Muslimedianews.com ~ Pada hari Kamis malam Jum’at, 24 April 2014 adalah hari bersejerah
kisah tobatnya ustadz Wahabi. Saat itu, sekitar 500-an umat Islam dari berbagai
elemen ormas Nahdlatul Ulama (NU) bersatu mendatangi pengajian yang diisi
ustadz Wahabi di Masjid dekat Lapangan Sidomulyo Bambanglipuro Bantul. Ormas NU
seperti PCNU, Gerakan Muda NU (GMNU), Pagar NUsa, GP Anshor dan Banser NU
sengaja datang mengikuti pengajian dengan penceramah Ustadz Wahabi yang bernama
Afrokhi Abdul Ghani.
Ormas NU itu hadir untuk melakukan tabayun/ klarifikasi karena disinyalir isi ceramah Ustadz Afrokhi yang telah meresahkan umat Islam sehingga bisa menimbulkan perpecahan umat. Dalam ceramahnya, Ustadz Afrokhi yang asal Kediri itu yang kerap mengisi pengajian di Bantul dinilai menyinggung perasaan umat Islam karena suka menuduh sesat dan bid’ah amaliah ahlussunnah wal jama’ah NU.
Ketua MWC NU Bambanglipuro yang ikut memantau bersama jama’ah lain pun mengikuti pengajian hingga selesai. Materi pengajian Ustadz Afrokhi saat itu dinilai standar.
Setelah pengajian usai, salah satu rombongan Banser dari Bantul mendatangi Ustadz Afrokhi dan minta dialog perihal pengajian sebelumnya yang diadakan di Gulon Pundong yang mana isi ceramahnya menjelek-jelekan dan menuduh bid’ah sesat amaliah ahlussunnah NU seperti Ziarah Kubur, Maulid Nabi, Dzikir, dan Mujahadah. Pada kajian sebelumnya di Pudong pun, ceramah Ustadz Afrokhi telah membuat resah dan sudah terlalu melenceng jauh dari nilai-nilai agama Islam sampai-sampai pihak panitia sendiri menghentikan acara tersebut.
Komandan Banser Bantul Khozen menyatakan sahabat Banser punya bukti-bukti rekaman kajian Ustadz Afrokhi waktu itu sehingga dirinya minta adanya dialog agar tidak sampai memecah belah umat Islam.
“Kebetulan kami memiliki rekaman semua pernyataan itu sewaktu memimpin pengajian sebelumnya. Kami ingin ada dialog agar materi ceramah tidak sampai memecah belah umat Islam,” kata Komandan Banser Bantul, Jumat (25/4/2014).
Karena suasana dinilai tidak dikondusif dengan semakin banyaknya massa Banser NU yang terus berdatangan, akhirnya diputuskan Ustadz Afrokhi dibawa ke Mapolsek Bambanglipuro untuk melakukan mediasi. Dalam proses mediasi yang difasilitasi oleh Polres dan MUI Kabupaten Bantul itu dihadiri Komandan Banser Bantul, Ketua GP Ansor Bantul, Habib Sayidi, Drs. Damanhuri dari PCNU Bantul, dan lain-lain.
Mediasi pun berjalan damai hingga selesai jam 00:30 WIB dini hari dengan menghasilkan keputusan terbaik pernyataan tertulis dari Ustadz Afrokhi Abdul Ghani yang dituangkan dalam surat bermaterai. Surat itu kemudian ia bacakan sendiri di depan para alim ulama dan kiai yang intinya ia mengakui kajiannya selama ini adalah salah, dan meminta maaf, serta berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya yang tidak benar itu. Ia pun siap menerima sanksi dalam bentuk apapun bila terbukti melanggar pernyataan yang ia tulis sendiri.
Ustadz Afrokhi Abdul Ghani juga mengakui bahwa dirinya adalah anggota Majelis Tafsir Alqur’an (MTA) tetapi dalam surat pernyataan yang ia tulis itu diakui ia tidak mewakili ormas apapun. Surat pernyataan itu disimpan di Polsek Bambanglipuro dan copy tembusan dibagikan pada anggota Banser. Para Banser dan crew media kemudian membubarkan diri pukul 01.20 WIB.
Ormas NU itu hadir untuk melakukan tabayun/ klarifikasi karena disinyalir isi ceramah Ustadz Afrokhi yang telah meresahkan umat Islam sehingga bisa menimbulkan perpecahan umat. Dalam ceramahnya, Ustadz Afrokhi yang asal Kediri itu yang kerap mengisi pengajian di Bantul dinilai menyinggung perasaan umat Islam karena suka menuduh sesat dan bid’ah amaliah ahlussunnah wal jama’ah NU.
Ketua MWC NU Bambanglipuro yang ikut memantau bersama jama’ah lain pun mengikuti pengajian hingga selesai. Materi pengajian Ustadz Afrokhi saat itu dinilai standar.
Setelah pengajian usai, salah satu rombongan Banser dari Bantul mendatangi Ustadz Afrokhi dan minta dialog perihal pengajian sebelumnya yang diadakan di Gulon Pundong yang mana isi ceramahnya menjelek-jelekan dan menuduh bid’ah sesat amaliah ahlussunnah NU seperti Ziarah Kubur, Maulid Nabi, Dzikir, dan Mujahadah. Pada kajian sebelumnya di Pudong pun, ceramah Ustadz Afrokhi telah membuat resah dan sudah terlalu melenceng jauh dari nilai-nilai agama Islam sampai-sampai pihak panitia sendiri menghentikan acara tersebut.
Komandan Banser Bantul Khozen menyatakan sahabat Banser punya bukti-bukti rekaman kajian Ustadz Afrokhi waktu itu sehingga dirinya minta adanya dialog agar tidak sampai memecah belah umat Islam.
“Kebetulan kami memiliki rekaman semua pernyataan itu sewaktu memimpin pengajian sebelumnya. Kami ingin ada dialog agar materi ceramah tidak sampai memecah belah umat Islam,” kata Komandan Banser Bantul, Jumat (25/4/2014).
Karena suasana dinilai tidak dikondusif dengan semakin banyaknya massa Banser NU yang terus berdatangan, akhirnya diputuskan Ustadz Afrokhi dibawa ke Mapolsek Bambanglipuro untuk melakukan mediasi. Dalam proses mediasi yang difasilitasi oleh Polres dan MUI Kabupaten Bantul itu dihadiri Komandan Banser Bantul, Ketua GP Ansor Bantul, Habib Sayidi, Drs. Damanhuri dari PCNU Bantul, dan lain-lain.
Mediasi pun berjalan damai hingga selesai jam 00:30 WIB dini hari dengan menghasilkan keputusan terbaik pernyataan tertulis dari Ustadz Afrokhi Abdul Ghani yang dituangkan dalam surat bermaterai. Surat itu kemudian ia bacakan sendiri di depan para alim ulama dan kiai yang intinya ia mengakui kajiannya selama ini adalah salah, dan meminta maaf, serta berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya yang tidak benar itu. Ia pun siap menerima sanksi dalam bentuk apapun bila terbukti melanggar pernyataan yang ia tulis sendiri.
Ustadz Afrokhi Abdul Ghani juga mengakui bahwa dirinya adalah anggota Majelis Tafsir Alqur’an (MTA) tetapi dalam surat pernyataan yang ia tulis itu diakui ia tidak mewakili ormas apapun. Surat pernyataan itu disimpan di Polsek Bambanglipuro dan copy tembusan dibagikan pada anggota Banser. Para Banser dan crew media kemudian membubarkan diri pukul 01.20 WIB.
Pernyataan Lengkap Tobatnya Ustadz MTA Afrokhi Abdul
Ghani:
Dengan ini menyatakan bahwa apa yang saya sampaikan di
Bantul dalam forum-forum pengajian yang isinya membid’ahkan, mengkafirkan, mensyirikan
amaliah NU adalah salah. Maka dengan ini, saya mohon maaf kepada bapak, ibu, para
ulama, dan seluruh warga NU, dan saya berjanji tidak akan mengulangi lagi. Dan
apabila di kemudian hari saya melanggar pernyataan ini, saya siap menerima
sanksi dalam bentuk apapun dan sanksi hukum. Apa yang saya sampaikan dalam
ceramah tidak mewakili ormas apapun. Demikian pernyataan ini saya buat dengan
sesungguh-sungguhnya.
Bantul,
25 April 2014
Saya
yang menyatakan,
Afrokhi
Abdul Ghoni
Komentarku ( Mahrus ali ):
Kalau kajian KH Afrokhi atau guru
salafy lainnya yang mengkritisi kebid`ahan dan kesyirikan pihak ahli syirik wad
dholal di anggap pemicu perpecahan atau meresahkan , maka sebetulnya ini
penilaian yang sangat keliru, tidak benar sama sekali.
Aneh sekali, ceramah ahli bid`ah yang jelas
menyesatkan salafy tidak di anggap memecahkan, bahkan di anggap mempersatukan.
Dan ia tidak di anggap meresahkan kepada pihak salafy , Muhammadiyah dan ahlus
sunnah yang lain. Ini penilaian sepihak –yaitu penilaian dari penegak
kebid`ahan dan pemadam sunnah bukan dari penilaian penegak sunah dan
pembasmi kebid`ahan.
Ahli bid`ah menganggap ceramah KH Afrokhi dan
lainnya memecahkan karena dia tidak ingin kembali kepada sunnah
yang asli, tapi kembali kepada bid`ah yang asli. Sampai kapanpun dan
dimanapun sunnah yang asli dan bid`ah yang asli tidak akan berkumpul. Tapi
harus berpisah. Dari situ terjadi katagore ahli bid`ah dan ahlis sunnah.
Kalau ceramah KH Afrokhi di anggap meresahkan
maka ceramah ahli bid`ah yang mewahabikan ahlis sunnah itu pun
meresahkan. Lihat saja ayatnya:
إِن
يَمْسَسْكُمْ قَرْحٌ فَقَدْ مَسَّ الْقَوْمَ قَرْحٌ مِّثْلُهُ ۚ وَتِلْكَ
الْأَيَّامُ نُدَاوِلُهَا بَيْنَ النَّاسِ وَلِيَعْلَمَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا
وَيَتَّخِذَ مِنكُمْ شُهَدَاءَ ۗ وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ الظَّالِمِينَ
Jika kamu mendapat luka, maka
sesungguhnya kaum yang lain itupun mendapat luka yang serupa. Dan masa
(kejayaan dan kehancuran) itu Kami pergilirkan diantara manusia (agar mereka
mendapat pelajaran); dan supaya Allah mengetahui orang-orang yang beriman
supaya sebagian kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai) syuhada'. Dan Allah tidak
menyukai orang-orang yang zalim, 140 Ali imran
Tindakan ahli bid`ah dengan mendatangkan
banser yang berjubal inipun tidak etis. Ada
indikator pemaksaan, bukan atas rela dan kepuasan, seolah mengharuskan kiyai
Afrokhi untuk membikin pernyataan yang mereka kehendaki, bukan yang
diingin kan
oleh KH Afrokhi. Sekalipun didalam surat
pernyataan itu ditulis tiada paksaan adalah sekedar keterpaksaan KH Afrohi di
hadapan banyak Banser.
Permasalahan bid`ah dan syirik tidak bisa di
selesaikan dalam beberapa jam itu. Tapi butuh pembahasan yang berhari –
hari dan berminggu karena banyaknya masalah agama yang harus di bahas.
Kita harus kembali pada ayat:
وَأَنَّ
هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ وَلاَتَتَّبِعُوا السُّبُلَ
فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ
Dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah
jalanKu yang lurus, maka ikutilah dia; dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan
(yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalanNya. [Al
An’am:153].
Dan jangan fanatisme golongan yang membikin
diri sesat dan takkan mengarahkan kepada kebenaran sejati. Ingatlah firmanNya:
وَلاَتَكُونُوا
مِنَ الْمُشْرِكِينَ . مِنَ الَّذِينَ فَرَّقُوا دِينَهُمْ وَكَانُوا شِيَعًا
كُلُّ حِزْبٍ بِمَا لَدَيْهِمْ فَرِحُونَ
Dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang
mempersekutukan Allah, yaitu orang-orang yang memecah-belah agama mereka, dan
mereka menjadi beberapa golongan.Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa
yang ada pada golongan mereka. [Ar Rum:31-32].
Bagaimana mungkin Allah mengakui dan
melegitimasi perpecahan ummat, setelah Dia memelihara mereka dengan tali
(agama)Nya? Lagi pula, Allah telah melepaskan tanggung jawab NabiNya -Muhammad
Shallallahu ‘alaihi wa sallam – atas umatnya, manakala mereka berpecah-belah,
dan (dia) mengancam mereka atas perpecahan tersebut. Allah berfirman.
إِنَّ
الَّذِينَ فَرَّقُوا دِينَهُمْ وَكَانُوا شِيَعًا لَسْتَ مِنْهُمْ فِي شَىْءٍ
إِنَّمَآأَمْرُهُمْ إِلَى اللهِ ثُمَّ يُنَبِئُهُم بِمَا كَانُوا يَفْعَلُونَ
Sesungguhnya orang-orang yang memecah-belah
agamanya dan mereka (terpecah) menjadi beberapa golongan, tidak ada sedikitpun
tanggung jawabmu terhadap mereka. Sesungguhnya urusan mereka hanyalah
(terserah) kepada Allah, kemudian Allah akan memberitahukan kepada mereka apa
yang telah mereka perbuat. [Al An’am:159].
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan