Surabaya, NU Online
Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur menerima aspirasi masyarakat agar kader NU memimpin wilayah ini dan agar PWNU memilih salah satu dari kader potensial yang ada. Namun PWNU tidak akan mengumumkan satu calon secara terbuka.
Demikian ditegaskan Ketua PWNU Jatim KH Mutawakkil Alallah di sela-sela pembukaan Pameran Haji dan Umrah 2012 yang digelar Majalah Aula PWNU Jatim, Rabu (5/12). Kegiatan ini dihadiri oleh Dewan Pimpinan Wilayah Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Jawa Timur.
KH Mutawakkil mengungkapkan, pihaknya diminta memilih salah satu dari kader potensial NU yakni Saifullah Yusuf (Gus Ipul) atau Khofifah Indar Parawansa.
"Tapi, NU tidak akan memilih atau mengumumkan nama calon, karena NU tidak boleh berpolitik praktis. Politik NU adalah politik kebangsaan sesuai dengan Khittah NU 1926. Nama calon akan ditentukan tim yang melibatkan tokoh parpol berbasis Nahdliyyin dan para masyayikh," katanya.
Sementara itu DPW PPP menyatakan akan menunggu sikap PWNU Jatim sebelum memutuskan calon gubernur yang akan diusung dalam Pilgub Jatim 2013.
"Kami akan menentukan nama calon dalam Rapim PPP se-Jatim pada pertengahan Januari mendatang, tapi kalau PWNU Jatim sudah bisa mengupayakan satu kader NU sebelum itu, maka kami akan menerimanya," kata Ketua DPW PPP Jatim HM Musyafak Noer.
Redaktur: A. Khoirul Anam
Sumber : Antara
Komentarku ( Mahrus ali):
Dikatakan dalam artikel tsb sbb: "Tapi, NU tidak akan memilih atau mengumumkan nama calon, karena NU tidak boleh berpolitik praktis. Politik NU adalah politik kebangsaan sesuai dengan Khittah NU 1926. Nama calon akan ditentukan tim yang melibatkan tokoh parpol berbasis Nahdliyyin dan para masyayikh," katanya.
Komentarku ( Mahrus ali):
Politik NU adalah politik kebangsaan sesuai dengan
Khittah NU 1926. ini yang sangat keliru bukan agak benar, harus di cabut dan
tidak boleh dibiarkan lalu ditiru bawahannya. Politik NU adalah politik
kebangsaan bukan keislaman, maka saya katakan politik NU adalah politik
Jahiliyah bukan politik Islam yang perlu dibela tapi tinggalkan saja. Saya
ingat ayat:
إِنَّ الَّذِينَ فَرَّقُوا دِينَهُمْ وَكَانُوا شِيَعًا لَسْتَ
مِنْهُمْ فِي شَيْءٍ إِنَّمَا أَمْرُهُمْ إِلَى اللَّهِ ثُمَّ يُنَبِّئُهُمْ بِمَا
كَانُوا يَعْمَلُوْنَ
Sesungguhnya orang-orang yang memecah belah
agamanya dan mereka (terpecah) menjadi beberapa golongan, tidak ada sedikitpun
tanggung jawabmu terhadap mereka. Sesungguhnya urusan mereka hanyalah (terserah)
kepada Allah, kemudian Allah akan memberitahukan kepada mereka apa yang telah
mereka perbuat.[1]Muhammad bukan tipe manusia yang berkelompok kelompok ini, tapi berdiri di atas manhaj Ilahi yang sahih sebagaimana ayat:
ثُمَّ جَعَلْنَاكَ عَلَى شَرِيعَةٍ مِنَ الْأَمْرِ فَاتَّبِعْهَا
وَلَا تَتَّبِعْ أَهْوَاءَ الَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ
Kemudian Kami jadikan kamu berada di atas
suatu syariat (peraturan) dari urusan (agama) itu, maka ikutilah syariat itu
dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui.[2]
Pergilah
ke blog kedua http://www.mantankyainu2.blogspot.com/
Dan kliklah 4 shared mp3
jangan di panahnya.
Artikel Terkait
“Saya sebagai pimpinan Dewan Syuro, punya hak untuk memutuskan. Ini menjadi keputusan untuk mendukung sistem AHWA. Dan, NU ini sistem komando, kalau ada yang melanggar ada sanksinya,” katanya lagi.
BalasHapusTidak Sepakat Sistem Voting, 22 Ulama Gelar Pertemuan di PWNU Jatim