أَخْبَرَنَا إِسْحَقُ بْنُ مَنْصُورٍ قَالَ
حَدَّثَنَا حُسَيْنٌ الْجُعْفِيُّ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ يَزِيدَ بْنِ
جَابِرٍ عَنْ أَبِي اْلأَشْعَثِ الصَّنْعَانِيِّ عَنْ أَوْسِ بْنِ أَوْسٍ عَنْ
النَّبِيِّ صَلَّى اللُهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ مِنْ أَفْضَلِ
أَيَّامِكُمْ يَوْمَ الْجُمُعَةِ فِيهِ خُلِقَ آدَمُ عَلَيْهِ السَّلاَم وَفِيهِ
قُبِضَ وَفِيهِ النَّفْخَةُ وَفِيهِ الصَّعْقَةُ فَأَكْثِرُوا عَلَيَّ مِنْ
الصَّلاَةِ فَإِنَّ صَلاَتَكُمْ مَعْرُوضَةٌ عَلَيَّ قَالُوا يَا رَسُولَ اللهِ
وَكَيْفَ تُعْرَضُ صَلاَتُنَا عَلَيْكَ وَقَدْ أَرَمْتَ أَيْ يَقُولُونَ قَدْ بَلِيتَ
قَالَ إِنَّ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ قَدْ حَرَّمَ عَلَى اْلأَرْضِ أَنْ تَأْكُلَ
أَجْسَادَ اْلأَنْبِيَاءِ عَلَيْهِمْ السَّلاَم
Imam Nasai berkata :
Ishaq bin Manshur memberitahu kami , lalu berkata : Husain Al JU`fi menyampaikan hadis kepada
kami dari Abd Rahman bin Yazid bin
Jabir dari Abu al asy`ats al
shon`ani dari Aus bin Aus dari Nabi bersabda :
Sesungguhnya termasuk keutamaan hari –
harimu adalah hari Jum`at . Di
dalamnya Adam as di ciptakan , di
dalamnya dia meninggal dunia , di dalamnya juga ada peniupan sangkakala dan kematian seluruh manusia . Perbanyaklah
sholawat kepadaku , sesungguhnya
sholawatmu di tampakkan kepadaku .
Mereka bertanya :
Bagaimanakah sholawat kami di tampakkan
kepadamu sedang engkau telah hancur ?
Beliau bersabda :
Sesungguhnya Allah azza wajal telah
mengharamkan atas bumi untuk makan tubuh
para nabi as . [1]
Al albani
menyatakan hadis tsb sahih .
قَالَ
الْمُنْذِرِيُّ : وَأَخْرَجَهُ النَّسَائِيُّ وَابْنُ مَاجَهْ وَلَهُ عِلَّة
وَقَدْ جُمِعَتْ طُرُقُهُ فِي جُزْء مُفْرَدٍ اِنْتَهَى .
Al mundziri
berkata : Ia juga di riwayatkan oleh Imam Nasai dan Ibnu Majah dan ia punya
illat , di mana jalur – jalur riwayatnya telah di kumpulkan dalam salah
juz tersendiri .
Dalam majalah al manar di jelaskan :
Ia diriwayatkan oleh Abu Dawud , Nasa`i
dan Thabrani dalam kitab Mu`jamnya
, Ibnu Hibban , Ibn Khuzaimah dan
Al Hakim dalam kitab sahihnya . Sebagian ulama menyatakannya sahih
dan di ikuti oleh Imam Nawawi
dalam kitab al adzkar . Sebagian ulama yang lain menyatakan hadis tsb hasan .
قَالَ الْحَافِظُ السَّخَاوِي بَعْدَ مَا
أَوْرَدَ تَصْحِيْحَهُمْ وَتَحْسِيْنَهُمْ ( قُلْتُ : وَلِهَذَا الْحَدِيْثِ
عِلَّةٌ خَفِيَّةٌ وَهِيَ أَنَّ حُسَيْنَ الْجُعْفِي رَاوِيَهُ أَخْطَأَ فِي اسْمِ
جَدِّ شَيْخِهِ عَبْدَ الرَّحْمَنِ بْنَ بَزِيْدٍ حَيْثُ سَمَّاهُ جَابِرًا
وَإِنَّمَا هُوَ تَمِيْمٌ كَمَا جَزَمَ بِهِ
أَبُوْ حَاِتمٍ وَغَيْرُهُ وَعَلَى هَذَا فَابْنُ تَمِيْمٍ مُنْكَرُ الْحَدِيْثِ
وَلِهَذَا قَالَ أَبُوْ حَاتِمٍ إِنَّ
الْحَدِيْثَ مُنْكَرٌ . وَقَالَ ابْنُ الْعَرَبِي إِنَّهُ لَمْ يَثْبُتْ : لَكِن
رَدَّ هَذِهِ الْعِلَّةَ الدَّارَقُطْنِي وَقَالَ إِنَّ سَمَاعَ حُسَيْنٍ مِنْ
ابْنِ جَابِرٍ ثَابِتٌ وَإِلَى هَذَا جَنَحَ الْخَطِيْبُ وَاْلعِلْمُ عِنْدَ اللهِ
تَعَالَى . ثُمَّ نَبَّهَ عَلَى أَنَّ ابْنَ مَاجَه سَمَّى الصَّحَابِيَ فِي
كِتَابِ الصَّلاَةِ مِنْ سُنَنِهِ شَدَّادَ بْنَ أَوْسٍ وَذَلِكَ وَهْمٌ نَبَّهَ
عَلَيْهِ اْلمِزِّيّ وَغَيْرُهُ ، وَوَقَعَ عِنْدَهُ فِي الْجَنَائِزِ
Al Hafizh – As
sakhowi berkomentar setelah
menyampaikan pentashihan dan penghasanan
para ulama sbb :
Aku berkata :
Hadis tsb punya illat yang samar , yaitu
Husain Al Ju`fi – salah satu perawinya keliru dalam menyebut nama
kakek gurunya dengan nama Abd
Rahman bin Yazid – di mana di beri nama Jabir . Mestinya adalah Tamim sebagaimana
di nyatakan oleh Abu hatim dan lainnya
. Bila demikian , maka Ibnu Tamim adalah perawi yang mungkar hadisnya .
Karena itu , Abu Hatim menyatakan hadis tsb adalah mungkar . Ibn Al arabi
menyatakan : Ia tidak sahih .
Daroquthni
menyangkalnya dengan berkata : Sesungguhnya Husain benar – benar mendengar dari
Jabir . karena itu al Khathib mendukungnya . Wallahu a`lam . Beliau juga
mengingatkan bahwa Ibnu Majah menyatakan nama sahabat tsb dalam kitab salat
dalam kitab sunannya dengan nama Syaddad bin Aus . Itu adalah keliru . Imam Al
Mizzi dan lainnya juga mengingatkan atas kesalahan itu . Begitu juga dalam
kitab al janaiz [2]
Yang jelas hadis tentang shalawat kita kepada Nabi di tampakkan kepada beliau tidak di riwayatkan
oleh Bukhari. Muslim , Tirmidzi .
Bukhari dan Muslim tidak memasukkannya dalam kitab sahihnya. Dan para ulama juga berselisih pendapat untuk
mensahihkannya . Keterangan hal itu juga tidak terdapat dalam al Quran , malah
ada ayat yang bertentangan
dengannya sbb :
إِنَّكَ
لاَ تُسْمِعُ الْمَوْتَى
Maka sesungguhnya kamu tidak akan sanggup
menjadikan orang-orang yang mati itu dapat mendengar
وَمَا
أَنْتَ بِمُسْمِعٍ مَنْ فِي اْلقُبُوْرِ
dan kamu sekali-kali tiada sanggup menjadikan
orang yang di dalam kubur dapat mendengar.[3]
Al hafizh Ibnu rajab berkata :
Pendapat Aisyah tentang mayat – mayat tidak mendengar
perkataan orang – orang hidup telah di cocoki
segolongan ulama dan di tarjih oleh Al Qadhi – Abu Ya`la dari tokoh – ashab kami dalam kitabnya : “ Al
jami`ul kabir “ Mereka berhujjah dengan landasan hujjah Aisyah , mereka menjawab terhadap hadis sumur Badar
dengan jawaban Aisyah . Boleh juga hal itu
merupakan mu`jizat yang husus untuk Nabi SAW bukan orang lain – yaitu mayat – mayat
mendengar perkataan Nabi SAW.. Untuk masalah mayat mendengar perkataan
orang yang masih hidup atau tidak ……….
Pernah saya terangkan dalam n askah saya
,entah di mana saya agak lupa . Rujuklah ke sana barangkali
sudah terbit. Malah di situ saya terangkan al albani condong untuk mengikuti ulama madzhab Hanafi
yang menyatakan bahwa mayat tidak mendengar dan mereka juga mengarang satu
buku husus tengtang hal itu .
Tambahan :
Al bani menyatakan :
إِسْنَادُهُ صَحِيْحٌ عَلَى شَرْطِ مُسْلِمٍ،
وَقَالَ الْحَاكِمُ: " صَحِيْحٌ عَلَى
شَرْطِ الْبُخَارِي "! وَوَافَقَهُ الذَّهَبِي! وَصَحَّحَهُ ابْنُ حِبَّانَ أَيْضًا وَالنَّوَوِي)
شَرْطِ الْبُخَارِي "! وَوَافَقَهُ الذَّهَبِي! وَصَحَّحَهُ ابْنُ حِبَّانَ أَيْضًا وَالنَّوَوِي)
Sanad hadis tsb sahih menurut sarat periwayatan Muslim . Al Hakim menyatakan:
Sahih menurut periwatan Bukhari , dan
Imam Dzahabi menyetujuinya . Ibnu Hibban dan Nawawi menyatakan sahih.
Komentarku ( Mahrus ali ):
أخرجه أحمد 4/8(16262. والدَّارِمِي (1572) قال : أخبرنا عُثْمَان بن مُحَمد. و"أبو داود" 1047 قال : حدَّثنا هارون بن عَبْد اللهِ. وفي (1531) قال : حدَّثنا الحَسَن بن علي. و"ابن ماجة" 1085 و1636 قال : حدَّثنا أبو بَكْر بن أَبي شَيْبَة. و"النَّسائي" 3/91 ، وفي "الكبرى" 1678 قال : أخبرنا إِسْحَاق ابن مَنْصُور. و"ابن خزيمة" 1733 قال : حدَّثنا مُحَمد بن العَلاَء بن كُرَيْب. وفي (1734) قال : حدَّثنا مُحَمد بن رافع.
المسند الجامع - (ج 6 / ص 164)
ثمانيتهم (أحمد ، وعُثْمَان ، وهارون ، والحَسَن ، وأبو بَكْر بن أَبي
شَيْبَة ، وإِسْحَاق ، وأبو كُرَيْب ، وابن رافع) عن حُسَيْن بن علي الجُعْفِي ،
عن عَبْد الرَّحْمان بن يَزِيد بن جابر ، عن أَبي الأَشْعَث ، فذكره.
- في رواية أحمد :أَوْس بن أَبي أَوْس.
Intinya hadis tsb
dari Husain bin Ali Al Ju`fi (
seorang yunior pengikut tabiin yang wafat
pada tahun 204 ) dari Abd Rahman bin Yazid bin Jabir dari Abul asy`ats
dari Aus bin Abu Aus,[4]
Komentarku ( Mahrus ali ):
Jadi di kalangan sahabat yang tahu hadis itu hanya Aus bin Abu Aus. Sahabat lainnya seperti
Khulafaur rasyidin atau Istri –
istri Rasulullah SAW sampai
mati tidak kenal hadis itu. Bahkan kebanyakan sahabat boleh
dikatakan 99 % sahabat tidak kenal hadis itu. Di kalangan tabiin pun hadis itu tidak dikenal, hanya
satu orang yaitu Abu al asy`ats. Bahkan di masa selanjutnya
masih tetap hanya satu orang yang meriwayatkan.
Hal iniah yang menandakan hadis tsb lemah
Ibnu Rajab dalam
kitab al ilal menyatakan:
، فَقَالَتْ طَائِفَةٌ : (( هُوَ
حَدِيْثٌ مُنْكَرٌ ، وَحُسَيْنٌ الْجعْفِي سَمِعَ مِنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ يَزِيْدَ
بْنِ تَمِيْمٍ الشَّامِي ،
وَرَوَى عَنْهُ أَحَادِيثَ مُنْكَرَةً فَغَلَطَ
فِي نِسْبَتِهِ
)) .
وَمِمَّنْ ذَكَرَ ذَلِكَ اْلبُخَارِي ، وَأَبُو زُرْعَةَ ، وَأَبُو حَاِتمٍ ، وَأَبُو دَاوُدَ ، وَابْنُ حِبَّانَ ، وَغَيْرُهُمْ ؛
وَمِمَّنْ ذَكَرَ ذَلِكَ اْلبُخَارِي ، وَأَبُو زُرْعَةَ ، وَأَبُو حَاِتمٍ ، وَأَبُو دَاوُدَ ، وَابْنُ حِبَّانَ ، وَغَيْرُهُمْ ؛
Segolongan
ulama menyatakan hadis tsb adalah
munkar. Husain Al Ju`fi mendengar dari Abd Rahman bin Yazid bin Tamim al syami ( yang lemah). Dia
meriwayatkan hdari Abd Rahman tsb beberapa hadis munkar, lalu penyandarannya
keliru.
Di
antara orang yang menyebutkan hal
itu adalah Bukhari, Abu Zur`ah, Abu
Hatim, Abu Dawud , Ibnu Hibban
dll. [5]
Ibn
Abi Hatim juga menyatakan hadis tsb
munkar dalam kitab al ilal 197/1
Jadi hadis tentang jasad para nabi tidak di makan bumi adalah lemah, bukan sahih. Tidak usah diperhatikan.
Cara pengobatan yang murah dan halal
135 cd pengajianku dan daftar buku - buku karyaku
Dengarkan pengajian - pengajianku
135 cd pengajianku dan daftar buku - buku karyaku
Dengarkan pengajian - pengajianku
[1] HR Nasai 1373 , Ibnu Majah 1085 , 1636 1637 . Ahmad 15729 . Darimi
1572.
[2] Majallah al manar 908/8
[3] Fathir 22
[4] Musnadul jami`
[5] http://www.ahlalhdeeth.com/vb/showthread.php?t=189968
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan