Banyumas, NU Online
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Dr. KH Said Aqil Siroj mengingatkan bawah para pemimpin dalam semua urusaan harus memiliki ilmu.
Kang Said juga meminta pada kalangan NU untuk meningkatkan ilmu pengetahuan agar selalu kontekstual menghadapi jamannya. Kang Said menyatakan hal tersebut alam sambutan usai pelantikan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Banyumas, di Ponpes Al-Falah, Tinggarjaya Kecamatan Jatilawang, Rabu (12/12).
Ia mengatakan bahwa Islam dalah agama yang penuh dengan ilmu pengetahuan. Makanya segala sesuatu tindakan dan sikap pemimpin dan umat harus didasari dengan ilmu pengetahuan dan fakta ilmiah.
"Islam bukan doktrin, ritual dan syariah belaka namun Islam membawa ilmu pengetahuan, peradaban, berbagai hal lain untuk kemajuan umat manusia. Dan untuk mengerti Islam maka harus belajar pada ulama yang merupakan para pewaris nabi," jelasnya.
"Siapa saja yang tidak ikut ulama bakal tersesat," katanya menegaskan. Ia mencontohkan bagaimana Imam Safi'i memberi nasihat kepada pemimpin saat itu. Bahkan risalah surat yang dibuat Imam Safi'i ini kelak akan menjadi cikal bakal Kitab ar-Risalah yang menjadi pokok-pokok hukum Islam.
"Ar-Risalah ini menjadi awal mula prinsip-prinsip hukum Islam yang harus diketahui oleh gubernur saat itu. Jadi bertahap semua harus belajar pada bayan (penjelasan) dari Alloh, dari nabi dan penjelasan dari para ulama," jelasnya.
Ia pun menegaskan jangan sampai orang NU berada di luar rumah semua dalam arti semua terjun dalam politik, ekonomi dan berbagai sektor publik. Namun hendaknya orang NU harus ada yang terus belajar mendalami agama. Hal ini penting agar umat Islam dapat mengkontekstualisasi pemahaman agama Islam.
"NU juga harus bisa berada dan cerdas menghadapi tantangan jaman. Semua harus berdasarkan fakta ilmiah sesuai dengan jaman globalisasi saat ini. Jadi pakai internet tapi tetap tahlil, pakai HP tetapi tetap membaca Albarjanzi. Jadi NU harus bisa melestarikan tradisi yang baik dan mengambil tradisi baru yang lebih baik," jelasnya.
Sementara itu, KH Maulana Ahmad Hasan selaku Ketua Tanfidyah PCNU Banyumas menegaskan NU Banyumas akan memelihara dan menjaga ukhuwah Islamiyah. NU berdiri di atas segalanya dan ada di atas semuanya. Untuk itulah NU khususnya di Banyumas tidaklah dapat dimaping atau dikotak-kotakan.
"Untuk itulah kami mengajak semua komponen di Banyumas ini untuk senantiasa menjaga persaudaraan Islam dan persaudaraan antar agama. Diharapkan NU dapat semakin bermanfaat bagi agama, bangsa dan negara ini. Sekali lagi NU dan NKRI adalah harga mati," ujar Gus Hasan begitu ia akrab disapa.
Selain Jam'iyyah Nahdlatul Ulama, dalam acara tersebut turut hadir unsur Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Tengah, tokoh ulama, tokoh lintas agama, Bupati dan Muspida Banyumas, dan juga para Bakal Calon Bupati dan Wakil Bupati Banyumas.
Redaktur : Hamzah Sahal
Kontributor : Susanto
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Dr. KH Said Aqil Siroj mengingatkan bawah para pemimpin dalam semua urusaan harus memiliki ilmu.
Kang Said juga meminta pada kalangan NU untuk meningkatkan ilmu pengetahuan agar selalu kontekstual menghadapi jamannya. Kang Said menyatakan hal tersebut alam sambutan usai pelantikan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Banyumas, di Ponpes Al-Falah, Tinggarjaya Kecamatan Jatilawang, Rabu (12/12).
Ia mengatakan bahwa Islam dalah agama yang penuh dengan ilmu pengetahuan. Makanya segala sesuatu tindakan dan sikap pemimpin dan umat harus didasari dengan ilmu pengetahuan dan fakta ilmiah.
"Islam bukan doktrin, ritual dan syariah belaka namun Islam membawa ilmu pengetahuan, peradaban, berbagai hal lain untuk kemajuan umat manusia. Dan untuk mengerti Islam maka harus belajar pada ulama yang merupakan para pewaris nabi," jelasnya.
"Siapa saja yang tidak ikut ulama bakal tersesat," katanya menegaskan. Ia mencontohkan bagaimana Imam Safi'i memberi nasihat kepada pemimpin saat itu. Bahkan risalah surat yang dibuat Imam Safi'i ini kelak akan menjadi cikal bakal Kitab ar-Risalah yang menjadi pokok-pokok hukum Islam.
"Ar-Risalah ini menjadi awal mula prinsip-prinsip hukum Islam yang harus diketahui oleh gubernur saat itu. Jadi bertahap semua harus belajar pada bayan (penjelasan) dari Alloh, dari nabi dan penjelasan dari para ulama," jelasnya.
Ia pun menegaskan jangan sampai orang NU berada di luar rumah semua dalam arti semua terjun dalam politik, ekonomi dan berbagai sektor publik. Namun hendaknya orang NU harus ada yang terus belajar mendalami agama. Hal ini penting agar umat Islam dapat mengkontekstualisasi pemahaman agama Islam.
"NU juga harus bisa berada dan cerdas menghadapi tantangan jaman. Semua harus berdasarkan fakta ilmiah sesuai dengan jaman globalisasi saat ini. Jadi pakai internet tapi tetap tahlil, pakai HP tetapi tetap membaca Albarjanzi. Jadi NU harus bisa melestarikan tradisi yang baik dan mengambil tradisi baru yang lebih baik," jelasnya.
Sementara itu, KH Maulana Ahmad Hasan selaku Ketua Tanfidyah PCNU Banyumas menegaskan NU Banyumas akan memelihara dan menjaga ukhuwah Islamiyah. NU berdiri di atas segalanya dan ada di atas semuanya. Untuk itulah NU khususnya di Banyumas tidaklah dapat dimaping atau dikotak-kotakan.
"Untuk itulah kami mengajak semua komponen di Banyumas ini untuk senantiasa menjaga persaudaraan Islam dan persaudaraan antar agama. Diharapkan NU dapat semakin bermanfaat bagi agama, bangsa dan negara ini. Sekali lagi NU dan NKRI adalah harga mati," ujar Gus Hasan begitu ia akrab disapa.
Selain Jam'iyyah Nahdlatul Ulama, dalam acara tersebut turut hadir unsur Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Tengah, tokoh ulama, tokoh lintas agama, Bupati dan Muspida Banyumas, dan juga para Bakal Calon Bupati dan Wakil Bupati Banyumas.
Redaktur : Hamzah Sahal
Kontributor : Susanto
Komentarku ( Mahrus ali):
Di katakan dalam artikel tsb sbb:
NU juga harus bisa berada dan cerdas
menghadapi tantangan jaman. Semua harus berdasarkan fakta ilmiah sesuai dengan
jaman globalisasi saat ini. Jadi pakai internet tapi tetap tahlil, pakai HP
tetapi tetap membaca Albarjanzi. Jadi NU harus bisa melestarikan tradisi yang
baik dan mengambil tradisi baru yang lebih baik," jelasnya.
Komentarku ( Mahrus ali):
Tahlil setelah kematian itu bid`ah yang harus di
buang bukan sunnah yang harus di lestarikan. Banyak kesesatan di dalamnya, dan
minim kebenarannnya. Begitu juga berzanji, banyak kesyirikan yang terkandung di
dalamnya, jarang sekali ketahuidan di dalamnya.
Bacalah disini dan Klik lagi disini:
Di katakan dalam artikel tsb sbb:
Diharapkan NU dapat semakin
bermanfaat bagi agama, bangsa dan negara ini. Sekali lagi NU dan NKRI adalah
harga mati," ujar Gus Hasan begitu ia akrab disapa.
Komentarku ( Mahrus ali):
Disini terdapat kesesatan yang
disengaja atau tidak, di pahami atau tidak. Yaitu kesan saya dalam pernyataan tersebut adalah
melestarikan negara kufur ( NKRI ), dan akan menentang segala macam upaya untuk
mengislamkan negara ini. Ini ajakan yang sangat buruk, bukan agak baik,
menyesatkan, bukan mengarahkan kepada jalan para rasul, tapi jalan para Dajjal
dan tentara Iblis. Ingatlah ayat ini dan lupakan ayat – ayat dlm UU negara
Thaghut:
أَفَحُكْمَ الْجَاهِلِيَّةِ يَبْغُونَ وَمَنْ
أَحْسَنُ مِنَ اللَّهِ حُكْمًا لِقَوْمٍ يُوقِنُونَ
Apakah hukum Jahiliyah yang mereka
kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi
orang-orang yang yakin? Maidah 50
يُرِيدُونَ لِيُطْفِئُوا نُورَ اللَّهِ
بِأَفْوَاهِهِمْ وَاللهُ مُتِمُّ نُورِهِ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ(8)
Mereka ingin hendak memadamkan
cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tetap
menyempurnakan cahaya-Nya meskipun orang-orang kafir benci. Shof
Klik lagi disini:
Pergilah
ke blog kedua http://www.mantankyainu2.blogspot.com/
Dan kliklah 4 shared mp3
jangan di panahnya.
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan