Bogor,
NU Online
Ribuan
mahasiswa dan warga Bogor memadati gedung Graha Widya Wisuda (GWW), Institut
Pertanian Bogor (IPB), yang berlokasi di kampus Darmaga dalam kegiatan bertema
“Gebyar Shalawat Cinta Rasul Untuk Melestarikan Tradisi Rebana dan Meningkatkan
Ukhuwah Islamiyah” Ahad malam (23/12)
lalu
Kegiatan
ini diprakarsai oleh Keluarga Mahasiswa Nahdlatul Ulama (KMNU) IPB dan didukung
penuh oleh pihak Direktorat Kemahasiswaan IPB, serta melibatkan Lembaga Kantor
Berita Nasional (LKBN) Antara sebagai media partner.
Selain
diisi dengan pembacaan maulid Nabi, tahlil dan simtud duror yang dipimpin oleh
Al-Habib Hasan bin Abdul Qodir Al-Athas dari Keramat Empang, kegiatan yang
melibatkan kalangan habaib dan alim ulama se-Bogor tersebut juga dirangkai
dengan Festival Rebana se-Bogor Raya, yang dihelat pada Ahad siang, dengan
menyertakan 15 tim.
“Sungguh
di luar dugaan, IPB menyelenggarakan kegiatan seperti ini. Ini kegiatan Maulid
Nabi pertama yang saya ikuti di IPB. Semoga ke depan kegiatan seperti ini dapat
terus dilangsungkan di IPB,” ujar Habib Hasan.
Pembina
KMNU IPB Dr Ifan Haryanto dalam sambutannya mengatakan, kegiatan tersebut
sebagai upaya untuk melestarikan dan menyebarkan ajaran serta kesenian
tradisional Islam di tengah masyarakat. Islam sangat mengakar kuat di Indonesia
karena faktor budaya, yang telah mendarah daging dan diwariskan secara turun
temurun dari satu generasi ke genderasi berikutnya selama delapan abad.
“Tanpa
adanya pendekatan kesenian dan kebudayaan, Islam tidak akan mengakar kuat di
Indonesia. Sejak awal kehadirannya, Islam dapat beradaptasi sekaligus mampu
hidup berdampingan dengan budaya-budaya lokal nusantara,” kata Ifan Haryanto.
Di sisi
lain, Ifan Haryanto yang juga pengurus ISNU pusat ini mengatakan, perlu
pendekatan baru dalam mengemas pesan-pesan dakwah, termasuk menyiarkan kesenian
tradisional Islam. Bila pada puluhan tahun silam, dakwah hanya didominasi
ustadz-ustadz tamatan pesantren dengan pendekatan sangat sederhana, namun saat
ini perlu didomodifikasi. Pasalnya selain harus menyesuaikan dengan tuntutan
masyarakat perkotaan, dakwah juga harus bisa memanfaatkan berbagai teknologi
informasi yang ada.
“Hal
inilah mengapa kegiatan Festival Rebana dan Maulid Nabi SAW di IPB sangat penting, karena masyarakat kampus
memegang peran sangat besar dalam mendorong perubahan di tengah masyarakat,”
ungkap dia.
Direktur
Kemahasiswaan IPB Dr. Rimbawan mengatakan, kegiatan tersebut sebagai syiar
Islam yang perlu didukung penuh. “Kegiatan ini tidak hanya sekedar lomba atauu
kreativitas mahasiswa, namun juga wujud syiar dan kepedulian terhadap
pelestarian seni tradisional Islam,” terangnya.
Ia juga
mengucapkan terimakasih dan selamat kepada panitia yang telah sukses
menyelenggarakan acara ini. “IPB sangat mendukung minat dan bakat mahasiswanya.
Alangkah senangnya, apabila minat dan bakat dibidang seni yang membawa
kehalusan budi dapat meningkatkan daya ingat untuk selalu mensyukuri nikmat”
tegas Rimawan.
Ketua KMNU
IPB M Aldy K Khuluq menambahkan, festival dibuka secara simbolik oleh Nunung Munawaroh, SAg selaku pembina KMNU
IPB. Imengatakan bahwa geliat NU di IPB mulai terasa dari 5-6 tahun yang lalu,
berkat Ahmad Fahir dan kawan-kawan yang rindu akan tradisi, KMNU mulai bercokol
di IPB sampai saat ini. “Dulu, lebih dari 200 mahasiswa IPB tergabung dalam
KMNU IPB”, tambahnya.
“Alhamdulillah,
berkat KMNU, shalawat bisa bergema di kampus IPB,” kata Aldy K Khuluq.
Ketua
Panitia Pelaksana Festival Rebana Choirul Anam mengatakan, Festival Rebana
dimenangkanoleh tim An-Nur sebagai juara 1. Trofi, sertifikat dan hadiah berupa
uang senilai Rp. 2.000.000,00 diserahkan oleh perwakilan dari Robithoh
Al-Alawiyah Indonesia.
Juara 2 diraih oleh tim Nurul Iman. Trofi, sertifikat serta hadiah berupa uang
senilai Rp. 1.500.000,00 diserahkan oleh Direktur Kemahasiswaan IPB.
Sedangkan
juara 3 diraih oleh Al-Khidmah IPB. Trofi berikut sertifikat dan uang senilai
Rp. 1.000.000,00 diserahkan oleh pembina KMNU yaitu Dr. Ir. Aji Hermawan, MM.
Juara favorit diraih oleh tim En-Ha. Trofi berikut sertifikat dan uang senilai
Rp. 750.000,00 diserahkan oleh ketua KMNU yakni Aldy Khusnul Khuluq.
Redaktur : A. Khoirul Anam
Kontributor:
Ahmad Fahir
Komentarku ( Mahrus ali):
Di katakan dalam artikel tsb sbb:
Selain
diisi dengan pembacaan maulid Nabi, tahlil dan simtud duror yang dipimpin oleh
Al-Habib Hasan bin Abdul Qodir Al-Athas dari Keramat Empang, kegiatan yang
melibatkan kalangan habaib dan alim ulama se-Bogor tersebut juga dirangkai
dengan Festival Rebana se-Bogor Raya, yang dihelat pada Ahad siang, dengan
menyertakan 15 tim.
Komentarku ( Mahrus ali):
Apakah
mereka itu tidak paham, atau pura pura bodoh untuk menyimpan kebenaran dan
menampakkan kesalahan, mengganyang kebenaran untuk membela kesalahan. Bagi
orang yang paham bahasa arab akan tahu bahwa dalam maulid banyak kesyirikannya
sepi dari tauhid, Ia bid`ah yang menyesatkan bukan sunnah yang membawa ke jalan
lurus. Klik lagi disini:
Di katakan
dalam artikel tsb sbb:
Di sisi
lain, Ifan Haryanto yang juga pengurus ISNU pusat ini mengatakan, perlu
pendekatan baru dalam mengemas pesan-pesan dakwah, termasuk menyiarkan kesenian
tradisional Islam. Bila pada puluhan tahun silam, dakwah hanya didominasi
ustadz-ustadz tamatan pesantren dengan pendekatan sangat sederhana, namun saat
ini perlu didomodifikasi. Pasalnya selain harus menyesuaikan dengan tuntutan
masyarakat perkotaan, dakwah juga harus bisa memanfaatkan berbagai teknologi
informasi yang ada.
Komentarku ( Mahrus ali):
Setahu saya kesenian
tradisional Islam yang tersebar ini bukan kesenian Islam tapi
keseniantradisional kekufuran dan kesyirikan, bukan kesenian Islam yang
bertauhid. Ia harus distop, bukan di lestarikan, dibuang saja , jangan diambil
lagi. Ingatlah firmanNya:
ذَلِكُمْ بِأَنَّهُ إِذَا دُعِيَ اللهُ
وَحْدَهُ كَفَرْتُمْ وَإِنْ يُشْرَكْ بِهِ تُؤْمِنُوا فَالْحُكْمُ لِلَّهِ
الْعَلِيِّ الْكَبِيرِ
Yang demikian itu adalah
karena kamu kafir apabila Allah saja yang dimintai. Dan kamu percaya apabila
Allah dipersekutukan, maka putusan (sekarang ini) adalah pada Allah Yang Maha
Tinggi lagi Maha Besar. ( 12 Ghofir ).
Pergilah
ke blog kedua http://www.mantankyainu2.blogspot.com/
Dan kliklah 4 shared mp3
jangan di panahnya.
Artikel Terkait
Kalau anak-anak Maarif dan pesantren di daerah saya lebih suka musik-musik pop daripada sholawatan.
BalasHapus