يَا جِبْرِيْلُ صِفْ لِي النَّارَ، وَانْعَتْ لِي جَهَنَّمَ فَقَالَ
جِبرِيْلُ إِنَّ اللهَ تَبَارَكَ وَتَعَالىَ أَمْرٌ بِجَهَنَّمَ فَأُوْقَدَ
عَلَيْهَا أَلْفَ عَامٍ حَتَّى ابْيَضَّتْ، ثُمَّ أَمَرَ بِهَا فَأُوْقِدَ
عَلَيْهَا أَلْفَ عَامٍ حَتَّى احْمَرَّتْ، ثُمَّ أََمَر فَأُوْقِدَ عَلَيْهَا
أَلْفِ عِامٍ حَتَّى اسْوَدَّتْ فَهِيَ سَوْدَاْءُ مُظْلِمَة...... الخ
Wahai Jibril,
sebutkanlah untukku sifat neraka dan sebutkan pula tentang Jahanam. Jibril
menjawab; Sesungguhnya Allah swt
Hadis ini palsu,
al-Haithami, 10:387. Adl-Dla’ifah, 910
يُدْعَى النَّاسُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِأُمَّهَاتِهِمْ سِتْراً مِنَ اللهِ
عَزَّ وَجَلَّ عَلَيْهِمْ
Di hari kiamat nanti
manusia dipanggil beserta nama ibu mereka sebagai rahasia Allah terhadap mereka
(merahasiakan anak zina)
Hadis ini maudlu’
(palsu). Al-La-ali’ al-Mashnu’ah, as-Suyuthi, 2:449; al-Maudlu’at, Ibnu
al-Jauzi, 3:248; Tartib al-Maudlu’at, 1123
يُعَادُ الْوُضُوْءُ مِنَ الرُّعَافِ السَّائِلِ
Wudlu itu harus diulang
karena mimisan yang mengalir
Hadis ini palsu.
Dzakhiratu al-Hufadz, Ibnu Thahir, 5:6526; adl-Dla’ifah, 1071
Alternatifnya dicarikan
dari adl-dlaifah 370
.
Artikel Terkait
hadis lemah
- Hadis lemah dari grup pakar ahli hadis
- Jawabanku untuk Ust Husni
- Hadis yg tafarrud adalah cacat
- Fanatik ke Imam Bukhari sebagaimana ahli fikih ke Imam Syafii adalah bahaya sekali
- Mengkompromikan ayat yg bertentangan dengan hadis jalan yg keliru
- Kisah pedét ajaib
- Prof Dr Muhibbin: Hadis Palsu dan Lemah dalam Sahih Bukhari
- Hadis - hadis lemah. Kajianku ke 61
- Tetangga empat puluh rumah
- Hadis - hadis lemah. Kajianku ke 60
- Hadis - hadis lemah - kajianku ke 59
- Hadis lemah ke 58
- Kelemahan hadis amal perbuatan terserah niatnya
- Hadis lemah ke 57
- Hadis lemah ke 56
- Hadis lemah ke 55
- Hadis lemah ke 55
- Hadis lemah ke 54
- Keturunan Rasul
- Hadis lemah dipegang atau dibuang
- Hadis lemah ke 53
- Hadis lemah ke 53
- Hadis populer tapi lemah ke 52
- Hadis - hadis populer tapi lemah ke 51
- hadis - hadis populer tapi lemah ke 50
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan