Imam Suyuthi berkata:
Berdoa di kuburan Syaikh Sholeh bin Ahmad al-Ilafidz mustajab Lihat di hal 74 dalam buku menjawab tuduhan sebagai penyembah
kuburan.
Komentarku ( Mahrus ali ):
Pernyataan Imam Suyuthi bahwa berdoa di kuburannya mustajab adalah pendapat
peribadi yang keliru, bukan yang benar
dan tanpa dalil tapi emosional belaka. Kita tidak usah ikut kekeliruan
ulama dan akan berpegang teguh kepada kebenarannya.
Imam Malik berkata:
إِنَّمَا
أَنَا بَشَرٌ أُخْطِئُ وَأُصِيْبُ، فَانْظُرُوا فِي رَأْيِي؛ فَكُلُّ مَا وَاَفَقَ
اْلكِتَابَ وَالسُّنَّةَ؛ فَخُذُوْهُ، وَكُلُّ مَا لَمْ يُوَافِقِ اْلكِتَابَ
وَالسُّنَّةَ؛ فَاتْركُوْهُ
"Saya ini hanya seorang manusia, kadang salah dan
kadang benar. Cermatilah pendapatku, tiap yang sesuai dengan Qur'an dan Sunnah,
ambillah. Dan tiap yang tidak sesuai dengan Qur'an dan Sunnah,
tinggalkanlah.."
Diriwayatkan Ibnu ‘Abdil Barr dalam Al Jami 2/32, Ibnu
Hazm dalam Ushul Al Ahkam 6/149. Dinukil dari Ashl Sifah Shalatin Nabi, 27)
Orang yang hatinya berpenyakit akan mencari-cari pendapat
salah dan aneh dari para ulama demi mengikuti nafsunya menghalalkan yang haram
dan mengharamkan yang halal. Sulaiman At Taimi berkata,
لَوْ أَخَذْتَ بِرُخْصَةِ كُلِّ عَالِمٍ ، أَوْ زَلَّةِ كُلِّ عَالِمٍ ، اجْتَمَعَ فِيكَ الشَّرُّ كُلُّهُ
“Andai engkau mengambil pendapat yang mudah-mudah saja
dari para ulama, atau mengambil setiap ketergelinciran dari pendapat para ulama,
pasti akan terkumpul padamu seluruh keburukan” (Diriwayatkan oleh Abu Nu’aim
dalam Hilyatul Auliya, 3172)
Imam Suyuthi menurut pandangan ulama :
يَقُوْلُ الشَّيْخُ زَيْدٌ
بْنُ هَادِي الْمَدْخَلِي – حَفِظَهُ اللهُ
ومِمَّا أَخَذَ اْلعُلَمَاءُ
عَلَيْهِ مَا يَأْتِي:
أ- كَوْنُهُ صَاحِبَ نَزْعَةٍ صُوْفِيَّةٍ.
ب- دِفَاعُهُ عَنِ ابْنِ الْفَارِضِ الْمُلْحِدِ وَتَعَصُّبِهِ لَهُ الَّذِي تَجَلَّى فِي رَدِّهِ عَلَى اْلبِقَاعِي حِيْنَمَا تَكَلَّمَ فِي ابْنِ اْلفَارِضِ.
ج- لَعْنُهُ لِمَنْ يَرَى أَنَّ أَبَوَي النَّبِي ج مِنْ أَهْلِ النَّارِ حَيْثُ قَالَ نَظْمًا:
أ- كَوْنُهُ صَاحِبَ نَزْعَةٍ صُوْفِيَّةٍ.
ب- دِفَاعُهُ عَنِ ابْنِ الْفَارِضِ الْمُلْحِدِ وَتَعَصُّبِهِ لَهُ الَّذِي تَجَلَّى فِي رَدِّهِ عَلَى اْلبِقَاعِي حِيْنَمَا تَكَلَّمَ فِي ابْنِ اْلفَارِضِ.
ج- لَعْنُهُ لِمَنْ يَرَى أَنَّ أَبَوَي النَّبِي ج مِنْ أَهْلِ النَّارِ حَيْثُ قَالَ نَظْمًا:
وَوَالِـدَا خَيْرِ خَلْقِ اللَّهِ
نُزُلُهُمَا ----- فِي جَنَّةِ الْخُلْدِ عِلْمٌ أَيْ مَكْنُوْنٌ
وَمَنْ يَصْرَحْ بِكُفْرٍ أَوْ بِنَارِ لَظَى ----- فيِ ذَيْنِ فَهُوَ لَعِيْنٌ أَيْ مَلْعُـْونٌ
وَمَنْ يَصْرَحْ بِكُفْرٍ أَوْ بِنَارِ لَظَى ----- فيِ ذَيْنِ فَهُوَ لَعِيْنٌ أَيْ مَلْعُـْونٌ
وكَأَنَّهُ لَم يَطَّلِعْ
عَلَى النُّصُوْصِ الْمَصَرِّحَةِ بِكَوْنِهمَا مَاتَا عَلَى اْلكُفْرِ فِي صَحِيْحِ
مُسْلِمٍ وَغَيْرِهِ.
Syaikh Zaid bin Hadi al Madkhali hafidhohullah berkata:
Di antara kritikan para ulama terhadap Imam Suyuthi sbb:
1. Imam
Suyutuhi punya kecendrungan terhadap tasawwuf
2. Membela Ibnu Al faridh yang menyimpang, fanatisme kepadanya dan hal ini tampak
ketika memprotes kepada Al Biqa`I yang membicarakan Ibnu Al faridh.
3. Dia melaknat kepada orang yang berpandangan bahwa kedua ayah
bunda Nabi SAW tergolong penghuni Neraka. Beliau berkata dalam suatu syairnya :
Kedua orang tua mahluk Allah yang terbaik memiliki tempat di surga abadi – itu adalah ilmu yang
tersimpan.
Barang siapa yang
menyatakan kufur atau neraka ladha untuk
kedua orang tua Nabi SAW, maka
terlaknat.
Seolah imam Suyuthi tidak melihat kepada nas
yang menjelaskan bahwa keduanya meninggal dunia dalam keadaan kafir dalam kitab sahih Muslim dan lainnya. [1]
Komentarku ( Mahrus ali ):
Biografi Ibnu Farid
Ibn al-Farid atau Ibn Farid bahasa Arab:
عمر بن علي ابن الفريد (`Umar ibn
'Alī ibn al-Fārid) (1181-1235) adalah seorang
penyair Arab.
Dia dilahirkan di Kairo, tinggal selama
beberapa waktu di Mekkah
dan meninggal di Kairo. Puisinya secara menyeluruh mengikuti aliran Sufi, dan dia termasuk
penyair Arab yang paling luar biasa.
Puisi Shaykh Umar Ibn al-Farid dianggap oleh banyak orang
sebagai puncak bahasa Arab, meskipun secara mengherankan dia secara luas tidak
diketahui di dunia Barat. (Rumi dan Hafiz, mungkin yang dikenal yang
terbaik di sebelah barat penyair Sufi luar biasa, keduanya menulis terutama di
dalam bahasa
Parsi, tak ada dalam bahasa Arab.) Dua karya agung Ibn al-Farid adalah Ode
Minuman Anggur, meditasi indah tentang "minuman anggur" kebahagiaan
luar biasa, dan Puisi Jalan Sufi, eksplorasi dalam pengalaman rohani sepanjang
jalur Sufi dan barangkali yang paling panjang sepanjang sejarah puisi di bahasa
Arab. Puisinya sudah mengilhami berbagai ulasan rohani sepanjang berabad-abad.[2]
Komentarku ( Mahrus ali ):
Setahu saya IbnAl
Farid adalah komunitas wihdatul wujud
yang merusak akidah, bukan memperbaikinya. Dia
menganggap Allah dan dirinya
menyatu, tidak ada perbedaan. Akhirnya
tiada Tuhan. Lihat dia berkata sbb:
وَذَاتِي بِذَاتِي، إِذْ تَحَلَّتْ تَجَلَّتْ "
Dzatku dengan dzatku bila telah menyatu maka
akan tampak.
Komentarku ( Mahrus ali ):
Seolah Ibn Al Farid ini menyatakan bahwa
dzatku dengan dzatku, pada hal dzat dia
adalah satu, bukan dua. Mengapa dia menyatakan Dzaku dengan dzatku. Sudah tentu ada tujuan yaitu Dzatku dengan dzat Allah yang
sudah menyatu lalu dikatakan atau di anggap
dzatku.
Usman al
Qahthani menyatakan:
تَدَبَّرْ تَجِدِ الزِّنْدِيْقَ، يَأْبَى أَنْ يُثْبِتَ لِرَبِّهِ ذَاتاً، وَيَتَعَالَى أَنْ يَجْعَلَ وُجُوْدَهُ هُوَ فَيْضُ وُجُوْدِ رَبِّهِ
فَلَمْ يَقُلْ :"وَذَاتِي بِذَاتِهِ" أَوْ "ذَاتُهُ بِذَاتِي"
وَإِنَّمَا قَالَ: لِيَحْكُمْ بِاْلعَدَمِ الصُّوْفِيُّ عَلَى رَبِّ اْلوُجُوْدِ الْحَقِّ، وَخَالِقِهِ: "وَذَاتِي بِذَاتِي"
فَلَيْسَ ثَمَّت إِلاَّ ذَاتُهُ هُوَ فِي الْحَالَيْنِ .... أَلاَ تَحُسُّ الْجُحُوْدَ طَاغِيَ الْبَغْيِ؟!
مَا ثَمَّ عِنْدَ ابْنِ الْفَارِضِ مِنْ رَبٍّ، وَلاَ مَرْبُوْبٍ. إِلاَّ وَهُوَ ابْنُ اْلفَارِضِ إِنَّهُ الْخَلاَّقُ. وَإِنَّهُ هُوَ اْلوُجُوْدُ، وَوَاهِبُ اْلوُجُوْدِوَكُلُّ الْجِهَاتِ السِّتِّ نَحْوِي توَجَّهْتُ .... بمِاَ تَمَّ مِنْ نُسُكٍ وَحَجٍّ وَعُمْرَة
http://bayenahsalaf.com/vb/showthread.php?t=4927
Pikirkanlah, kamu akan menjumpai seorang Zindiq itu
enggan menyatakan bahwa Tuhannya
memiliki dzat, lalu emoh atau tak sudi menjadikan bahwa keberadaannya adalah
karena keberadaan Tuhannya.
Dia tidak menyatakan: Dan dzatku dengan DzatNya atau
DzatNya dengan dzatku
Dia berkata agar
memberikan suatu putusan bahwa Tuhan yang wujud yang benar dan
penciptanya adalah tiada.
Dzatku dengan dzatku. Jadi yang ada hanya dzatnya dalam dua keadaan . Apakah anda tidak merasakan ingkar wahai orang yang
melewati batas
Menurut Ibnu
Al farid ini memang tiada tuhan dan hambaNya kecuali dia
Ibn Al farid . Dia pencipta, dia wujud, dan pemberi wujud itu. Dan
seluruh enam arah ini kepadaku , aku menghadap
………………….. dengan ibadah , haji atau umrah yang telah saya lakukan.
Cara pengobatan yang murah dan halal
135 cd pengajianku dan daftar buku - buku karyaku
Dengarkan pengajian - pengajianku
135 cd pengajianku dan daftar buku - buku karyaku
Dengarkan pengajian - pengajianku
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan