Luthfi Bashori
Saat ini semakin banyak saja para aktifis dari kalangan sipil berpaham liberal yang dengan suka rela ‘bertabarruk’ (mencari barakah) dari kaum kafir, contohnya adanya kalangan sipil yang turut menjaga pelaksanaan natal di gereja-gereja besar. Tabarrukan (mencari ‘barakah’) yang dimaksud di sini tentunya bukan mencari ‘barakah’ yang diperbolehkan syariat Islam, seperti tabarrukan dari para ulama dan orang-orang shaleh.
Tapi ‘tabarrukan’ dari kaum kafir ini adalah perilaku kaum liberal yang justru mencari ‘penghasilan dana’ dengan menjual diri dan aqidahnya dengan cara ikut aktif menjaga ritual natalan di gereja.
Padahal Allah sudah melarang, walaa tasytaruu bi aayataillahi tsamanan qaliilan (janganlah kalian menjual agama (kalian) dengan harga (dunia) yang murah). Namun karena umumnya kaum liberal itu anti pati terhadap aturan Alquran dan Hadits (syariat), maka mereka sangat enjoy dan menikmati kegiatan jual beli agama semacam itu dengan pihak gereja. Maka hampir setiap tahun kaum liberal pun mendapat job-job-an secara rutin dan tidak gratisan alias dapat honor sejumlah uang dalam upaya mengamankan dan menyamankan kegiatan ritual kekafiran natalan dalam Gereja itu.
Suatu saat ada aktif penjaga gereja yang sempat mengaku kepada penulis, bahwa dirinya saat ikut menjaga natal gereja itu karena mendapat tawaran Rp 2 juta. Kemudian dirembuk dengan beberapa kawannya, dan anggota yang lain merasa keberatan jika hanya segitu nominalnya, kemudian penaggungjawabnya melobi pihak gereja agar menaikkan tawarannya dengan alasan para aktifis liberal ini sangat beresiko mendapatkan sorotan negatif dari umat Islam Aswaja non liberal.
Lantas pihak gereja bersedia menaikkan tawarannya dan disepakati oleh kedua belah pihak. Setelah menerima uang muka, maka dilaksanakan penjagaan natal gereja itu sesuai pesanan. Demikianlah bentuk praktek jual beli agama yang dilakukan oleh kaum liberal, yang mana mereka tidak segan-segan menjadikan almamater agama untuk transaksi jual beli jasa demi melestarikan ritual kekafiran.
Kaedah fiqhiyah mengatakan: Ridha terhadap ‘sesuatu’ itu hukumnya ridha dengan segala hal yang berkaitan dengan ‘sesuatu’ itu. Ridha terhadapkan kemaksiatan hukumnya maksiat dan ridha terhadap kekafiran hukumnya kafir.
Sebut saja ‘sesuatu’ yang dimaksud itu adalah maksiat khamer (miras), maka barang siapa yang ridha terhadap maksiat miras itu artinya ridha terhadap pabrik miras, ridha terhadap keamanan proses produksi miras, ridha terhadap distribusi miras, ridha terhadap penjual miras, ridha terhadap pembeli miras, ridha terhadap peminum miras, ridha terhadap perlindungan para peminum miras, demikian dan seterusnya yang tekait dengan dunia miras.
Nah, semua keridhaan terhadap tetek bengek miras sebagaimana tersebut di atas hukumnya sama dengan haramnya maksiat minum miras itu sendiri.
Demikian juga ridha terhadap kegiatan natal gereja, maka hukumnya sama sepeti menjadikan dirinya sebagai kaum Nasrani yang ikut menjalankan ritual natalan itu sendiri, apalagi ikut mengamankan dan memberi kenyamanan serta mendorong kelancaran terhadap pelaksanaan natal di gereja sebagai ritual penyembahan terhadap Yesus Kristus, sebagaimana yang marak dilakukan oleh kaum liberal akhir-akhir ini.
Sumber: http://pejuangislam.com/main.php?prm=karya&var=detail&id=579
Komentarku ( Mahrus
ali):
Pergilah
ke blog kedua http://www.mantankyainu2.blogspot.com/
Dan kliklah 4 shared mp3
jangan di panahnya.
Artikel Terkait
NU
- Mengapa PCNU Garut tolak pengajian dan Kokam, FPI dan Persis mendukung.
- Realita prilaku Banser
- Usai Temui Ketum MUI, Nusron Dipecat dari Kepengurusan PBNU?
- Gus Sholah: Keputusan Muktamar NU di Lirboyo Orang Islam Tidak Boleh Memilih Pemimpin Non-Islam
- Menolak pemikirian KH Said Aqil Siraj
- Sunan Ampel Restui Berdirinya NU
- MENGAPA KYAI 'ASWAJA' NU BEGITU TAKUT DENGAN WAHABI?
- Paranoid Aswaja Indon Menghadapi Wahabi》
- Sa`id Aqil Siraj pembenci wahabi
- MUKTAMAR 2015 PEMBUKTIAN MAU DIBAWA KE MANA UMATNYA, SUDAH NU BISA JADI BERIKUTNYA MUHAMMADIYAH?
- Group Rodjaly di surabaya udah siap2 perang sob menghadapi tradisional NU jika mereka maksa mau nutup STAI Ali Bin Abi Tholib
- SIAPAKAH ASWAJA ITU DAN APAKAH YANG MENGAKU ASWAJA ITU ADALAH BENAR BENAR ASWAJA
- Dosa dosa besar NU.Banser dan PKB.
- NU Akan Dipimpin Pasangan Liberal Pembela Aliran Sesat ?
- PBNU: Kondom Hukumnya Wajib
- Perayaan Natal Diselenggarakan Oleh Partai Kyai-kyai NU?
- Didatangi Banser, Pimpinan dan Anggota MTA Kabur
- Tahdzir PBNU 1997 terhadap aliran Syi`ah
- SEHEBAT APA ULAMA ASWAJA ?
- AGAR TIDAK TERJADI PERANG FATWA, DPR TIDAK AKUI BADAN HALAL NU
- Kiai NU: Tak Pilih PKB, Tak Masuk Surga
- PBNU: Gerak PMII Harus Tetap Pancasila dan Aswaja
- Mobil-mobil Tokoh NU
- NU didukung dana unlimited dari Yahudi atau Saudi
- Masdar: Kibarkan Panji NU di Masjid
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan