Menengok Pusat Tabulasi Nasional Prabowo-Hatta
nasional - Senin, 21 Juli 2014 | 18:41 WIB
INILAHCOM, Jakarta - Lantai 1 gedung itu biasanya dijadikan musala dan tempat menerima tamu (resepsionis). Namun, beberapa hari belakangan ini 'disulap'.
Karpet sajadah digulung, pintu masuk lantai 1 dikunci. Beberapa bangku dan meja dibiarkan tidak diangkut sebagai tempat duduk dan istirahat para relawan.
Ya, lantai tersebut dijadikan Pusat Tabulasi Suara Nasional Pemilihan Presiden RI 2014 Koalisi Merah Putih. Tumpukan kardus dan puluhan koper yang tergeletak dari berbagai daerah ditaruh.
Di dalam aula yang berada di lantai 1 dan biasa dijadikan tempat rapat, dipenuhi tumpukan kardus, koper, dan countainer box. Sudah tidak lagi rapi seperti ruangan rapat pada umumnya, mungkin lebih mirip seperti gudang.
Ada beberapa meja, yang rata-rata berisi tiga orang. Satu orang untuk mengecek dokumen, satu orang lainnya memberitahu temannya yang memegang laptop untuk mengisi data.
Proses pengecekan, pengisian, dan sinkoronisasi data bermula dari beberapa relawan mengangkut kardus dan koper ke dalam aula. Barang-barang itu berisi dokumen C1, D1 (kelurahan), dan DA1 (kecamatan).
Para relawan yang masih berusia muda sibuk membuka dokumen yang berada di dalam map plastik warna-warni tergantung wilayah. Untuk proses awal ini ada sekitar lima orang. Mereka mengecek apakah ada dokumen yang tertukar wilayah.
Setiap map plastik terdapat tempelan yang berinfokan wilayah dokumen itu berasal dan di ujung kiri tempelan terdapat bergambar pasangan Prabowo-Hatta.
Setelah dari pengecekan, dokumen itu beralih ke meja-meja. Setiap meja memiliki kode wilayah, maksudnya agar lebih mudah menaruhkan dokumen untuk diperiksa.
Para relawan mengenakan jaket seragam yang bergambar Prabowo-Hatta dan Garuda merah. Selain itu, mereka memakai masker dan sarung tangan.
Suasana begitu santai, tidak ada raut wajah tegang di wajah mereka. Jika lelah, mereka boleh beristirahat sejenak. Hiburan mereka bisa menonton televisi berukuran sangat besar. [rok]
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan