Kamis, Juli 03, 2014

Kronologi Taubatnya Ustadz Wahhabi Afrokhi Abdul Ghani di Bantul



Muslimedianews.com ~ Pada hari Kamis malam Jum’at, 24 April 2014 adalah hari bersejerah kisah tobatnya ustadz Wahabi. Saat itu, sekitar 500-an umat Islam dari berbagai elemen ormas Nahdlatul Ulama (NU) bersatu mendatangi pengajian yang diisi ustadz Wahabi di Masjid dekat Lapangan Sidomulyo Bambanglipuro Bantul. Ormas NU seperti PCNU, Gerakan Muda NU (GMNU), Pagar NUsa, GP Anshor dan Banser NU sengaja datang mengikuti pengajian dengan penceramah Ustadz Wahabi yang bernama Afrokhi Abdul Ghani.

Ormas NU itu hadir untuk melakukan tabayun/ klarifikasi karena disinyalir isi ceramah Ustadz Afrokhi yang telah meresahkan umat Islam sehingga bisa menimbulkan perpecahan umat. Dalam ceramahnya, Ustadz Afrokhi yang asal Kediri itu yang kerap mengisi pengajian di Bantul dinilai menyinggung perasaan umat Islam karena suka menuduh sesat dan bid’ah amaliah ahlussunnah wal jama’ah NU.

Ketua MWC NU Bambanglipuro yang ikut memantau bersama jama’ah lain pun mengikuti pengajian hingga selesai. Materi pengajian Ustadz Afrokhi saat itu dinilai standar.

Setelah pengajian usai, salah satu rombongan Banser dari Bantul mendatangi Ustadz Afrokhi dan minta dialog perihal pengajian sebelumnya yang diadakan di Gulon Pundong yang mana isi ceramahnya menjelek-jelekan dan menuduh bid’ah sesat amaliah ahlussunnah NU seperti Ziarah Kubur, Maulid Nabi, Dzikir, dan Mujahadah. Pada kajian sebelumnya di Pudong pun, ceramah Ustadz Afrokhi telah membuat resah dan sudah terlalu melenceng jauh dari nilai-nilai agama Islam sampai-sampai pihak panitia sendiri menghentikan acara tersebut.

Komandan Banser Bantul Khozen menyatakan sahabat Banser punya bukti-bukti rekaman kajian Ustadz Afrokhi waktu itu sehingga dirinya minta adanya dialog agar tidak sampai memecah belah umat Islam.

“Kebetulan kami memiliki rekaman semua pernyataan itu sewaktu memimpin pengajian sebelumnya. Kami ingin ada dialog agar materi ceramah tidak sampai memecah belah umat Islam,” kata Komandan Banser Bantul, Jumat (25/4/2014).

Karena suasana dinilai tidak dikondusif dengan semakin banyaknya massa Banser NU yang terus berdatangan, akhirnya diputuskan Ustadz Afrokhi dibawa ke Mapolsek Bambanglipuro untuk melakukan mediasi. Dalam proses mediasi yang difasilitasi oleh Polres dan MUI Kabupaten Bantul itu dihadiri Komandan Banser Bantul, Ketua GP Ansor Bantul, Habib Sayidi, Drs. Damanhuri dari PCNU Bantul, dan lain-lain.

Mediasi pun berjalan damai hingga selesai jam 00:30 WIB dini hari dengan menghasilkan keputusan terbaik pernyataan tertulis dari Ustadz Afrokhi Abdul Ghani yang dituangkan dalam surat bermaterai. Surat itu kemudian ia bacakan sendiri di depan para alim ulama dan kiai yang intinya ia mengakui kajiannya selama ini adalah salah, dan meminta maaf, serta berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya yang tidak benar itu. Ia pun siap menerima sanksi dalam bentuk apapun bila terbukti melanggar pernyataan yang ia tulis sendiri.

Ustadz Afrokhi Abdul Ghani juga mengakui bahwa dirinya adalah anggota Majelis Tafsir Alqur’an (MTA) tetapi dalam surat pernyataan yang ia tulis itu diakui ia tidak mewakili ormas apapun. Surat pernyataan itu disimpan di Polsek Bambanglipuro dan copy tembusan dibagikan pada anggota Banser. Para Banser dan crew media kemudian membubarkan diri pukul 01.20 WIB.







Pernyataan Lengkap Tobatnya Ustadz MTA Afrokhi Abdul Ghani:

Dengan ini menyatakan bahwa apa yang saya sampaikan di Bantul dalam forum-forum pengajian yang isinya membid’ahkan, mengkafirkan, mensyirikan amaliah NU adalah salah. Maka dengan ini, saya mohon maaf kepada bapak, ibu, para ulama, dan seluruh warga NU, dan saya berjanji tidak akan mengulangi lagi. Dan apabila di kemudian hari saya melanggar pernyataan ini, saya siap menerima sanksi dalam bentuk apapun dan sanksi hukum. Apa yang saya sampaikan dalam ceramah tidak mewakili ormas apapun. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguh-sungguhnya.

    Bantul, 25 April 2014

    Saya yang menyatakan,

    Afrokhi Abdul Ghoni


Komentarku ( Mahrus ali ):

Kalau kajian KH  Afrokhi atau guru salafy lainnya yang mengkritisi kebid`ahan dan kesyirikan pihak ahli syirik wad dholal di anggap pemicu perpecahan atau meresahkan , maka sebetulnya ini penilaian yang sangat keliru, tidak benar sama sekali.

Aneh sekali, ceramah ahli bid`ah yang jelas menyesatkan salafy tidak di anggap memecahkan, bahkan di anggap mempersatukan. Dan ia tidak di anggap meresahkan kepada pihak salafy , Muhammadiyah dan ahlus sunnah yang lain. Ini penilaian sepihak –yaitu penilaian dari penegak kebid`ahan dan pemadam sunnah bukan dari penilaian penegak sunah  dan pembasmi kebid`ahan.

Ahli bid`ah menganggap ceramah KH Afrokhi dan lainnya memecahkan karena dia  tidak ingin kembali kepada  sunnah yang asli, tapi kembali kepada bid`ah yang asli. Sampai kapanpun dan  dimanapun sunnah yang asli dan bid`ah yang asli tidak akan berkumpul. Tapi harus  berpisah. Dari situ terjadi katagore ahli bid`ah dan ahlis sunnah.

Kalau ceramah KH Afrokhi di anggap meresahkan maka  ceramah ahli bid`ah yang mewahabikan ahlis sunnah itu pun meresahkan. Lihat saja ayatnya:

إِن يَمْسَسْكُمْ قَرْحٌ فَقَدْ مَسَّ الْقَوْمَ قَرْحٌ مِّثْلُهُ ۚ وَتِلْكَ الْأَيَّامُ نُدَاوِلُهَا بَيْنَ النَّاسِ وَلِيَعْلَمَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا وَيَتَّخِذَ مِنكُمْ شُهَدَاءَ ۗ وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ الظَّالِمِينَ

Jika kamu  mendapat luka, maka sesungguhnya kaum yang lain itupun mendapat luka yang serupa. Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu Kami pergilirkan diantara manusia (agar mereka mendapat pelajaran); dan supaya Allah mengetahui orang-orang yang beriman supaya sebagian kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai) syuhada'. Dan Allah tidak menyukai orang-orang yang zalim,  140 Ali imran

Tindakan ahli bid`ah dengan mendatangkan banser yang berjubal inipun tidak etis. Ada indikator pemaksaan, bukan atas rela dan kepuasan, seolah mengharuskan kiyai Afrokhi untuk  membikin pernyataan yang mereka kehendaki, bukan yang diingin kan oleh KH Afrokhi. Sekalipun didalam surat pernyataan itu ditulis tiada paksaan adalah sekedar keterpaksaan KH Afrohi di hadapan banyak Banser.

Permasalahan bid`ah dan syirik tidak bisa di selesaikan dalam beberapa jam itu. Tapi butuh  pembahasan yang berhari – hari dan berminggu karena banyaknya masalah agama yang harus di bahas.

Kita harus kembali pada ayat:

وَأَنَّ هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ وَلاَتَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ

Dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalanKu yang lurus, maka ikutilah dia; dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalanNya. [Al An’am:153].

Dan jangan fanatisme golongan yang membikin diri sesat dan takkan mengarahkan kepada kebenaran sejati. Ingatlah firmanNya:

وَلاَتَكُونُوا مِنَ الْمُشْرِكِينَ . مِنَ الَّذِينَ فَرَّقُوا دِينَهُمْ وَكَانُوا شِيَعًا كُلُّ حِزْبٍ بِمَا لَدَيْهِمْ فَرِحُونَ

Dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah, yaitu orang-orang yang memecah-belah agama mereka, dan mereka menjadi beberapa golongan.Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka. [Ar Rum:31-32].

Bagaimana mungkin Allah mengakui dan melegitimasi perpecahan ummat, setelah Dia memelihara mereka dengan tali (agama)Nya? Lagi pula, Allah telah melepaskan tanggung jawab NabiNya -Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam – atas umatnya, manakala mereka berpecah-belah, dan (dia) mengancam mereka atas perpecahan tersebut. Allah berfirman.

إِنَّ الَّذِينَ فَرَّقُوا دِينَهُمْ وَكَانُوا شِيَعًا لَسْتَ مِنْهُمْ فِي شَىْءٍ إِنَّمَآأَمْرُهُمْ إِلَى اللهِ ثُمَّ يُنَبِئُهُم بِمَا كَانُوا يَفْعَلُونَ

Sesungguhnya orang-orang yang memecah-belah agamanya dan mereka (terpecah) menjadi beberapa golongan, tidak ada sedikitpun tanggung jawabmu terhadap mereka. Sesungguhnya urusan mereka hanyalah (terserah) kepada Allah, kemudian Allah akan memberitahukan kepada mereka apa yang telah mereka perbuat. [Al An’am:159].






Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan