat adanya hadist Janganlah kalian menulis (segala sesuatu) dariku, dan barangsiapa yang menulis dariku selain al-Qur`an, maka hendaklah dia meng-hapusnya." (Diriwayatkan oleh Muslim no. 3004.Jadi bukanlah memindahkannya kebahan lain selain batu, pelepah kurma itu yg bid'ah tetapi merubah isinya, jadi ini bukanlah contoh bid'ah hasanah.
    Begitu juga dg pencontohan tarawih yg digalakkan kembali oleh umar sebgai cth bid'ah hasanah apakah ia sesuatu yg baru?Umar hy melanjutkan apa yg sdh dicontohkan Rasul. Jadi tdk ada sama sekali contoh bid'ah yg hasanah.karena hadist Rasulullah yg lain jg mnyatakan tidak tersisa suatu (amalan) pun yang dapat mendekatkan kepada surga dan menjauhkan dari neraka, kecuali sudah dijelaskan semuanya.
    ditambah:
    Barangsiapa mengamalkan suatu amalan yang tidak ada perintahnya dari kami maka ia tertolak

    skrg kita bahas hadist yg mnjadi landasan bid'ah hasanah satu ini:
    Barangsiapa yang memberikan suatu contoh perbuatan baik dalam Islam, maka dia mendapatkan pahala perbuatan tersebut dan pahala orang yang mengamalkannya setelahnya, tanpa mengurangi se-dikit pun dari pahala-pahala mereka. Dan barangsiapa yang mem-berikan suatu contoh perbuatan buruk, maka dia menanggung dosa-nya dan dosa-dosa orang yang melakukannya setelahnya, tanpa mengurangi sesuatu pun dari dosa-dosa mereka.
    contoh berarti ada yg dicontoh yakni Rasul dan tuntunan yg ada dlm Al-Qur'an berarti intinya adalah mengajak orang pada kebaikan akan mendapat pahala yg sama jd jgn dianggap mbuat sesuatu yg baru,jika benar hadist ini dianggap dan dirubah penafsirannya mjd mbuat sesuatu hal yg baru dan blm pernah ada dicthkan sblmnya oleh Rasul dan sahabat, maka mau dikemanakan hadist lain yg juga dianggap shahih silahkan anda pilih dulu hadist mana yg mau dibuang.Wallahu Alam marilah kita ikuti seruan Allah dan RasulNya tanpa menambah & mengurangi karena Syariat sudah sempurna, tgl ilmu dunia yg akan berubah dan bertambah sesuai perkembangan zaman.
    Bukannya saya mrasa lebih pintar dan mendahului para imam terdahulu,(saya juga belajar dan berusaha mengumpulkan serta menyinkronkan semua dasar hukum yg ada)saya lebih takut mendahului Allah & RasulNya. Mereka (para imam,ulama)adalah orang-orang yang berjasa yg sudah mengumpulkan dan memilah-milah hadist, shg kita bisa pakai saat ini.Namun kita tentunya juga kita tidak lupa perkataan imam Syafi'i “Jika kalian mendapati dalam kitabku sesuatu yang bertentangan dengan sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka sampaikanlah sunnah tadi dan tinggalkanlah pendapatku dan dalam riwayat lain Imam Syafi’i mengatakan maka ikutilah sunnah tadi dan jangan pedulikan ucapan orang.”sungguh mulia dan tawadhu nya beliau semoga yg mengaku bermahzdab beliau jg dapat meniru tawadhu nya
    Tidak ada jawaban lain bagi orang yang beriman, apabila mereka diajak kepada Allah dan RasulNya supaya dilakukan hukum di antara mereka, hanya: “Kami dengarkan ajaran itu dan kami patuhi . ” ltulah orang-orang yang menang.An-Nur ayat 51.wslm

    BalasHapus
  9. Wah penjelasan yang sangat luar biasa dan ilmiah sekali.
    Seandainya Pak Ustadz menyampaikan penjelasan ini pada saat bedah buku di Pasca Sarjana IAIN Sunan Ampel dan di bedah buku Forsa FH Unibraw saya yakin Ustadz Idrus Ramli akan mati kutu.
    SAYANG SEKALI PAK USTADZ KOK NGGAK DATANG.
    ADA APA YA ..............

    BalasHapus
  10. memang sebenarnya Bid`ah hasanah dalam Hadits yang diruju Quran memang tidak ada, terkadang orang tidak mampu membedakan Bid`ah dengan pengembangan kebajikan, contoh, catatan Quran yang ditulis Zaid adalah pengembangan kebajikan dibaca pengembangannya ditulis dijadikan catatatn. dalam AlBaqorph 182 jika anda bertransaksi harus ditulis (perintah Allah) inikan menghindari kelupaan jadi bukan Bid`ah mencatat adalah perintah Allah merupakan kebaikkan, demikian juga umar melakukan taraweh 8 menjadi 20 Rakaat, ini pengembangan kebajikan masalah ini adalah sunnah, mau 1000 rakaat tetap saja Tathowwu, siapakah yang melarang 8 rokaatpun oke, cobalah Hadits dari Aisyah nabi shalat malam hingga kakinya bengkak, bisa nggak kita mengikutinya, baru 20 rokaat saja sudah berselisih faham contoh kita mah mau enaknya saja, maunya yang enteng, curang kan, semua itu pengembangan kebajikan bukan Bid`ah, semua perbuatan kebjikan yang dilakukan karena Allah tidak bid`ah, karena aLLah senang sekali kepada kebajikan

    BalasHapus
  11. Ustaimin membenarkan adanya bid'ah hasanah klik blogthohiranam.blogspot.com

    BalasHapus
  12. Juga bid'ah para sahabat klik blogthohiram.blogspot.com dan bid"ah hasanah

    BalasHapus
  13. Ibnu Taimiyah wahabi no wahid mengakui adanya bid'ah hasanah, seperti perayaan Maulid Nabi, klik blogthohiranam.blogpot.com

    BalasHapus
    Balasan
    1. Untuk thohir anam
      Ibnu Taimiyah itu manusia mungkin salah , juga mungkin benar.

      Hapus
    2. klo ulama yang allamah saja bisa salah apalagi anda yang sebagai orang awam

      Hapus

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan