Mojokerto, NU Online
Ketua Umum PKC PMII Jawa Timur Fairouz Huda, mengatakan, PMII perlu semakin menyatu-padukan dalam melawan ekstrimisme agama dan ekstrimisme ekonomi. Pasalnya, belakangan gejala ekstrimisme itu semakin menguat sehingga mengancam keutuhan NKRI.
Hal itu disampaikan Fairouz dalam sambutan pembukaan acara Musyawarah Pimpinan Daerah (Muspimda) Pengurus Koordinator Cabang (PKC) PMII Jawa Timur, bertempat di aula Sekar Wangi Hotel Sekar Putih, Mojokerto, Jumat (30/11) sore kemarin.
Menurut Fairouz, sebagai bangsa yang menjemuk yang terdiri dari beragam suku, budaya, agama dan aliran kepercayaan, Pancasila menjadi payung bersama yang bisa menyatukan keberagaman tersebut. Diakui, masih banyak golongan yang hendak menggantikan dasar negara dari Pancasila dengan ideologi lain.
“Mari kita satu padukan niat, tekad, dan kekuatan kita. Organisasi di level mahasiswa yang memegang teguh nilai-nilai keagamaan, kemanusiaan dan keadilan hanyalah PMII,” harap dia di hadapan pengurus cabang PMII se Jatim itu.
Dia menegaskan, dengan wawasan nilai-nilai kebangsaan dan keislaman yang menjadi spirit gerakan PMII, bangsa ini tetap berjalan sesuai dengan harapan founding father.
“Para pendahulu telah melampaui zamanya dengan menangkis gerakan ekstrimisme agama dengan memfinalkan ideologi Pancasila,” tandasnya
Acara pembukaan Muspimda dengan tema ‘Melahirkan Kepemimpinan Produktif Nasionalis Religius’ itu dihadiri Bakesbangpol Jatim (mewakili gubernur), Muspida kota Mojoketo, PCNU Kota Mojokerto, dan Polres, serta puluhan undangan lainnya.
Sementara itu, ketua panitia pelaksana Akhlis Priyambudi, menyampaikan bahwa Muspimda ini dihadiri 31 PC PMII se Jawa Timur dan Bali. “Muspimda ini juga dihadiri 1000 kader PMII se Jatim,” terangnya.
Akhlis berharap, forum Muspimda ini dapat mengahasilkan gagasan-gagasan cerdas brilian kritik konstruktif terutama bagi proses pembangunan di Provinsi Jawa Timur.
“Soal pilihan tema ini, kami mengharapkan ke depan nanti, Jawa Timur dipimpin oleh tokoh yang produktif dan berkarakter nasionalis relegius,” tegas pria kelahiran Pasuruan ini.
Redaktur : Mukafi Niam
Kontributor: Abdul Hady JM
Ketua Umum PKC PMII Jawa Timur Fairouz Huda, mengatakan, PMII perlu semakin menyatu-padukan dalam melawan ekstrimisme agama dan ekstrimisme ekonomi. Pasalnya, belakangan gejala ekstrimisme itu semakin menguat sehingga mengancam keutuhan NKRI.
Hal itu disampaikan Fairouz dalam sambutan pembukaan acara Musyawarah Pimpinan Daerah (Muspimda) Pengurus Koordinator Cabang (PKC) PMII Jawa Timur, bertempat di aula Sekar Wangi Hotel Sekar Putih, Mojokerto, Jumat (30/11) sore kemarin.
Menurut Fairouz, sebagai bangsa yang menjemuk yang terdiri dari beragam suku, budaya, agama dan aliran kepercayaan, Pancasila menjadi payung bersama yang bisa menyatukan keberagaman tersebut. Diakui, masih banyak golongan yang hendak menggantikan dasar negara dari Pancasila dengan ideologi lain.
“Mari kita satu padukan niat, tekad, dan kekuatan kita. Organisasi di level mahasiswa yang memegang teguh nilai-nilai keagamaan, kemanusiaan dan keadilan hanyalah PMII,” harap dia di hadapan pengurus cabang PMII se Jatim itu.
Dia menegaskan, dengan wawasan nilai-nilai kebangsaan dan keislaman yang menjadi spirit gerakan PMII, bangsa ini tetap berjalan sesuai dengan harapan founding father.
“Para pendahulu telah melampaui zamanya dengan menangkis gerakan ekstrimisme agama dengan memfinalkan ideologi Pancasila,” tandasnya
Acara pembukaan Muspimda dengan tema ‘Melahirkan Kepemimpinan Produktif Nasionalis Religius’ itu dihadiri Bakesbangpol Jatim (mewakili gubernur), Muspida kota Mojoketo, PCNU Kota Mojokerto, dan Polres, serta puluhan undangan lainnya.
Sementara itu, ketua panitia pelaksana Akhlis Priyambudi, menyampaikan bahwa Muspimda ini dihadiri 31 PC PMII se Jawa Timur dan Bali. “Muspimda ini juga dihadiri 1000 kader PMII se Jatim,” terangnya.
Akhlis berharap, forum Muspimda ini dapat mengahasilkan gagasan-gagasan cerdas brilian kritik konstruktif terutama bagi proses pembangunan di Provinsi Jawa Timur.
“Soal pilihan tema ini, kami mengharapkan ke depan nanti, Jawa Timur dipimpin oleh tokoh yang produktif dan berkarakter nasionalis relegius,” tegas pria kelahiran Pasuruan ini.
Redaktur : Mukafi Niam
Kontributor: Abdul Hady JM
Komentarku ( Mahrus ali):
Setahu saya nasionalis
relegius adalah kaddzab, dusta belaka, bukan omongan sungguh, tapi kekeliruan
yang nyata bukan kebenaran yang samar, dan kebodohan bukan berdasarkan ilmu,
akal – akalan tanpa dalil atau wahyu.
Seorang nasionalis di negara
Thaghut dimanapun adalah munafik sejati bukan muslim tulen. Negara Thaghut
adalah negara kufur, lalu bagaimanakah orang yang membelanya lalu mati bisa di
katakan mati sahid? Bukan mati sangit? Dia ini berjuang untuk tegaknya hukum
Thaghut dan menginjak hukum Allah lalu mati sudah tentu mati di jalan Thaghut
bukan jalan Allah. Lihat ayatnya:
الَّذِينَ ءَامَنُوا يُقَاتِلُونَ فِي
سَبِيلِ اللهِ وَالَّذِينَ كَفَرُوا يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ الطَّاغُوتِ
فَقَاتِلُوا أَوْلِيَاءَ الشَّيْطَانِ إِنَّ كَيْدَ الشَّيْطَانِ كَانَ ضَعِيفًا
Orang-orang yang beriman
berperang di jalan Allah, dan orang-orang yang kafir berperang di jalan thaghut,
sebab itu perangilah kawan-kawan syaitan itu, karena sesungguhnya tipu daya
syaitan itu adalah lemah.. Nisa` 76
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan