Suku Dinas Peternakan dan Perikanan
Jakarta Barat menemukan bakso kemasan merek “Planetaria 56” yang isinya
mengandung oplosan daging babi.
Tak ada yang menyangka bahwa bakso itu ternyata mengandung babi.
Soalnya, di kemasan bakso tertera tulisan “bakso sapi” disertai lambang
sertifikasi halal dari Majelis Ulama Indonesia berwarna biru.
Bakso produksi PD Usaha Food, Tangerang, ini ada logo halal dan label
bakso sapi, maka termasuk penipuan.
Inilah beritanya.
***
Bahkan Bakso ‘Babi’ Planetaria 56 Pun
Dilabeli Halal
BERHATI - hatilah jika Anda membeli
bakso, karena bisa jadi bakso sapi yang dilabeli “halal” ternyata dioplos
dengan daging babi. Temuan Suku Dinas Peternakan dan Perikanan Jakarta Barat
menemukan bakso kemasan merek “Planetaria 56” yang isinya mengandung oplosan
daging babi.
Bakso yang ditemukan di Pasar Puri dan Pasar Tomang Barat, Jakarta
Barat, Jumat pagi, 14 Desember, itu dijual secara eceran maupun kantongan
berisi 50 butir. Tak ada yang menyangka bahwa bakso itu ternyata mengandung
babi. Soalnya, di kemasan bakso tertera tulisan “bakso sapi” disertai lambang
sertifikasi halal dari Majelis Ulama Indonesia berwarna biru, seperti dilansir
Tempo.co.
Bakso produksi PD Usaha Food, Tangerang, tersebut baru diketahui
mengandung babi setelah Suku Dinas Peternakan dan Perikanan Jakarta Barat
melakukan uji laboratorium untuk menemukan protein babi. Kusniati Odilia,
dokter yang melakukan uji lab, mengatakan bakso tersebut terbukti mengandung
protein babi.
“Setelah dicampur dengan aqua bidestil (nama zat kimia) maka kalau
mengandung babi akan ada dua strip yang tampak,” kata dokter petugas
Laboratorium Kesehatan Masyarakat Veteriner tersebut, Jumat, 14 Desember 2012.
Daging bakso yang mengandung babi beredar luas di Jakarta.
Selain menguji bakso merek Planetaria 56, petugas juga menguji bakso
bermerek Monalisa, Kebon Jeruk, dan bakso gepeng tanpa merek. Namun, ketiganya
dinyatakan aman.
Kepala Seksi Pengawasan dan Penertiban Sudin Peternakan dan Perikanan
Jakarta Barat, Moris Parlindungan Sihombing, menyatakan produsen bakso tersebut
bisa jadi melanggar Undang-Undang Perlindungan Konsumen jika mengetahui bahan
bakso merupakan campuran daging babi dan sapi.
“Sebetulnya kalau terang-terangan menyatakan itu mengandung babi tidak
masalah, tetapi ini ada logo halal dan label bakso sapi, termasuk penipuan,”
kata Moris di tempat inspeksi. Namun, pihaknya hanya bisa memberikan teguran
lisan maupun tertulis. “Kalau pidananya itu polisi yang seharusnya turun
langsung,” ujar dia.(fq/islampos/tempo)By Al Furqon on December 14, 2012
***
MUI: Sertifikasi Halal
Bakso Oplosan Babi Sudah Expired
ـJakarta: Di temukannya produk bakso mengandung babi namun berlogo halal MUI tentu membuat
publik bertanya-tanya. Pasalnya, LPPOM MUI diketahui sangat ketat dalam
mengeluarkan sertifikasi halal.
Setelah melakukan penelusuran, LPPOM MUI pun langsung memberikan konfirmasinya. Menurut Farid Mahmud, SH., Kepala Bidang Informasi Halal LPPOM MUI, pihaknya mengakui jika pernah mengeluarkan sertifikasi halal untuk produk bakso Planetaria 56.
Setelah melakukan penelusuran, LPPOM MUI pun langsung memberikan konfirmasinya. Menurut Farid Mahmud, SH., Kepala Bidang Informasi Halal LPPOM MUI, pihaknya mengakui jika pernah mengeluarkan sertifikasi halal untuk produk bakso Planetaria 56.
“Memang betul, yang mengeluarkan sertifikasi adalah LPPOM MUI Banten.
Namun 1 Desember lalu, sudah expired masa berlakunya,” ujar Farid saat
dihubungi detikFood, Jumat (14/12).
Menurut Farid, setelah masa berlaku sertifikasi habis, pihak produsen
akan mengajukan sertifikasi lagi. “Namun dalam prosesnya, kita belum bisa
mengeluarkan sertifikasi karena telusur asal daging belum final. Kita menemukan kecurigaan tentang asal usul daging, dan
ketika ditemukan (mengandung babi), masih dalam proses pengajuan, belum final,”
jelas Farid.
Seperti diberitakan sebelumnya, Suku
Dinas (Sudin) Peternakan dan Perikanan Jakarta Barat menemukan adanya produk
bakso berbahan daging babi dengan merk Planetaria 56 yang diproduksi oleh PT
Usaha Food, Tangerang, Banten. Pada kemasannya, terdapat logo halal MUI.
(flo/odi) detikFood Jumat, 14/12/2012 19:50 WIB
(flo/odi) detikFood Jumat, 14/12/2012 19:50 WIB
(nahimunkar.com)
Komentarku ( Mahrus
ali):
Non
muslim itu benci bukan senang kepada kaum muslimin yang enggan makan babi dan
tidak minum minuman yang di larang. Karena itu, non muslim berupaya bukan diam
berpangku tangan saja untuk menjerumuskan kaum muslimin dalam kubang keharaman,
bukan kehalalan, di jatuhkan ke dalam lembah hitam bukan di istana kebaikan. Bila
anda tidak percaya, boleh baca ayat ini:
إِنْ
يَثْقَفُوكُمْ يَكُونُوا لَكُمْ أَعْدَاءً وَيَبْسُطُوا إِلَيْكُمْ أَيْدِيَهُمْ
وَأَلْسِنَتَهُمْ بِالسُّوءِ وَوَدُّوا لَوْ تَكْفُرُونَ(2)
Jika mereka menangkap kamu, niscaya
mereka bertindak sebagai musuh bagimu dan melepaskan tangan dan lidah mereka
kepadamu dengan menyakiti (mu); dan mereka ingin supaya kamu (kembali) kafir.Mumtahinah
2
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan