Minggu, November 03, 2013

Jokowi Hanya Bisa OMDO

Jakarta (voa-islam.com) Kalangan kaum buruh tidak dapat menutupi kekecewaan mereka  terhadap Jokowi. Akibat anak buah Mega itu, tak dapat memenuhi aspirasi kakum buruh.
Jokowi yang sudah melangit itu, ternyata hanyalah bisa "OMDO" (Omong Doang). Kekecewaan kaum buruh itu diungkapkan mereka, habis berunding dengan Jokowi di Balaikota, Jum'at, 1/11/2013.
Kekecewaan itu diungkapkan salah satu perwakilan buruh yang ikut dalam perundingan di kantor Balaikota DKI Jakarta bersama Jokowi. Menurutnya, sebagai gubernur, Jokowi dinilai tak mampu mendengar aspirasi kaum buruh.

"Sebagai perwakilan, saya tadi ikut ke dalam. Jokowi tak mau mendengar aspirasi kita, bahkan di dalam Jokowi itu arogan kawan-kawan!! Kebanyakan menjawab saya sudah tahu, sudah tahu. Jokowi itu sok tahu," kata perwakilan buruh itu saat berorasi.

Dijelaskannya, saat perundingan berlangsung, Jokowi tak mengabulkan tuntutan buruh yang meminta kenaikan UMP DKI sebesar Rp3,7 juta per bulan. Sebaliknya, Jokowi tetap bertahan pada angka Rp 2,4 juta yang telah disahkan pagi tadi.

"Upah buruh di Jakarta kalah dengan upah buruh di Kota Bekasi, di Bekasi upah buruh mencapai Rp 2,9 juta, sementara di Jakarta, Jokowi tetap menyetujui 2,4 juta. Masa upah DKI kalah sama Kota Bekasi, Jakarta kan ibukota," tegasnya.

Sementara itu, kalangan buruh mengatakan, "Serikat pekerja telah mendengar Jokowi telah menandatangani surat keputusan gubernur yang menyatakan besaran UMP DKI 2014 Rp 2,4 per bulan. Jumlah tersebut sangat tidak masuk akal dengan kebutuhan hidup di Jakarta," kata Ketua Forum Buruh DKI Jakarta Muhammad Toha saat unjukrasa di Balaikota DKI, Jumat (1/11/2013).
Karena itu, buruh dan pekerja di DKI Jakarta akan terus melakukan penolakan terhadap keputusan tersebut. "Kita tolak. Tidak ada kata lain, sampai titik darah penghabisan kita (buruh) akan terus melawan,” tegasnya.
Ia mengatakan pihaknya akan terus menuntut besaran UMP DKI 2014 sesuai tuntutan para buruh, yakni Rp 3,7 juta. Toha melanjutkan mengancam akan bermalam di gedung Balaikota DKI, hingga tuntutan mereka terpenuhi.

"Kita akan menginap disini hari ini. Apabila tidak diubah UMPnya, buruh mau menentukan nasibnya sendiri. Angka itu kami perkirakan sebagai bentuk keinginan pengusaha hitam yang mau menyusahkan buruh dan memperalat pemerintah," tandasnya.

Bagaimana Jokowi yang dielukan-elukan sebagai tokoh baru di dunia politik, dan populeritasnya melangit, dan dianggap sebagai sosok yang bersih, sederhana, dan sangat prihatin dengan kehidupan rakyat kecil. Ternyata itu hanyalah "OMDO".
Tak mungkin Jokowi akan memihak kaum lemah, seperti kaum buruh, karena yang ada dibelakang Mega dan-Jokowi, mereka konglomerat hitam (Cina)  pengemplang BLBI, dan tidak akan pernah berpihak kepada rakyat kecil seperti buruh. Selamanya.
Memang anak buah Mega ini, cuma bisa mengusir "topeng monyet", dan para pedagang kaki lima di Tanah Abang, Pasar Minggu,  dan mereka para gembel yang hidupnya dipinggiran danau Sunter. Begitu Jokowi yang sudah  "nyohor" oleh media yang kebelet Jokowi pengin jadi presiden. af/hh
Artikel Terkait

1 komentar:

  1. hmm, ini cuma prespektif penulis ya?

    kalo bisa bahasanya lebih sopan, meskipun itu menyudutkan satu pihak
    saya kurang setuju dg paragraf terakhir

    sekarang kalo anda yg jadi gubernur, anda bisa jamin bakal bisa lebih baik?

    terima kasih atas perhatiannya, semoga bermanfaat

    BalasHapus

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan