Dari segi matan hadis, juga banyak kelemahan
يَقُوْلُ الشَّيْخُ
مُحَمَّدٌ نَسِيْبُ الرِّفَاعِي رَحِمَهُ اللهُ فِي كِتَابِهِ الْقَيِّمِ
(التَّوَصُّلُ): "إِنَّ هَذَا الْحَدِيْثَ أَلْغَامُهُ مُوْجَدَةٌ فِي
مَتْنِهِ … فَضْلاً عَنْ سَنَدِهِ ، وَفِيْهِ مِنَ الطَّامَّاتِ مَا لاَ يَشُكُّ
فِيْهِ مُسْلِمٌ أَنَّهُ مَوْضُوْعٌ مَكْذُوْبٌ وَذَلِكَ مِنْ وُجُوْهٍ:
Syaik Muhammad Nasib Arrifa` I rahimahullah dalam kitabnya yang berharga - Attawasshul - sesungguhnya
ranjaunya hadis tsb di kalimat – kalimaNYA ATAU REDAKSINYA, APALAGI SANADNYA. Banyak bencana yang tidak di
ragukan lagi oleh seorang muslim bahwa hadis tsb palsu dan kebohongan karena ada beberapa alasan:
1.
Kita tahu bahwa Rasulullah SAW ketika wafat
di kebumikan di kamar Aisyah – Ummul mukminin. Bila si badui itu melakukan
seperti itu sebagaimana di kisahkan dalam hadis itu, maka dia harus masuk ke kamar Aisyah.
Bagaimanakah dia bisa masuk tanpa se izin dengannya. Hadis itu tidak
menerangkan minta izin kepada Aisyah.
Bila di katakan, badui itu minta izin, maka bagaimanakah mungkin Aisyah
memperbolehkan badui itu tersungkur ke kuburan lalu kepalanya di taburi dengan
debunya ?
Komentarku ( Mahrus ali ):
Tubuh tersungkur dikuburan itu sama dengan bersujud padanya dan ini jelas di larang. Kita hanya
diperkenankan untuk bersujud kepada Allah sebagaimana ayat:
وَمِنْ ءَايَاتِهِ اللَّيْلُ
وَالنَّهَارُ وَالشَّمْسُ وَالْقَمَرُ لاَ تَسْجُدُوا لِلشَّمْسِ وَلاَ لِلْقَمَرِ
وَاسْجُدُوا ِللهِ الَّذِي خَلَقَهُنَّ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ
Dan sebagian
dari tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah malam, siang, matahari dan bulan.
Janganlah bersujud kepada matahari dan janganlah (pula) kepada bulan, tetapi
bersujudlah kepada Allah Yang menciptakannya, jika kamu hanya kepada-Nya saja
menyembah.[1]
Allah
berfirman:
وَجَدْتُهَا وَقَوْمَهَا
يَسْجُدُونَ لِلشَّمْسِ مِنْ دُونِ اللهِ وَزَيَّنَ لَهُمُ الشَّيْطَانُ
أَعْمَالَهُمْ فَصَدَّهُمْ عَنِ السَّبِيلِ فَهُمْ لاَ يَهْتَدُونَ
Aku mendapati
dia dan kaumnya bersujud kepada matahari,
selain Allah; dan syaitan telah menjadikan mereka memandang indah
perbuatan-perbuatan mereka lalu menghalangi mereka dari jalan (Allah), sehingga
mereka tidak dapat petunjuk,[2]
Sujud pada
manusia tidak diperkenankan apalagi pada kuburan sebagaimana hadis:
لَوْ كُنْتُ آمِرًا أَحَدًا أَنْ يَسْجُدَ
لِأَحَدٍ لَأَمَرْتُ الْمَرْأَةَ أَنْ تَسْجُدَ لِزَوْجِهَا
Seandainya aku
memerintah seseorang untuk bersujud kepada orang lain, niscaya aku perintahkan perempuan bersujud
kepadasuaminya [3]
قَالَ
أَبو عِيسَى حَدِيثُ أَبِي هُرَيْرَةَ حَدِيثٌ حَسَنٌ غَرِيبٌ مِنْ هَذَا
الْوَجْهِ مِنْ حَدِيثِ مُحَمَّدِ بْنِ عَمْرٍو عَنْ أَبِي سَلَمَةَ عَنْ أَبِي
هُرَيْرَةَ
Abu isa ( Imam
Tirmizi ) berkata: HadisAbu Hurairah adalah hadis hasan nyeleneh dari jalur ini
dari hadis Muhammad bin Amar dari Abu Salamah dari Abu Hurairah
Dan para sahabat yang lain tidak pernah
melakukan sebagaimana apa yang di terangkan dalam hadis tsb. Para
sahabat juga tidak bersujud kepada Nabi
SAW waktu hidupnya, apalagi setelah
wafatnya.
Bersujudlah
kepada Allah sebagaimana ayat:
أَمْ
مَنْ هُوَ قَانِتٌ ءَانَاءَ اللَّيْلِ سَاجِدًا وَقَائِمًا يَحْذَرُ الْآخِرَةَ
وَيَرْجُو رَحْمَةَ رَبِّهِ قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ
وَالَّذِينَ لاَ يَعْلَمُونَ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُولُو اْلأَلْبَابِ
(Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih
beruntung) ataukah orang yang beribadah di waktu-waktu malam dengan sujud dan
berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat
Tuhannya? Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan
orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah
yang dapat menerima pelajaran.[4]
Admin berkata:
Sujud
dan menyembelih di atas kuburan adalah bentuk pemujaan berhala Jahiliyah,
hukumnya syirik akbar. Karena sujud dan penyembelihan adalah ibadah, dan ibadah
tidak boleh diberikan kecuali hanya kepada Allah semata. Barangsiapa memberikannya
kepada selain Allah maka ia orang musyrik. Allah berfirman:
Katakanlah: Sesungguhnya shalatku, sembelihanku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Rabb semesta alam, tiada sekutu bagi-Nya dan demikian itu-lah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah). (Al-Anam: 162-163).
Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu sebuah sungai di syurga, maka dirikanlah shalat karena Rabbmu dan berkorbanlah (untuk-Nya). (Al-Kautsar: 1-2).
Dan selain ayat-ayat di atas, masih banyak ayat-ayat yang menunjukkan bahwa sesungguhnya sujud dan penyembelihan adalah ibadah, dan melaksanakannya untuk selain Allah adalah syirik akbar. Tidak diragukan lagi, sesungguhnya tujuan seseorang datang ke kuburan untuk melakukan sujud di atasnya dan penyembelihan di sisinya adalah demi mengagungi dan memuliakannya dengan sujud di atasnya dan berkorban dengan menyembelih di sisinya.[5]
Katakanlah: Sesungguhnya shalatku, sembelihanku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Rabb semesta alam, tiada sekutu bagi-Nya dan demikian itu-lah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah). (Al-Anam: 162-163).
Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu sebuah sungai di syurga, maka dirikanlah shalat karena Rabbmu dan berkorbanlah (untuk-Nya). (Al-Kautsar: 1-2).
Dan selain ayat-ayat di atas, masih banyak ayat-ayat yang menunjukkan bahwa sesungguhnya sujud dan penyembelihan adalah ibadah, dan melaksanakannya untuk selain Allah adalah syirik akbar. Tidak diragukan lagi, sesungguhnya tujuan seseorang datang ke kuburan untuk melakukan sujud di atasnya dan penyembelihan di sisinya adalah demi mengagungi dan memuliakannya dengan sujud di atasnya dan berkorban dengan menyembelih di sisinya.[5]
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan