Ribuan masyarakat Kudus dan sekitarnya memperingati haul tiga tahun wafatnya presiden keempat KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) di Gedung Jamiyah Hujjah Kudus (JHK), Ahad (23/12) malam. Sejak maghrib , mereka yang terdiri laki-laki dan perempuan sudah berduyun-duyun memenuhi aula dan halaman parkir gedung haji tersebut.
Kegiatan bertajuk parade pluralisme dan pengajian kebangsaan mengenang 3 tahun wafatnya Gus Dur ini, diawali tahlil bersama dipimpin Mustasyar PBNU KH.Sya'roni Ahmadi. Para jamaah yang hadir dengan penuh haru mengenang sosok Guru bangsa ini secara seksama dan khusuk mengikuti seluruh rangkaian acara mulai pembacaan tahlil, Sholawat nabi, menyanyikan Indonesia Raya dan mauidhoh hasanah.
Diantara jamaah, puluhan kiai, ulama dan umaro serta sejumlah tokoh lokal dan nasional terlihat hadir . Antara lain putri Gus Dur Alissa Wahid, Katib PBNU KH.Yahya Tsaqub, Dubes Aljazair Niam Salim, Ketua Umum PP GP Ansor H Nusron Wahid, Ketua LPTNU Noor Ahmad, Pengasuh Pesantren Bumi Sholawat Sidoarjo KH Ali Mashoeri dan Habib Luthfi bin Yahya.
Putri Presiden keempat Alissa Wahid yang hadir mewakili keluarga Gus Dur mengapresiasi pelaksanaan peringatan haul Gus Dur ini. Dalam sambutannya, Alissa mengatakan kegiatan ini sebagai bukti aktifis generasi muda NU menjadi murid Gus Dur yang luar biasa dan akan meneruskan perjuangannya.
"Sesungguhnya hadiah terbesar bagi keluarga kami bukanlah gelar dari negara atau sanjungan di koran-koran kepada Gus Dur melainkan penghargaan terbesar itu adalah doa untuk Gus Dur," tandas Alissa dengan berkaca-kaca.
Ia menandaskan memperingati haul Gus Dur atau ulama lainnya bukan untuk memuja-muja sosoknya tetapi dimaksudkan mengenang dan mendoakannya.
"Dengan demikian kita mampu mengambil inspirasi dan teladan dari perjuangan beliau yang ditunjukkan sepanjang hidup bagi kita," imbuhnya.
Katib PBNU KH.Yahya Tsaquf mengutarakan biasanya peringatan haul seorang kiai atau ulama hanya dilaksanakan di kediaman atau pesantrennya. Namun, haul Gus Dur diadakan di berbagai daerah di seluruh Indonesia.
"Hal ini membuktikan beliau (Gus Dur) adalah sosok yang sholih karena kita memperingati haul ini untuk mendapatkan barokah dari cucu KH.Hasyim Asy'ari ini," tegasnya.
Selain Gus Yahya, Pengasuh pesantren Bumi Sholawat KH. Ali Masyhuri dan Rais am Jam'iyah Ahluththariqoh an Al Mu’tabarah an Nahdliyyah Habib Luthfi juga menyampaikan mauidhah hasanah.
Peringatan Haul yang diadakan PC GP Ansor Kudus ini dan didukung badan otonom NU lainnya seperti IPNU, IPPNU,PMII, Matan dan Fatayat NU ini berakhir pada pukul 00.30 yang ditutup dengan doa oleh Habib Luthfi bin Yahya.
Redaktur : Mukafi Niam
Kontributor : Qomarul Adib
Komentarku ( Mahrus ali):
Sudah sering saya beri komentar
tentang haul, boleh di lihat disini:
http://mantankyainu.blogspot.com/2012/09/dasar-ritual-haul-dusta-belaka.html
http://mantankyainu.blogspot.com/2011/12/haul-bukan-ajaran-islam-tapi-kufur.html
Di katakan dalam artikel tsb sbb:
Katib PBNU KH.Yahya Tsaquf
mengutarakan biasanya peringatan haul seorang kiai atau ulama hanya
dilaksanakan di kediaman atau pesantrennya. Namun, haul Gus Dur diadakan di
berbagai daerah di seluruh Indonesia.
Komentarku ( Mahrus ali):
Banyak di adakan kebid`ahan,
kedurhakaan semacam itu memberikan
kehurmatan kepada orang yang di peringati
menurut ahli bid`ah, dan membikin kehinaan menurut ahli hadis. Sebab haul
adalah kebid`ahan yang di lestarikan bukan di hentikan atau di stop. Anehnya
mereka bila ada orang yang menegakkan tauhid dan sunnah, malah di jelekin bukan
di perbaiki, di hina, bukan di hurmati. Itu sinyal keburukan bagi mereka bukan
tanda kesalehan.
Di katakan dalam artikel tsb sbb:
Kegiatan bertajuk parade pluralisme dan pengajian kebangsaan mengenang 3 tahun wafatnya Gus Dur ini, diawali tahlil bersama dipimpin Mustasyar PBNU KH.Sya'roni Ahmadi. Para jamaah yang hadir dengan penuh haru mengenang sosok Guru bangsa ini secara seksama dan khusuk mengikuti seluruh rangkaian acara mulai pembacaan tahlil, Sholawat nabi, menyanyikan Indonesia Raya dan mauidhoh hasanah.
Komentarku ( Mahrus ali):
Apakah mereka tidak paham, atau
membodoh bahwa paham pluralisme bukan ajaran Islam, tapi kekufuran. MUI sudah
mengharamkan bukan menghalalkan. Pluralisme campur aduk ajaran adalah
kedurhakaan. Nentang terang- terangan bukan secara sembunyi kepada Allah, lihat
ayatnya:
وَلَا تَلْبِسُوا الْحَقَّ بِالْبَاطِلِ
وَتَكْتُمُوا الْحَقَّ وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ(42)
Dan janganlah kamu campur adukkan
yang hak dengan yang bathil dan janganlah kamu sembunyikan yang hak itu, sedang
kamu mengetahui. Al Baqarah.
Mestinya berbuatlah kebaikan dengan
terang- terangan, jangan menentang Allah dengan terang – terangan. Berbuat lah
kebaikan dengan sembunyi , jangan berbuat kedurhakaan meski sembunyi
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan