Minggu, November 03, 2013

Ayam halal atau haram - kajianku ke 9



Dalam syarhus sunnah di jelaskan: Maksud taring adalah yang di buat untuk melukai mangsanya seperti taring Singa, Anjing   dan Serigala. Sedang maksud cakar yang memotong atau membelah seperti burung Garuda, Elang dan Rajawali[1] Begitu juga pendapat Al Mubarkafuri [2]
Saya katakan: Pengertian mikhlab dengan cakar untuk membelah atau memotong perlu dalil dan pengarang syarhus sunnah tidak mengetengahkan dalilnya begitu juga Muhammad Syamsul haq Al adhim pengarang Aunul ma`bud . Saya sampai sekarang belum menjumpai dalilnya. Saya lihat di seluruh kamus Indonesia, arti mikhlab adalah cakar secara mutlak. Apalagi cakar itu ibarat kuku bagi manusia. Bila mikhlab di artikan cengkeram, lantas apa bahasa arabnya cakar? . Jelas tidak akan di temukan. 
Imam Tirmidzi membikin bab sbb:
بَاب مَا جَاءَ فِي كَرَاهِيَةِ كُلِّ ذِي نَابٍ وَذِي مِخْلَبٍ
Bab : Makruh makan binatang bertaring atau bercakar.
Saya katakan: Kebanyakan ulama mengharamkan binatang bertaring atau bercakar dan saya sendiri menjumpai Rasulullah SAW melarangnya. Sudah cukup larangan Rasulullah SAW  dibuat pegangan.  Saya ikut hadis :
      مَا نَهَيْتُكُمْ عَنْهُ فَاجْتَنِبُوهُ وَمَا أَمَرْتُكُمْ بِهِ فَافْعَلُوا مِنْهُ مَا اسْتَطَعْتُمْ فَإِنَّمَا أَهْلَكَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ كَثْرَةُ مَسَائِلِهِمْ وَاخْتِلَافُهُمْ عَلَى أَنْبِيَائِهِمْ
Apa yang telah kularang, hindarilah. Dan apa yang ku perintahkan kepadamu kerjakanlah  semampumu. Sesungguhnya bangsa  sebelummu binasa karena banyak bertanya  dan berbeda dengan  para Nabi – Nabinya 
   Allah juga berfirman :
فَلْيَحْذَرِ الَّذِينَ يُخَالِفُونَ عَنْ أَمْرِهِ أَنْ تُصِيبَهُمْ فِتْنَةٌ أَوْ يُصِيبَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ
Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah Rasullullah saw,  takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa azab yang pedih.
Ali ra berkata:
 نَهَى عَنْ أَكْلِ كُلِّ ذِيْ نَابٍ وَذِي   مِخْلَبٍ  مِنَ الطَّيْرِ
Rasulullah SAW  melarang memakan binatang bertaring atau burung bercakar [3]. Hadis lemah . 
Saya katakan : Hadis yang sahih dalam hal ini adalah dari Ibnu Abbas yang Muttafaq alaih dan dari Al irbadh, bukan dari Ali bin Abu Tholib. Karena itu, tidak perlu di ragukan lagi . Imam Nawawi berkata:
فَوَجَبَ قَبُوْلُهُ وَالْعَمَلُ بِهِ
Maka harus di terima dan di jalankan [4]


Bersambung……….
Mau nanya hubungi kami:
088803080803.( Smartfren) 081935056529 ( XL )

Dengarkan pengajian - pengajianku

Alamat rumah: Tambak sumur 36 RT 1 RW1 Waru Sidoarjo. Jatim.
 




[1] Aunul ma`bud dengan nomer hadis 3803
[2] Tuhfatul ahwadzi 44/5
[3] Ia diriwayatkan oleh Abdullah bin Ahmad dalam musnad ayahnya dengan sanad terputus.
[4] Sahih muslim bisyarhin nawawi , nomer hadis1934
Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan