Selasa, 01 Juli 2014, 20:52 WIB
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Lembaga Survei Jakarta (LSJ) menyebutkan tingkat elektabilitas Prabowo-Hatta mencapai 47,5 persen, sedang elektabilitas Jokowi-JK sebesar 41,3 persen. Menurut peneliti utama LSJ, Ikhsan Rosidi, segala kemungkinan masih bisa terjadi disebabkan pemilih yang belum menentukan pilihan (undecided voters) masih cukup signifikan, yakni sebesar 11,2 persen.
"Bisa saja jika tim pemenangan Prabowo-Hatta lengah dan terlena dengan peningkatan elektabilitasnya, pasangan Jokowi-JK bisa menyodok menjadi pemenang Pilpres 9 Juli nanti," ujarnya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (1/7).
Dia mengungkapkan, kenaikan elektabilitas Prabowo-Hatta dikarenakan partai pengusung yang tergabung dalam Koalisi Merah Putih bekerja secara maksimal. Sedangkan partai pengusung Jokowi-JK kurang maksimal dalam memenangkan pasangan capres-cawapres nomor urut dua tersebut.
"Secara agregat, mesin partai pengusung Jokowi-JK baru bergerak 55,5 persen jauh dibawah kinerja mesin partai pendukung Prabowo-Hatta yang sudah bergerak 70,4 persen. Dengan fakta ini dapat dimaklumi apaliba elektabilitas Jokowi-JK cenderung tidak beranjak sejak pasangan tersebut terbentuk dan didukung oleh lima partai," katanya.
Survei LSJ dilaksanakan sejak tanggal 18 sampai dengan 27 Juni 2014 di 34 Provinsi di seluruh Indonesia. Jumlah responden yang dilibatkan 1.240 responden dan mereka yang telah memiliki hak pilih pada Pilpres 9 Juli nanti.
Survei tersebut menggunakan teknik pencuplikan secara multi stage random sampling dan margin of error 2,8 persen. Sedangkan tingkat kepercayaan sebesar 95 persen. Dalam Pemilu Presiden 9 Juli 2014 diikuti dua pasangan capres dan cawapres, Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan Joko Widodo-Jusuf Kalla
Artikel Terkait
Prabowo
- BLACKLIST Singapura Pada Jend. Suryo Prabowo Atas "Pesanan" Indonesia?
- Keputusan MK kebiasaan buruk praktik hukum negri ini.
- Sri Bintang Pamungkas : Prabowo Boleh Kalah, Tapi Jokowi Tidak Boleh Menang
- Prabowo-Hatta Akan Terus Memperjuangkan Keadilan Bagi Rakyat Indonesia
- Keputusan MK Bukan Kebenaran Mutlak dan Bersifat Keadilan Substantif
- Yusril: MK tak Akan Mampu Periksa Gugatan Pilpres Secara Mendalam
- Kopassus Indonesia: Jurnalis Asing Dikempesin Sampai Skak Mat!
- Pemenang Pilpres Belum Ada, AS Dukung Prabowo?
- Kemenangan Prabowo-Hatta Terbuka Lebar
- Pilpres 2014 Hasilkan Presiden-Wapres Palsu
- MK Jakarta Diuji Seperti MK Thailand, Beranikah?
- Yusril dan Saiful Mujani Terlibat Twitwar
- Sebut DPT Oplosan, Saksi Ahli Prabowo Tawarkan Audit Forensik
- Yusril: Prabowo Mungkin Benar, Cuma
- DPT Oplosan jadi Senjata Baru Prabowo-Hatta
- Tim Prabowo-Hatta: Yang Buka Kotak Suara Bukan KPU
- Indikasi Kecurangan Pilpres 2014 Semakin Jelas
- Gerindra Desak Polri Tangkap Husni Kamil Manik
- 45 Ribu Pemilih di Tangsel 'Nyoblos' Tanpa KTP
- Semakin Terbukti Dicurangi Elektabilitas Prabowo-Hatta Kian Naik
- Prabowo-Hatta Berpeluang Menang di MK
- Bawaslu: Tidak Etis KPU Buka Kotak Suara tanpa Perintah MK
- Pembongkaran Kotak Suara Bukti Kecurangan Pilpres?
- Australia Alami Prabowo-Phobia
- Hasil Pilpres 2014 Terindikasi Banyak Kecurangan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan